(COMPLETE)
Menikah dengan Pengacara Park adalah impianku. Tetapi desakan akan perjodohan yang dilakukan Orang tuaku membuatku harus memupuskan impianku.
Pertemuan tak sengaja itu yang membuat rencana orang tua masing masing gagal, agar semuanya terb...
Gadis bermata coklat itu sedang melamun dan berdiri, menatap kearah jalanan yang di lalui oleh mobil. Melihat jalanan dari jendela kaca Coffee Shop.
Keadaan Coffee Shop mulai sepi. Karena sebentar lagi akan tutup, dia sengaja membuka kedainya setengah hari. Pemilik Coffee Shop itu berencana menyambut sahabatnya, yang sudah seminggu ini tidak ada di Seoul.
Coffee Shop sudah ditutup. Para pekerja mulai berpulangan dan tidak lupa sebelum pulang pamit kepada Seung hee.
"Appa ingin kau segera menikah Seung hee, jika kau menolak Appa akan menjodohkanmu dengan anak Rekan bisnis pilihan Appa ."ujar Appa to the point.
"Lagi dan lagi Appa membahas ini, Aku pusing, kau tau aku masih ingin bekerja. Dan lagi impianku, ingin menikahi seorang pengacara muda itu. Park Jimin Appa."ujarku dengan menekankan kata terakhir.
Aku melihat ekspresi Appa yang terkejut dan aku pergi menuju kamar, begitu selesai mengatakan itu. Lalu Appa berujar.
"Relakanlah impianmu untuk menikahi pengacara itu Seung hee-ah, kau tak akan mungkin untuk menikahinya."kata Appa.
Perkataan Appa berhasil menghentikan langkah kakiku menuju kamar, lalu aku berbalik dan berujar.
"Maka dengan itu, bantu aku untuk menikahinya Appa."ujarku dengan memelas.
****
Setelah selesai mandi, aku memakai baju Kaos bertulisan "Everything is up to you" dengan bawahan celana Jeans. Mengenakan Tote bag dan Sepatu Sneakers. Kemudian aku menyemprotkan parfum vanilla dan menggunakan Lip balm.
Aku menyukai baju simpel yang nyaman dipakai, dan lagi pula aku hanya ingin menyambut Eunha dengan caraku sendiri.
"Eomma, aku pergi kerumah Eunha!"teriakku agar mendengar.
"Hati hati dijalan Seung hee-ah."yang dibalas teriak oleh Eomma juga.
5 menit aku menunggu Bis datang dan akhirnya sampai juga. Aku memilih duduk didekat jendela sambil merenungin perkataan Appa yang ingin aku segera menikah.
"Aish, pria seperti apa pilihan Appa? Ahjussi berperut buncit kah? Ah tidak tidak, aku tidak sudi."gumamku.
20 menit menempuh perjalanan menuju rumah Eunha. Aku sengaja tidak memberi kabar kepadanya bahwa aku akan datang kerumahnya. Ini akan menjadi sebuah kejutan untuknya.
Tepat didepan pintu rumahnya, aku menekan bel.
Ting tong...
Terdengar suara langkah kaki mendekat kearah pintu.
Ceklekk..
"Yak! Eunha-ah, aku merindukanmu."lalu memeluk Eunha dengan sangat erat.
