-ILMB || TUGAS (7)

1.7K 45 0
                                    

•••••

Universitas ternama di Jakarta, sekolah itu merupakan sekolah para anak2 dari pejabat serta pembisnis terkenal di Jakarta.

Di sebuah taman belakang kampus, terdapat deretan bangku yang berjejer di sana.
Di bangku tersebut terdapat dua manusia berbeda genre.

"Jadi kenapa mereka bersikap seperti itu pada mu?" tanya kecha.

Hansen terdiam, menghela nafas, dan masih sibuk memainkan ponselnya.

"Sudah ku jelaskan bukan alasannya?"cerca Hansen menatap kecha sekilas, lalu kembali berkutik pada ponselnya. Kecha memangguk-manggukan kepalanya tanda ia mengerti alasannya.

"Maka dari itu aku ke sini," ucap kecha masih menatap Hansen,
Seketika Hansen langsung menatap balik kecha. Ia menaikan sebelah alisnya dengan raut wajah bingung.

Kecha menghembuskan nafas nya, lalu tersenyum sumringah menatap Hansen.

"Aku ke sini, bukan untuk menjadi pengasuhmu,bodoh!" cerca kecha

"La-lalu?"tanya Hansen gugup, karna wajah kecha begitu dengan dengan nya, menampilkan wajah cantik alami dari gadis di hadapannya ini.

"Aku kesini, untuk menjadi teman muu!" Lanjut kecha tersenyum.

"Maksudmu?"bingung Hansen masih tak mengerti

"Kau ini, lama sekali ngonek nya!"
"Jadi, aku ke sini untuk menjadi teman mu, karna aku tau kalau kau tidak punya teman di kampus kan, tuan muda."lanjut kecha menjelaskan.

Kecha terkekeh, mendapatkan wajah Hansen yang kebingungan dan masih terdiam dengan wajah datarnya.

"Kau tidak perlu menganggap ku sebagai pengasuhmu" ucap kecha, membuat Hansen kembali menatapnya.

"Anggap saja kalau aku ini teman mu, bukan pengasuhmu."sambung kecha, Hansen masih terdiam mendengarkan lagi ucapan yang keluar dari mulut kecha

"Ya, walaupun memang di satu sisi aku ini adalah pengasuhmu, tapi di satu sisi lagi kau boleh Menganggpaku sebagai teman mu" ucap kecha tersenyum.

Hansen tertegun mendengar ucapan kecha, sedikit senyum sangat tipis terpancar di kedua sudut bibir Hansen.

"Terimakasih, kecha"lirih Hansen pelan.

"Apa? aku tidak mendengar?"goda kecha Mendekatkan telinganya pada Hansen.

Hansen langsung memalingkan wajahnya ke arah lain, dan segera memasang wajah datarnya lagi

"Tidak." Saut Hansen cepat

Hansen segera bangkit dari tempat duduknya, berjalan meninggalkan kecha yang masih nyerocos tak jelas karna di tinggal Hansen.

"Eh!! Tuan mu—ups!"cibir kecha segera menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya.

"Hei! Hansen kau mau kemana?!"teriak kecha.
Kecha memang sengaja memanggil nama Hansen bukan menggunakan panggilan 'tuan muda' ketika ia sedang berada di kampus Hansen.

Kecha menyusul Hansen,berlari kecil.

"Kau mau kemana?"tanya kecha

"Kelas, sebentar lagi pelajaran pertama dimulai."Saut Hansen datar

"Lalu aku?"tanya kecha polos

Hansen menghentikan langkahnya, seketika kecha pun ikut menghentikan langkahnya menatap Hansen bingung

"Kau tidak mengikuti ku sampai kelas kan?"tuding Hansen dingin.

"Mau nya si begitu tapi—"ucap kecha terpotong kala seketika Hansen segera memotong ucapannya

"Tidak perlu! Kau tunggu saja di luar kampus!"Potong Hansen tajam

Hansen segera melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya.

Kecha tidak mengikuti Hansen, ia juga tidak akan sampai sebegitunya, mengawasi serta menemani Hansen sampai ke kelas nya.

Kecha pun berjalan keluar dari lorong kampus.
Seketika wajah cantik kecha murung, kala ia mengingat sesuatu.

"Kapan aku bisa kuliah?"lirih kecha pada dirinya sendiri sambil menatap sepasang sepatu kampung murahan miliknya.

———

"Hansen!"panggil kecha pada saat Hansen sudah keluar dari kampusnya sambil melambaikan tangannya.

Kecha pun segera menghampiri Hansen.

"Sudah pulang?"tanya kecha, yang bahkan ia pun sudah tau jika Hansen sudah pulang sekarang

"Hm"Saut singkat Hansen.

"Kita makan siang dulu yu"ajak kecha

Hansen tak menolak dan mengikuti saja kemana gadis ini.

Mereka sampai di sebuah warung makan pinggir jalan Tak jauh dari kampus Hansen.
Hansen nampak bingung kenapa kecha mengajaknya kemari.

"Kenapa tidak di restoran?"tanya Hansen bingung

"Mmm..itu karna.."

"Tidak ada uang?"potong Hansen cepat.

"Aku yang akan bayar."sambung Hansen tajam.

"Ah..bukan begitu tuan muda, hanya saja aku ingin merasakan makanan kampung Ku lagi"Saut kecha tersenyum kikuk

"Terserah kau"Saut Hansen malas

Tak lama makanan mereka pun sampai, kecha memakan dengan begitu lahap, sementara Hansen makan dengan ragu. Tentu kalian sudah tahu kenapa Hansen begitu? Karna memang dari dulu Hansen Slalu makan di restoran-restoran besar, dan baru kali ini kecha mengajaknya makan di sebuah warung makan kecil.

Hansen mulai memakan sedikit demi sedikit.

"Makanan ini tidak terlalu buruk, sama saja" batin Hansen.

Setelah makan selesai kecha dan Hansen pun pulang ke rumah.

"Aku ingin melanjutkan tugas ku dulu ya tuan muda, kalau kau perlu sesuatu panggil aku saja"ucap kecha

"Hm"

Kecha pun segera pergi menuju kamarnya.

Namun seketika bu Firda memanggil kecha.

"Kecha kemarilah."panggil bu Firda

"Ada apa bu?"tanya kecha gugup

"Ada yang ingin aku bicarakan padamu"ucap bu Firda serius

Kecha pun hanya mendengar apa yang ingin bu Firda bicarakan Bicarakan.

••••

Bersambung...

ILMB story [Tersedia EBOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang