-ILMB || TUGAS (1)

2.1K 66 0
                                    

•••••

Sekarang kecha sudah resmi bekerja di rumah bu Firda.
Walau pekerjaan ini sangat aneh. namun, kecha harus menerimanya. Karna ia butuh uang serta tempat tinggal secepatnya.

"Ayo akan ku antar kau ke kamar mu." ajak widia, kepala pembantu di rumah milik bu Firda dan keluarga.

Kecha pun mengikuti Widia mengajaknya ke kamarnya, ia takut jika ia akan kesasar jika ia berkeliling di rumah sebesar ini seorang diri.

"Apakah kau bisa memberi tahu ku tentang tempat-tempat serta ruangan di rumah ini? agar aku nantinya tidak kesasar." ucap kecha dengan wajah polos nya.

"Baiklah." Saut Widia tersenyum ramah tanpa keberatan sedikitpun.

"Kecha! Kau ini cantik sekali!" Cicit Widia, kecha mematung terkejut mendengar penuturan Widia yang memuji dirinya secara tiba-tiba.

"Ahh, kau bisa saja. Terimakasih" Saut kecha kikuk.

Setelah berbincang sedikit dengan widia,
Akhirnya kecha sudah tiba di depan kamarnya.

"Ini kamar mu." ucap Widia.

"Terimakasih banyak." Saut kecha tersenyum ramah.

"Kalau begitu aku permisi, masih Banyak pekerjaan rumah yang harus aku selesaikan." Saut Widia.

"Kalau butuh bantuan dan perlu sesuatu, jangan sungkan bertanya pada ku, ya." Tutur Widia. Kecha memangguk fahan.

Lalu Widia segera pergi dari hadapan kecha.

Kecha pun masuk ke dalam kamarnya. Alangkah terkejutnya kecha mendapatkan kamar sebagus dan sebesar ini.

"Wahh! besar sekali kamar nya, kalau di desa kamar ini mungkin setara besarnya dengan kandang-kandang itik di desa ku yang saat ini sudah lumayan besar." ucap kecha terkekeh sambil membayangkan kandang itik di desanya itu.

"Aku menjadi babysitter saja kamarnya sebesar ini. Bagaimana kamar pemilik rumahnya." lanjut kecha berbicara pada dirinya sendiri.

Kecha pun menaiki kasur itu, Meloncat-loncat di atasnya.
Lalu berbaring. Ia cukup lelah.
Hari pun Sudah malam, besok ia sudah harus mulai bekerja di sini.
Kecha pun memejamkan matanya lalu terlelap ke dalam dunia mimpinya.

*****

Pagi ini kecha bangun cukup pagi. Ia harus segera memberikan sarapan untuk Tuan mudanya. Tak lain adalah Hansen.

Kecha mengenakan Baju babysitter yang telah di sediakan di lemari kamarnya. Kecha juga menguncir konde rambutnya.
Setelah selesai bersiap kecha pun pergi menuju dapur. Mempersiapkan sarapan untuk Hansen.

"Selamat pagi, Widia, semuanya." sapa kecha pada pembantu-pembantu di rumah bu Firda yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.

"Pagi juga, kecha." Saut mereka ramah.

"Sarapan untuk tuan muda sudah siap, Widia?" tanya kecha.

"Ah..sudah itu di sana." Tunjuk Widia mengarah pada senampan sarapan untuk Hansen.

"Kau saja ya, kecha. Yang memberikan sarapan untuk tuan muda." Ucap Widia.

Kecha mengernyit bingung. "Memangnya kenapa?" Tanya kecha.

"Selama kami berempat bekerja disini, kami tidak berani sama sekali mengantarkan makanan untuk tuan muda." Ucap Widia. Ketiga maid yang lain pun hanya memangguk setuju.

"Ooo, seperti itu. Memang nya kenapa tidak berani? Kurasa tuan muda tidak menyeramkan." Ucap kecha heran.

"Kau belum tau saja, kecha." Saut salah satu maid yang usianya sudah dibilang tidak lagi muda.

Kecha memangguk Faham.

"Yasudah, biar aku saja yang mengatarkan sarapan untuk tuan muda." Pinta kecha.

Widia pun memberikan sebuah nampan beserta piring berisi sarapan Tak lupa pula dengan gelas berisi air putih.

"Terimakasih. Kalau begitu aku pergi mengantar sarapan ini dulu"

"Baiklah.

"Kau harus berhati-hati" ucap Widia.

Kecha mengerutkan keningnya bingung.

"Memangnya kenapa?" Tanya kecha bingung.

"Tuan muda sangat berbahaya, apalagi dengan aura dinginnya itu. Intinya kau harus hati-hati dan Slalu bersabar menghadapi nya"

"Ah begitu ya, oke. Baiklah, Terimakasih Widia"

Setelah itu kecha pun mengantar sarapan ke kamar tuan muda Hansen.
Sebutan itulah yang biasa di sebut para pembantu-pembantu di rumah kel. bu Firda pada Hansen.

Sebenarnya kecha sudah di beri tahu oleh Widia dimana letak kamar Hansen. Kecha baru Mengetahui kamar hansen saja di rumah ini.

Kecha tiba di depan pintu kamar Hansen.
Pintu itu masih saja tertutup. Menandakan pemilik kamar ini belum bangun dari tidur nya. Mungkin...

Kecah menarik nafas lalu membuangnya. Ia menyiapkan nyali nya untuk melaksanakan tugas pertama nya ini.

Took!tok!tok!

Kecha mengetuk beberapa kali pintu kamar Hansen.
Tak ada tanda-tanda pemilik kamar akan membukakan pintu itu.

"Tuan mudaa!" seru kecha memanggil Hansen dari balik pintu.

"Tuan muda!" panggil kecha lagi. Sambil terus mengetuk pintu kamar hansen.

Di seberang pintu sana. Nampak seorang pria terganggu tidur nya. Karna suara panggilan serta ketukan pintu itu
Pria itu terbangun dari tidurnya. Menduduki tubuhnya yang semula tiduran.
Menatap jengah ke arah pintu kamarnya.

"Tuan muda!! apa kau masih tidur?" panggil kecha tak menyerah.

Hansen mengerutkan keningnya.
Tak biasanya pelayan rumahnya membangunkan dirinya sampai sebegitunya. Biasanya, jika Hansen tak menyauti pasti para pelayan itu menyerah dan pergi dari depan kamar Hansen.

"TUAN MUDAA!!" panggil kecha menaikan nada suaranya karna sedari tadi tak ada jawaban dari Sang pemilik kamar.

Hansen menyerengitkan dahinya. Mengehela nafas kasar.

"Mau apa kau?" jawab Hansen dari kamarnya tanpa membukakan pintu kamarnya tersebut.

"aku ingin mengantarkan sarapan untukmu tuan muda." balas Kecha.

"Buka pintunya tuan muda. Ini sarapan Mu." lanjut kecha setengah berteriak.

"Taruh saja di sana." balas Hansen malas.

"Apa kau bilang? taruh saja di sini? kau manusia. Bukan seekor kucing. Tak mungkin aku membiarkan makanan mu tergeletak begitu saja di Depan pintu kamar mu." cerca kecha panjang lebar.

Hansen menghela nafas panjang. Memejamkan matanya.

"Bawel sekali dia." cibir Hansen greget.

"Cepat buka pintu nya tuan muda. Aku sudah lelah sedari tadi memanggilmu di sini. Masih Banyak tug-" omongan kecha terpotong saat Hansen membuka pintu kamarnya.

"Berikan." Saut Hansen singkat tanpa menoleh ke arah kecha.

Hansen pun mengambil sarapan yang telah di bawakan kecha untuk nya.

"Sudah kan?" tanya Hansen menatap kecha dingin.

"Ah..iya sudah." Saut kecha gugup dirinya di tatap lekat seperti itu oleh hansen.

"Ya sudah sana." usir Hansen.

Kecha tersadar dari lamunannya karna sedikit terkejut saat Hansen tiba-tiba membukakan pintu kamarnya.

Tanpa jawaban dari kecha, Hansen segera menutup pintu kamarnya kembali masuk ke dalam kamarnya.

"Aish! benar-benar aneh dia." lirih kecha.

Kecha pun segera beranjak dari depan kamar Hansen. Menyelesaikan tugas lainnya yang ingin ia selesaikan.

••••
.

.

.

ILMB story [Tersedia EBOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang