Taman Bermain

246 36 3
                                    

Kedua pasangan yang 'bernasib' sama itu tengah asik menunggu Bus datang di halte. Diselingi dengan obrolan yang menarik dan terkadang Seung hee dan Jimin tertawa karena lelucon masing masing.

Mereka sepakat, pergi ke Taman bermain untuk mengawali pendekatan mereka agar lebih nyaman.

Bus yang ditunggu tunggu akhirnya datang juga. Mereka memasuki Bus, Seung hee duduk didekat jendela sedangkan Jimin duduk disebelahnya.

Mereka tidak merasa canggung atau jaim, semua berjalan senatural air yang mengalir. Mungkin karena itu Jimin merasa nyaman bersama Seung hee karena ia tidak Jaim-an orangnya.

****

Langit begitu cerah, seakan semesta mendukung kedekatan Seung hee dan Jimin agar semakin lengket. Mereka mulai menaiki Bianglala.

disaat Bianglala itu tepat berada diatas. Jimin menikmati pemandangan dari jendela Bianglala, hingga tiba tiba ada sedikit guncangan yang membuat Seung hee terkejut dan mendekat kearah Jimin, mereka tidak menyadari kalau mereka terlalu dekat dan akhirnya Jimin menoleh untuk memastikan keadaan Seung hee, tidak sengaja bibir Seung hee bertemu dengan bibir Jimin.

Mata mereka bertemu dan membola seketika, membuat degub jantung keduanya bertalu dengan cepat. Diantaranya tidak ada yang berniat menjauhkan wajah, mungkin akibat terkejut dengan kejadian yang tak terduga.

Setelah mendapatkan kesadaran, Seung hee memalingkan wajahnya dan kecupan bibir yang tidak disengaja itu terlepas.

"Mian, aku tidak sengaja." Ujar Seung hee sambil menunduk.

Takut jika Jimin merasa kalau dirinya terlalu gampangan. Padahal niat Seung hee bukan untuk mencari kesempatan, memang Seung hee menyukai Jimin tapi tidak berpikiran untuk menciumnya.

Tetapi kejadian itu yang membuat Seung hee malu sekaligus takut. Malu karena takut dianggap agresif dan takut Jimin ilfeel.

"Gwaenchana, tidak usah takut, itu yang pertama untukku. Dan kau berhasil membuat jantungku berdegub tidak karuan." Ujar Jimin sambil terkekeh.

Penyataan yang dikatakan oleh Jimin membuat Seung hee terkejut, ternyata pemikirannya salah. Lalu Seung hee mengangkat kepalanya guna menatap Jimin, lalu berujar. "Aku benar benar tidak mencari kesempatan kok."ujar Seung hee dengan wajah polos dan mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk V. Peace

"Iya aku tahu."kata Jimin tersenyum sambil mengacak puncak kepala Seung hee.

****

Setelah puas dengan acara bermain main dengan Bianglala dan kemudian mencoba permainan yang lain. Matahari sudah mau tenggelam, sore berganti dengan malam. Perut masing masing mulai berbunyi, mereka memutuskan untuk makan dikedai dekat Taman Bermain.

Memesan 2 Tteokbokki dan 2 gelas Teh hangat. Obrolan mereka tidak pernah terhenti, walaupun tadi Seung hee sempat canggung tapi Jimin mengalihkan kecanggungan itu. Memang pasangan yang saling melengkapi.

Selesai makan, mereka memutuskan pulang. Jimin melihat Seung hee yang sudah kelelahan akibat terlalu bersemangat dan tertawa seharian ini.

****

Jimin memutuskan memberhentikan Taxi, agar mempersingkat waktu karena ia tidak tega melihat Seung hee kelelahan.

Diperjalanan, Jimin menatap Seung hee yang tertidur di bahunya. Melihat Seung hee tertidur pulas, membuat perasaan Jimin menghangat. Semakin nyaman itulah yang ia rasakan.

Jimin pun ikut tertidur diatas kepala Seung hee. Sang supir Taxi yang melihat melalui kaca spion juga ikut tersenyum, merasakan betapa serasinya mereka.

Hingga Taxi itu berhenti di tempat tujuan. Mereka masih pulas tertidur, akhirnya Supir Taxi itu memberanikan diri untuk membangunkan mereka.

"Tuan, kita sudah sampai tujuan."ujar Supir Taxi.

***

Keesokan harinya, Tuan Park yang paling Jimin cintai. Menagih hutangnya pada Jimin. Bukan hutang uang tapi hutang janji, yang katanya akan mencari calon istrinya sendiri.

Pintu kamar Jimin terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya, Park Mina. Ibunda Jimin, yang Jimin kasihi. Ayahnya tahu kelemahan Jimin, dengan menyuruh Ibunya mendatangi kamar Jimin dan menyuruhnya datang keruang kerja Ayahnya.

Padahal Jimin tahu, pasti Ayahnya akan membahas perihal itu lagi. Tapi, ia berusaha untuk yakin. Membawa Hwan Seung hee ke rumahnya, Ayah dan Ibunya tidak akan menuntut lebih pada calon istrinya yang ia pilih sendiri. Sederhana dan cantik pun tak masalah. Menurut kedua orang tuanya, hanya saling mencintai dan mengasihi satu sama lain. Setia yang paling penting.

Pria bermarga Park itu sekarang tengah menatap manik sang Ayah. Masih belum mengeluarkan sepatah katapun. Bukan, Jimin hanya bingung bukan muak. Wajar sang Ayah dan Ibu menagih janjinya, yang kapan hari dia sendiri yang berjanji. Jadi dia harus menepatinya.

Soal perasaan sang Jimin sudah mantap, ia yakin bahwa ia mencintai Hwan Seung hee perlahan lahan. Tapi mungkin pernikahan tidak akan diberlangsungkan secepatnya.

Sang Ayah mulai membuka suara, setelah sekian lama mereka tak bergeming.

"Jadi, bagaimana Jimin-ah?" Tanya sang Ayah to the point.

"Aku sudah menemukannya, Appa."jawab Jimin cepat.

"Bagus! Minggu depan bawa calon istrimu kerumah ini. Arraseo?"

"Baiklah."

Setelah perbincangan mereka yang kelewat serius itu kini telah selesai secara bersih. Tidak ada hutang apapun lagi sekarang. Hanya akan ada kebahagiaan yang akan mendatangi keluarga Park nantinya. Mungkin.



Bersambung......



Silahkan Vote,Comment dan Share Jika kalian menyukai Part ini. Harus dong!

Terimakasih!

Hwan Seung hee

Kim Eunha

Park Jimin

Kim Taehyung

Jeon Jungkook

Park Youra








22November2019.

I LOVE U 3000 Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang