•••••
Hansen masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu kamar nya dengan kasar dan mengunci pintu kamarnya.
Hansen masuk ke dalam lemari pakaiannya yang cukup besar dan kosong itu. Entah mengapa, jika Hansen frustasi ia Slalu bersembunyi ke dalam lemarinya itu untuk menenangkan dirinya.
Itu memang sangat aneh.
Setelah beberapa menit ia di dalam lemari itu, akhirnya Hansen keluar dari dalam lemari itu.
Hansen duduk di pinggir ranjangnya.
Menghela nafas. Mengacak rambutnya frustasi."Arghh!!" teriak Hansen frustasi.
"Itu semua karna gadis itu!"
"Aku akan membuatnya keluar dari rumah ini, membuatnya tidak betah bekerja di sini" ancam Hansen di luputi perasaan dendam.
*****
Kecha bangun awal saat ini. Ia di ajak ke toko sayur bersama Widia.
Kecha pun menemani Widia belanja sayur."Kecha, semalam tuan muda kenapa lagi? Sepertinya semalam aku mendengar tuan Bram membentak tuan muda Hansen."tanya widia.
Usia Widia dengan kecha hanya berbeda 5 tahun."Karna tuan muda Hansen tidak pergi ke kampus pagi tadi." jawab kecha seadanya.
"Ah..itu alasannya" Saut Widia mengerti.
"Kasihan ya tuan Muda, kecha"lanjut Widia
"Dia masih muda, tuan muda juga cerdas, tampan pula, tapi sayang sifat dan kepribadian tuan Muda yang tertutuplah membuat tuan muda jadi seperti itu."
"Iya Widia."
"Kau harus merubah tuan muda, kecha!" seru Widia sambil memegang tangan kecha.
"Aku sudah bekerja di rumah pak Bram sudah hampir 6 tahun, kecha. Ketika aku berumur 17 tahun, tuan muda Hansen masih berusia sekitar 12 tahun, Waktu kecil tuan muda Hansen amat sangat bahagia dan ceria, ia Baik dan suka menolong, tetapi ketika ia masuk SMP karna pembullyan itu, hingga sekarang tuan muda Hansen merubah sikapnya karena trauma."
ucap Widia panjang lebar."Kau harus mengembalikan Hansen yang dulu, kecha."pinta Widia.
"Baik. Akan aku kembalikan di menjadi Hansen yang dulu." balas kecha.
*****
Kecha bersama Widia kembali ke rumah tuan Bram dan ibu Firda setelah berbelanja sayur pagi tadi.
"Kecha kau bisa masak kan?" tanya Widia seraya mengeluarkan beberapa belanjaan yang baru dibeli.
"Tentu bisa." jawab kecha.
"Baiklah, hari ini kau saja yang masak ya, aku di minta nyonya untuk menemani dia ke salon nanti. nyonya Slalu begitu, tenang saja, pelayan-pelayan yang lain akan membantumu memasak ko."
"Iya iya Widia, tenang saja. Serahkan semua pada kecha." Cecar kecha Tersenyum.
"Yasudah, Terimakasih kecha."
Setelah itu kecha pun mulai memasak menggunakan bahan-bahan yang sudah kecha dan Widia beli tadi.
Selagi kecha memasak ia tak berhenti bernyanyi dan bersenandung. Untuk menghibur dirinya agar tidak bosan.
"Astagaa! Lupa! Gulaa. Ini harus di beri gula!" Cicit kecha sambil menepuk jidatnya.
Kecha mencari gula di sekitar tempat bumbu dapur yang ada di dapur ini.
"Ko tidak ada ya? apa jangan-jangan aku dan Widia lupa beli?" Ucap kecha berbicara sendiri.
"Ya sudah beli lagi saja deh. Dari pada masakannya kurang gula gini." sambung kecha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILMB story [Tersedia EBOOK]
Random[SUDAH TERBIT E-BOOK DI PLAYSTORE] Tidak memaafkan menjiplakan cerita dalam bentuk apapun. ****** "Berhenti jadi pengasuh ku, kau mempersulit ku!" Tukas pria berwajah bak dewa itu "Ini pekerjaan ku, jadi aku akan tetap menjadi pengasuh mu dan menjad...