Happy Reading💜
Mengapa harus ada pertemuan, jika pada akhirnya tetap ada perpisahan yang akan menimbulkan luka?
***
Cuaca pagi ini tampak cerah dan juga bersahabat. Langit biru serta terik matahari sudah menghiasi pagi. Semuanya tampak telah bersiap untuk menyambut kegiatan hari ini.Begitupun dengan Alula. Hari ini adalah hari pertama ia bersekolah kembali. Perasaan asing dan was-was itu selalu mengganggunya akhir-akhir ini. Sebenarnya Alula tidak ingin pindah sekolah lagi. Namun karena keinginan bundanya, akhirnya Alula menyanggupi. Apapun keputusan bundanya Alula akan selalu menerima, karena bunda adalah satu-satunya orang yang Alula punya sekarang. Sang bunda sudah siap untuk hidup kembali di sini. Memulai usaha kembali dan mencoba untuk berdamai serta melupakan segala yang terjadi.
Sebelumnya, Alula memang menetap di Jakarta sebelum pindah ke Palembang. Perceraian juga pengkhianatan ayahnya lah yang membuat dia dan bundanya memutuskan untuk pindah ke kota orang. Bundanya butuh waktu untuk mencerna semuanya, bahwa apa yang telah ayahnya lakukan berhasil menghancurkan mereka hingga tak bersisa.
Hingga sekarang, Alula tidak tahu bagaimana kabar orang yang ia sebut dengan ayah. Mereka tidak pernah lagi berhubungan sekarang. Alula tumbuh dan besar di Jakarta. Bahkan, hampir separuh hidupnya dia habiskan di kota metropolitan itu. Jadi Alula sudah tahu mengenai segala hal tentang Jakarta. Kemarin dengan mengejutkannya, tiba-tiba bundanya memutuskan untuk pindah kembali ke sini dan Alula tak ada pilihan selain menyetujui.
Alula bukanlah orang yang mudah bergaul, ia adalah gadis yang sulit berinteraksi dengan orang baru, ia bahkan merasa keberatan ketika bundanya memutuskan untuk pindah rumah. Namun karena tidak ingin egois, Alula akhirnya menyetujui keinginan bundanya meski dengan berat hati. Selain karena terlalu sulit menyesuaikan diri di lingkungan yang baru, faktor utamanya adalah bahwa kota itu adalah tempat yang paling Alula hindari. Segala kenangan buruk, Alula dapatkan di sana.
Alula menghela napas panjang sebelum akhirnya melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam sekolahnya, yakni SMA Galesha. Ya, ini adalah sekolah yang beberapa waktu lalu dipilih oleh sang bunda untuk menjadi tempat Alula menuntut ilmu. Selain karena jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah, SMA Galesha merupakan sekolah favorit dikalangan anak muda karena fasilitas dan sarana yang lengkap dan jangan lupakan fakta bahwa SMA Galesha adalah sekolah untuk para anak-anak dengan golongan ekonomi tinggi atau dari golongan elit. Alula sebenarnya tidak ingin bersekolah di sini sebab biaya di sini sangat mahal. Dia tidak ingin merepotkan bundanya, tapi tentu usul itu langsung ditolak mentah-mentah oleh sang bunda.
Baru beberapa langkah ia berjalan, pandangan para murid langsung tertuju padanya. Bila dibandingkan dengan murid lain, seragam yang Alula kenakan lah yang mencuri perhatian para murid Galesha.
Jika diperhatikan kembali, selain karena seragam yang ia kenakan berbeda, wajahnya lah yang menjadi daya tarik utama. Wajah Alula yang bisa dikatakan cantik, ralat bahkan sangat cantik membuat ia menjadi pusat perhatian terutama bagi para kaum adam yang seakan mendapat rezeki nomplok karena pagi mereka di isi dengan pemandangan indah yang jarang sekali mereka dapatkan, dan jangan lupakan senyuman manis yang selalu menghiasi bibir indah perempuan itu juga wajah yang menegang kaku.
Menjadi pusat perhatian bukanlah keinginan dari Alula, ia bahkan risih harus berjalan dengan diiringi tatapan tajam penuh keingintahuan pada dirinya. Alhasil karena merasa risih Alula melangkahkan kakinya dengan cepat sambil menundukkan kepala guna menghindari tatapan-tatapan yang ditujukan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELRIGEL
Teen Fiction"Apa salah jika aku mencintai pacar dari sahabatku sendiri?" - Alula Elara Galexia Agatra "Dia hanya masa lalu, orang biasa yang pernah mengisi hari-hariku." - Daffa Aric Elrigel "Apa aku terlalu baik? Membiarkan mereka berjumpa sama saja dengan me...