••••
Kecha berjalan di sepanjang jalan trotoar. Ia masih memikirkan Hansen sedari tadi. memikirkan kemana perginya tuan mudanya itu.
"Kemana si dia!" cibir kecha jenuh.
Kecha terus saja berjalan tanpa tujuan. Ia harus mencari Hansen. Kalau tidak, Bu Firda akan memarahinya.
Tinn!!tiinn!!
Sebuah klakson mobil mengagetkan kecha, Kecha menengok ke arah mobil itu. Mobil itu berhenti tepat di belakang kecha.
Kecha mengenali mobil itu. Itu adalah mobil milik keluarga pak bram.
"Heii!!..kecha." panggil sopir pribadi keluarga Bram.
Kecha menghampiri segera sopir itu.
"Pak Jaya, dimana Tuan Muda hansen?" tanya kecha gelisah.
"Tadi aku baru saja dari kampus nya untuk mencarinya, namum teman-temannya bilang Hansen tidak ke kampus hari ini. Kemana diaa" ucap kecha kalang kabut.
"Hei tenang dulu, aku Sudah tau itu, ini aku akan memberi tahu dimana Hansen sekarang," Saut pak Jaya si sopir pribadi.
"Dimana dia?" tanya kecha.
"Tuan muda Hansen sekarang berada di pantai, ia sedang berada di dermaga pantai. Itu merupakan tempat favorit Tuan muda." jelas pak Jaya.
"Kau harus segera menghampirinya kecha." lanjutnya.
"Aku akan kesana." Saut kecha.
"Cepatlah, aku takut kalau tuan muda Hansen menceburkan dirinya ke laut." Saut pak Jaya berbicara asal.
"Kau ada ada saja. Tidak mungkin. Kalau begitu ayo cepat antar aku ke sana." cibir kecha.
Kecha pun segera menuju ke dermaga pantai. Tempat favorit Hansen.
Setibanya kecha di sana. Kecha terus berlarian kecil mencari keberadaan Hansen.
Kecha berlari menelusuri setiap melosok dermaga pantai, mencari sesosok majikannya ini.
Sampai-sampai ia akhirnya menemukan sesosok laki-laki yang perawakannya sudah ia kenal.
Sesosok laki-laki menggunakan Hoodie berwarna Navy kepalanya ia tutup menggunakan kupluk Hoodie tersebut. Pandangan laki-laki itu masih lurus ke arah laut. Menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajah tampannya itu"Tuan mudaa!" panggil kecha sambil berlarian kecil menghampiri Hansen.
Hansen menoleh ke arah kecha yang sedang berlarian kecil menghampirinya.
Kecha mengatur nafasnya yang berasa sesak karna berlarian sedari tadi.
Hansen cukup terkejut dengan kehadiran kecha. Namun ia semaksimal mungkin menutupi rasa terkejut itu."Aku mencarimu dari tadi" ucap kecha menatap Hansen. Nafas nya masih tak beraturan akibat berlarian tadi
Tak ada jawaban dari Hansen. Hansen masih memperhatikan wajah kecha yang berkeringat dan terdapat beberapa rambut yang menutupi wajah cantik Gadis desa itu.
Kecha mengatur nafasnya sejenak, kemudian mulai berbicara.
"Kenapa kau tidak ke kampus?" tanya kecha.
"Mau apa kau ke sini?" Bukannya menjawab, Hansen malah bertanya balik.
"Sudah ku bilang. Aku pengasuh pribadimu, tugasku adalah menjaga mu." ucap kecha.
"Aku tidak perlu di jaga!" bantah Hansen dingin.
"Lebih baik kau pergi saja sana." usir Hansen tak ada ramah ramahnya.
Kecha terkejut mendengarnya. Kecha menggelengkan kepalanya cepat.
"Tidak! Aku tidak akan pergi dari sini sebelum kau ikut pulang dengan ku." Saut kecha membela diri.
Hansen tersenyum sinis. Menatap kecha dengan tatapan lebih dingin.
"Pulang sekarang." Cecar Hansen menatap kecha lekat.
"Tidak tuan Muda!" bantah kecha kekeh.
"Sekarang aku ingin bertanya padamu. Kenapa kau tidak pergi ke kampus hari ini?" tanya kecha lagi karena pertanyaan awalnya tidak di indahkan oleh hansen.
"Bukan urusanmu." Saut Hansen memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Itu urusan ku. Aku adalah pengasuhmu, tuan muda."
"Kenapa kau tidak ke kampus?" tanya kecha lagi.
Hansen terdiam. Ia menundukkan kepalanya.
"Ayo pulang."
Bukannya menjawab pertanyaan kecha, hansen malah melengaskan langkah nya meninggalkan kecha
Kecha mengikuti Hansen, berusaha mensejajarkan langkahnya dengan langkah Hansen.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku, tuan muda?" Cicit kecha greget
Hansen menghentikan langkahnya, kecha Pun tersentak mengikuti Hansen berhenti, kemudian menatap kecha sambil berkata,
"Jika kau pengasuhku, seharusnya kau sudah tau tentang diriku, dan alasan mengapa aku tidak ke kampus." ucap Hansen Menjelaskan.
Untuk kesekian kalian nya Hansen berbicara panjang seperti itu.Kecha menghentikan langkahnya. Membiarkan Hansen berjalan mendahuluinya.
Ucapan Hansen barusan masih terbayang oleh kecha.
"Hansen? Si anak aneh itu bukan?"
"Kami di kampus memang menyebutnya sebagai pria aneh."
Ucapan dari teman-teman kampus Hansen mengingatkan kecha.
Bahwa alasan Hansen tidak kuliah adalah itu!
Karna Hansen selalu di ejek oleh teman kuliahnya.
Kecha mengerti sekarang.Kecha pun segera menyusul Hansen yang sudah berjalan jauh di depannya.
*****
"Kenapa lagi Hansen? Karna ejekan itu lagi?" tanya pak Bram.
Hansen saat ini sedang di sidang oleh bu Firda serta pak Bram karna alasan ia tidak pergi ke kampus tadi pagi.
Pak Bram dan bu Firda mengetahui itu karena ia di beritahu oleh pihak kampus, bahwa Hansen jarang masuk sekarang-sekarang ini.
Hansen terdiam. Tak berani menyauti ucapan papah nya itu.
"Jawab papah Hansen!" bentak pak Bram.
"Hansen jawab pertanyaan papah mu" ucap bu Firda.
Bu Firda mengelus punggung pak bram berusaha menenangkan suaminya itu.Kecha datang. Ia memberikan kopi untuk pak Bram. Kecha juga tadi sempat mendengar pak Bram membentak Hansen.
"Hansen capek." Ucap Hansen. Hansen segera beranjak dari hadapan kedua orang tuanya beserta dengan kecha.
"Hansen! Mau kemana kau, papah dan mamah belum selesai bicara, Hansen!" teriak pak Bram mulai emosi.
Tapi Hansen tak menggubrisnya ia tetap berjalan menuju kamarnya.Pak Bram mengusap kasar wajahnya.
mengehela nafas panjang."Makin hari kelakuan Hansen makin jadi!" ucap pak Bram.
"Sabar pah. Mama akan bicara baik-baik dengan Hansen." ucap bu Firda menenangkan pak Bram.
Kecha masuk ke dalam kamarnya, ia memikirkan kejadian barusan, ketika Hansen di bentak oleh pak Bram.
"Seharusnya mereka tidak membentak Hansen seperti itu."ucap kecha pada dirinya sendiri
"Seharusnya bicara baik-baik padanya."
"Aku akan bicara pada bu Firda nanti" sambung kecha.
Kecha pun segera tidur. Karna hari ini cukup melelahkan baginya karena ia sempat mencari-cari keberadaan Hansen tadi siang.
•••••
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILMB story [Tersedia EBOOK]
عشوائي[SUDAH TERBIT E-BOOK DI PLAYSTORE] Tidak memaafkan menjiplakan cerita dalam bentuk apapun. ****** "Berhenti jadi pengasuh ku, kau mempersulit ku!" Tukas pria berwajah bak dewa itu "Ini pekerjaan ku, jadi aku akan tetap menjadi pengasuh mu dan menjad...