Matahari menyembul malu malu lewat celah kecil di jendela kamar gadis imut yang masih terlelap bersama mimpinya.
Gadis imut itu masih bergelung dengan guling dan selimut di ranjang. Melupakan persiapan untuk pergi ke butik untuk membeli gaun pernikahan.
Keadaan kamar yang bernuansa biru laut itu masih hening. Hingga suara nyaring memasuki pendengaran Seung Hee, membuatnya terkejut dan hampir terjatuh dari ranjangnya.
"Ya! Seung Hee bangun! Kau lupa hari ini akan memcoba gaun pernikahaanmu? Cepet mandi dan sarapan."teriak Nyonya Hwan dari bawah.
Seung Hee bangkit dari tidurnya untuk duduk. Lalu menjawab teriakan Eommanya dengan bergumam. "Baiklah. Hwaiting Seung Hee!"
***
Di meja makan kini keluarga Hwan sedang menikmati sarapan paginya. Dengan di selingi pertanyaan Ayah dan Ibunya kepada Seung Hee yang membuat ia tersipu malu.
"Seung Hee-ah setelah kau menikah jangan menunda untuk memberi Eomma cucu, eoh."ujar Nyonya Hwan dengan mata berbinar.
"Aku sudah siap jika bersama Jimin Oppa."balas Seung Hee sambil tersenyum jangan lupakan rona merah di kedua pipinya.
"Dasar. Apa bedanya jika bukan dengan Jimin hah?"
"Jelas berbeda. Jika dengan orang lain aku tidak akan rela membuatnya tanpa cinta, sedangkan dengan Jimin Oppa kami membuatnya dengan cinta dan aku rela."jelas Seung Hee dengan ditemani rona pipinya yang makin kentara.
"Aish, dasar kau ini."ujar Tuan Hwan sambil menjitak kepala Seung Hee.
"Sudah, sudah habiskan sarapan kalian. Aku kenyang mendengar ocehan Seung Hee."Nyonya Hwan menengahi.
Seung Hee hanya bisa terkekeh. Lalu menghabiskan sarapannya, hingga suara klakson mobil terdengar di halaman rumahnya.
"Eomma, Appa. Aku pergi dulu."pamit Seung Hee.
"Nee. Hati hati dijalan."
Di halaman rumah Seung Hee seorang pria tengah bersandar di pintu mobil mewahnya. Lalu membukakan pintu untuk Seung Hee. Ssetelah itu, ia pun masuk kedalam mobil dan melajukannya pergi menuju Butik gaun pernikahan.
"Kau sudah sarapan, Oppa?tanya Seung Hee.
"Sudah."balas Jimin sambil tersenyum lembut.
Jimin fokus mengendarai mobilnya, hingga tiba di Butik. Mereka turun, disini yang paling antusias memilih gaun adalah Jimin.
Karena ia tak percaya, bahwa sebentar lagi ia akan menikah dan membangun rumah tangga. Ia berharap bisa menjadi suami dan kepala keluarga yang bertanggung jawab dan selalu mencintai anak dan istrinya.
Seung Hee menyadarinya, ia hanya tersenyum. Ia juga sebenarnya tidak menyangka akan impiannya yang terkabulkan atau memang sudah takdir.
"Ya! Jimin hati hati. Kau ini seperti anak kecil."ujar Seung Hee dengan tawa gelinya.
"Mwo? Jimin? Ayolah sayang. Kau harus memanggilku Oppa."ujar Jimin menekankan kata terakhirnya.
"Baiklah Oppa. Kau tunggu disini aku akan mencoba gaunku dulu."
"Aku juga akan mencoba Texudo ku juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE U 3000 Park Jimin
Fiksi Penggemar(COMPLETE) Menikah dengan Pengacara Park adalah impianku. Tetapi desakan akan perjodohan yang dilakukan Orang tuaku membuatku harus memupuskan impianku. Pertemuan tak sengaja itu yang membuat rencana orang tua masing masing gagal, agar semuanya terb...