[2]

423 49 0
                                    

Keduanya sudah sampai di bengkel mobil Changbin pun memaksa Felix keluar dari dalam mobil nya.

"Bodi mobil gue lecet benerin" Changbin menyerahkan kunci pada montir yang ada disana sang montir mulai memeriksa kerusakan mobil itu.

Setelah beberapa lama akhirnya mobil Changbin kembali mulus muka Felix memucat pasi ia tak tahu berapa uang yang harus ia keluarkan demi mengganti rugi mobil Changbin.

"Semuanya 1 juta lima ratus" Felix ingin berteriak saja ia kemudian mengeluarkan ATM nya dan menyerahkan nya pada Mba kasir.

"Ini mas" Setelah selesai pembayaran Changbin pun keluar dari bengkel tersebut memasuki mobilnya.

"Lo pulang sendiri gue ga sudi nganterin lo and makasih udah tanggung jawab". Changbin pun meninggalkan Felix seorang diri.

Felix mulai berjalan letak sekolah lumayan jauh dengan bengkel saat ini jika dia harus menaiki kendaraan seperti bus ataupun taxi ia tak mempunyai cukup uang.

Hari semakin sore sudah menunjukan pukul 6 Felix akhirnya sampai di sekolah ia melihat sepeda nya terparkir rapi di pos satpam.

"Bapak kira Felix emang sengaja ninggalin sepeda nya dan pulang sama den Changbin" Seru pak satpam.

"Makasih banyak ya pak, saya permisi ya pak" Felix pun meninggalka cafe tersebut.

Felix sampai di Cafe kecil ia memasuki dalam Cafe itu memarkirkan sepedanya di belakang Cafe khusus parkir kendaraan karyawan.

Felix bekerja paruh waktu di cafe tersebut sekedar untuk membiayai hidupnya.

"Lo niat kerja gak? Kemana aja lo?" Pria paruh baya mendatangi Felix dan memarahinya Felix bingung akan membuat alasan apa.

"M-maaf pak tadi saya---".

" udah udah sana keluar lo! Lo di pecat hari ini kembaliin seragam lo" Felix mengambil keresek hitam dari dalam tasnya berisi seragam waitress dan mengembalikan nya pada sang bos.

"Nih gaji terakhir lo, Sekarang keluar!" Felix mengambil amplop coklat lalu keluar dari Cafe dan mengambil sepedanya.

Felix terduduk lemas di pinggir jalan tepatnya di trotoar sembari memegangi amplop coklat berisi tiga lembar uang berwarna merah.

Felix mulai menangis tabungan nya terkuras karna ganti rugi akan Changbin dan sekarang ia harus di pecat dari pekerjaan nya.

Felix pun mengendarai sepedanya ke kediaman nya sebelum nya ia membeli sebungkus makanan dahulu di warteg terdekat.

"Felix pulang" Felix menyalakan lampu kontrakan nya yang gelap ibunya yang berbaring lemas di kasur disana.

Hanya rumah ini yang Felix dan ibunya punya, peninggalan ayah felix sebelum ia pergi meninggalkan mereka berdua.

"Mama sudah makan?" Suzy, ibu Felix menggeleng.

"Ini bawakan makanan" Felix membuka nasi berlaukan sederhana membantu ibunya untuk menyender di tembok.

Suzy memang sudah sakit sakitan semenjak itu ayah Felix meninggalkan mereka berdua menyebabkan Felix harus berusaha bekerja sekeras mungkin untuk ibunya dan juga biaya dirinya.

"Felix sudah makan nak?" Felix mengangguk sambil tersenyum lebar.

"Felix tadi di traktir teman Felix makan ayam yang sangat besar bu, itu sangat enak sekali" Felix mengangkat kedua jempolnya.

"Itu bagus nak, ibu bersyukur kamu mempunyai banyak teman di sekolah mahal itu" tangan kurus Suzy mengelus surai lembut Felix sebenarnya Felix ingin menangis sekarang namun ia harus berusaha tersenyum lebar.

"Ibu makan yang banyak ya? Tak usah sisakan aku, aku sudah sangat kenyang memakan ayam itu" Suzy mengangguk memakan makanan yang ada di hadapan nya.

"Felix mengerjakan pr dulu ya bu" Felix pun memasuki kamar nya dan menutup pintu kamarnya.

Felix menangis di dalam kamar ia harus mencari pekerjaan lagi setelah ini felix merogoh tas sekolahnya mengambil sepotong roti yang ia beli di kantin tadi.

Felix berbohong tak ada yang mentraktirnya ayam besar ataupun teman baik felix hanya berusaha tak membuat Suzy khawatir.

Felix memakan roti yang dia punya sambil menangis ia harus kuat di depan ibunya walaupun ia berada di titik terendah hidupnya.

Felix mengambil polaroid di bawah bantalnya seseorang spesial yang ia cintai sejak hari pertama bersekolah.

Changbin sedang tersenyum di foto itu dengan gaya candid yang felix potret diam diam lalu mencetaknya.

Felix memang menyukai Changbin selagi jaman MOS dahulu meski Changbin sering menjadikan nya bahan bullyan namun Felix tetap saja mencintai changbin nya.

Felix keluar dari kamar lalu ia memasuki kamar ibunya ia melihat piring kosong di samping ranjang ibunya felix tersenyum senang ibunya menghabiskan makanan nya.

"Obat ibu sudah habis besok Felix belikan ya" Suzy mengangguk matanya berkaca kaca.

"Maafkan ibu ya tak bisa membiayai mu, malah kamu yang harus banting tulang begini" Felix menggeleng sembari mengecup pelan pipi Suzy.

"Felix tak apa bu, ibu harus sehat ya" Felix pun memeluk Suzy erat ia tak mau kehilangan sosok malaikat untuk kedua kalinya.

•Halu•

Felix membuka celengan nya hanya ada setengah dari harga obat yang ibunya miliki tentu saja itu tak cukup.

Tabungan nya sudah terkuras besar ia bingung harus melakukan apa.

Ia mengambil ponselnya yang terletak ia tak mempunyai teman untuk ia pinjami uang Felix terlalu introvert untuk itu.

Felix mengambil hoodie kuningnya ia harus mulai bekerja hari ini mumpung hari minggu dan sekolah libur.

"Ibu Felix belajar kelompok dulu ya?" Felix memasuki kamar Suzy dan berpamitan.

"Baiklah hati hati nak" Felix mengangguk laku keluar dari rumahnya tersebut.

Felix berkeliling kota tak ada cafe yang membuka pekerjaan paruh waktu yang membuka lowongan Felix hampir saja putus asa.

"Felix?" Felix mendongak menatap orang itu.

"Sedang apa duduk di sini?" Tanya orang itu.

"Oh Hyunjin, jangan bully aku dulu kumohon. Aku sedang mencari pekerjaan dan aku tak mau di nilai buruk oleh bos ku hanya karna aku babak belur." Hyunjin terkekeh mendengar ucapan Felix.

"Kau mencari pekerjaan? Orang tuamu?"
Wajah Felix berubah murung mendengar kata orang tua.

"Mmm.. Aku tak bermaksud Felix namun kudengar ada lowongan di restoran ayam di sebrang sana." Mata Felix membola lalu tersenyum lebar.

"Benarkah? Aku akan kesana terimakasih banyak Hyunjin" Felix memegang lengan Hyunjin reflek.

"S-sama sama m-mau ku antar?" Tawar Hyunjin.

"Tak perlu terimakasih banyak Hyunjin ku tau kau orang baik" Felix pun berlari menuju ke tempat dimana Hyunjin menunjukan nya.






"Aku? Baik?".






TBC.

😂.

Halu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang