-ILMB || HANSEN

2.2K 66 0
                                    

••••

"Lalu..."

"Hansen memiliki kepribadian tertutup. Terutama pada dunia luar. Hansen tidak pernah keluar rumah seorang diri. Ia harus Slalu di jaga."

"Hansen bersikap seperti itu karna ia trauma. Semenjak kejadian dulu ketika ia masih SMP. Teman-temannya membully Hansen, Mereka mencelakai Hansen. Sampai Hansen hampir saja kehilangan nyawanya karna ulah bodoh dari teman-temannya itu." ucap bu Firda. Matanya mulai berkaca-kaca menceritakan kejadian malang beberapa tahun yang lalu yang menimpa putra nya itu.

"Semenjak kejadian itu, Hansen menjadi seorang Pendiam, penyendiri, serta tidak peduli lingkungan sekitarnya, Hansen Slalu berada di dalam kamarnya. Karna baginya kamarnya adalah tempat yang paling aman."

"Namun aku khawatir padanya, dulu Hansen pernah melukai dirinya sendiri, ia menggunakan pisau untuk melukai lengannya sendiri. Hansen terkadang seperti itu. Ia terkadang sering melukai dirinya sendiri di dalam kamarnya. Hansen self harm dia bisa menjadi seperti itu ketika ia merasa muak dengan dunianya. Aku pernah membujuknya, pernah membawanya ke tempat psikologi anak dulu. Namun sama saja. Tidak ada yang berubah dari Hansen."

"Ini memang aneh, tapi seperti ini-lah Kenyataanya, kecha."

"Maka dari itu aku membutuhkan seorang perawat serta penjaga untuk Hansen. Dulu juga sudah ada seorang wanita tua yang Menjadi babysitter dan pengasuh Hansen. Namun, ia mengundurkan diri karna ancaman dari Hansen. Hansen mengancam wanita tua itu dengan ancaman akan membunuhnya jika ia masih bekerja di sini."

Mendengar cerita itu kecha bergidik ngeri.

"Tapi kau tak perlu takut kecha. Hansen bukan seorang psycopath. Hansen anak baik. Ia sangat menyayangi ku serta papahnya, dulu Hansen adalah laki-laki yang sangat baik, kecha. Aku menginginkan putraku kembali seperti dulu." ucap bu Firda menangis.

Kecha mengelus pundak bu Firda. Menenangkan majikannya ini.

"Jika kau keberatan dengan pekerjaan ini tak masalah, kecha. Kau boleh mencari pekerjaan yang lain." ucap bu Firda menatap kecha.
Kecha tersenyum meyakinkan bu Firda.

"Tidak bu. Aku akan tetap melaksanakan pekerjaan ini. Aku ingin mencoba menaklukkan sifat hansen. Aku juga akan menjaga serta membimbing Hansen. Menjadi Hansen dulu lagi." ucap kecha tulus.

"Kau gadis yang baik,kecha."ucap bu Firda mengembangkan senyumannya

*****

Seorang pria berwajah tampan, berbola mata coklat, berbibir pink itu sedang asik membaca buku legendary miliknya di dalam kamar.

Di dalam kamar pria tersebut banyak sekali piala-piala terpanjang di lemari besar, Piala itu beragam. Dari hasil prestasi yang di miliki Hansen.
Mulai dari juara 1 olimpiade matematika tingkat internasional. Sampai menjuara atlet renang nasional bahkan internasional.

Seketika pria itu menutup buku yang sedang ia baca. Ia bangkit dari tempat tidur nya. Menuju cermin yang berada di kamarnya.
Ia memandangi pantulan dirinya dari cermin. Menatap wajah cemen yang Slalu ia benci. Hansen membenci dirinya sendiri. Ia sama sekali tidak tahu caranya untuk mencintai dirinya.

Pria datar ini menatap pantulan wajahnya sendiri di cermin, kenangan masa SMP nya dulu Slalu teringat kembali oleh nya, tangan Hansen mengepal kuat.

"Aku membenci diriku!" Makinya.
Tangan pria itu terkepal. Bersiap untuk menonjok cermin di hadapannya.

Tok!tok!tok!

Suara ketukan pintu itu membuatnya Mengurungkan niatnya. Menatap pintu itu dengan sorot dingin.

"Ini mama, Hansen. Buka pintunya." Seru bu Firda dari balik pintu.

Hansen segera membuka pintu kamarnya. Benar saja! di depan pintu kamarnya mama nya tersenyum padanya.

"Mama boleh masuk?" tanya bu Firda.

"Masuk saja." Saut Hansen singkat.

Bu Firda masuk ke dalam kamar Hansen. Duduk di tepi ranjang Hansen. Begitupun Hansen.

Hansen tak memandangi mamanya itu, ia hanya memandang ke arah bawah, memandangi lantai kamarnya.

"Mama tau kamu pasti kesal dengan mama. yang membawakan mu babysitter baru." ucap bu Firda langsung pada intinya.

Hansen menatap mamanya dengan sorot mata dingin.

"Mama tau kau pasti tidak menyukainya. Namun percayalah pada mama, dia gadis yang baik. walau dia seusia dengan mu, tapi mama yakin dia pasti bisa Merawat serta menemanimu." Ucap bu Firda meyakinkan Hansen. Bu Firda menggengam tangan Hansen.

"Kau tau alasan mama seperti ini?karna mama khawatir dengan mu, Hansen. Mama ingin kau memiliki penjaga serta teman. Maka dari itu mama meminta dia untuk menjadi babysitter mu." Lirih bu Firda.

Hansen menatap lengannya sendiri yang masih setia digenggam oleh mamah nya itu.

"Siapa nama dia?" tanya Hansen. Suaranya mulai lembut pada mama nya. Tak dingin seperti tadi.

"Kecha. Namanya kecha." Saut bu Firda tersenyum.

"Mama harap kau mau menerima kecha besok Hansen. Menerimanya sebagai babysitter mu." ucap bu Firda.
Ia mengelus lembut rambut putranya itu. Lalu tersenyum.
Kemudian keluar dari kamar Hansen.

Hansen menatap kepergian mamanya dari belakang. Sampai mamanya benar-benar enyah dari kamarnya.

Hansen menghela nafas panjang.
Ia mengusap kasar wajahnya.

"Kenapa harus dia!" Runtuk Hansen.

Hansen kesal, ia membenci dirinya. ia membenci dirinya sendiri! Kenapa dirinya ini sangat aneh sekali, sampai-sampai ia harus di asuh oleh sang babysitter.

Hansen tak tau harus berbuat apa, ia mau menolak pun percuma.
Toh! Nyatanya gadis itu sudah menerima pekerjaan ini dan sudah mulai menjadi babysitter nya sekarang, mau tak mau Hansen harus menerimanya.

••••

.

.

.

ILMB story [Tersedia EBOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang