[9]

323 34 0
                                    

Brakk!.

Changbin menggebrak meja Cafe membuat beberapa pengunjung memandangnya kaget.

"Duduk dulu bin, gue bakal jelasin semuanya dengan detail sabar dulu" Felix mencoba menenangkan emosi Changbin lalu meminta maaf pada pengunjung yang terganggu.

"Dulu emang keluarga gue bahagia banget meski kita hidup sederhana tapi kita saling lengkapin satu sama lain, dulu gue jadi anak bungsu yang manja banget gue punya dua kakak yang pertama Doyeon Rizkika dan yang kedua Chandra Gibran dinata."

"Semua hancur pas papa kegoda cewe lain dan ninggalin ibu ga sampe disitu papa bawa kak Chan sama dia, gue ngerasa ancur ibu sakit sakitan gue hampir aja putus sekolah karna masalah biaya sampe kak doyeon relain dirinya buat berhenti sekolah dan cari kerja."

"Di mata gue kak doyeon cewe kuat dia urus ibu yang sakit kanker urus gue dan juga kerja banting tulang sampe badan nya kurus banget" Felix mulai menangis.

"Kak doyeon gak pernah biarin gue buat bantu dia ikut kerja meski gue tau kak doyeon capek banget"

"Sampe bos nya dia pak Yugyeom kan bapak lo?" Di balas anggukan oleh Changbin.

"Dia nawarin bayaran besar buat keluarga kita tapi kak doyeon harus rela donorin sebelah ginjalnya karna anaknya sakit gagal ginjal... Itu lo apa kak Jeongyeon?"

"Kak Jeongyeon" Jawab Changbin.

"Kak doyeon tanpa fikir panjang dia nerima tawaran itu dan yang pas lo liat di apartemen itu papa lo udah konsultasi sama dokter pribadi nya, dokter seokjin right?" Changbin mengangguk.

"Kak doyeon lakuin itu supaya ibu sehat lagi dan di oprasi juga biaya sekolah gue dia akhirnya oprasi ginjal dan bayarin semua pengobatan ibu termasuk hutang yang papa gue tinggalin."

"Semenjak oprasi kak doyeon sakit sakitan tapi dia maksain buat kerja akhirnya tubuhnya drop"

"Kak doyeon meninggal...hiks yang gue benci bahkan di pemakaman nya dia kak Chan di tarik paksa pulang sama papa supaya gak tetep milih tinggal sama ibu. Akhirnya cuman ada kita berdua gue dan ibu"

"Gue gamau kehilangan ibu bin..." Changbin memeluk Felix menenangkan lelaki manis itu.

"Lix gue minta maaf" Changbin mengeratkan pelukanya pada Felix.

"Semuanya udah berlalu gue benci lo pun gaakan buat kak doyeon hidup lagi dan keluarga gue utuh kembali" Lirih Felix.

"Nanti anter gue ke makam nya kak doyeon sekalian gue mau bawa kak Jeongyeon."

"Iya nanti sekalian gue ziarah".

"Pulang yu lix, udah malem"

"Ayo"

•Halu•

Felix dan Hyunjin berlarian di koridor rumah sakit disana Felix melihat Mina tetangganya yang sering menemani Suzy dan banyak membantu Felix.

"Kak Mina!" Teriak Felix.

"Lix, tadi ibu pingsan dan mimisan" Panik Mina membuat Felix ikutan panik pula.

"Kak semoga mama gak kenapa napa ya" Felix memeluk Mina sambil menangis sedangkan Hyunjin mengelus punggung Felix yang bergetar.

Hampir satu jam pemeriksaan dokter pun keluar dari ruangan tersebut.

"Gimana keadaan ibu dok?"

"Kankernya sudah merambat membuat kondisi pasien semakin kritis sehingga pasien harus segera di oprasi" Jelas dokter membuat kaki Felix lemas seketika biaya oprasi pastilah besar.

"Lakuin sebaik mungkin masalah biaya gausah di fikirin" Sebuah suara muncul tiba tiba membuat semua orang disana kaget.

"Changbin?" Ujar Hyunjin.

"Baiklah tinggal melakukan beberapa tahap lagi maka ibu suzy akan segera di oprasi"

"Changbin makasih banyak" Ujar Felix.

"Ini sebagai permintaan maaf gue sekaligus tanda terimakasih gue buat kak Doyeon" Ujar Changbin sembari tersenyum.

"Bin makasih" Hyunjin menepuk bahu Changbin bangga akan sahabatnya itu yang telah berubah.

Ketiga orang tersebut kembali ke sekolah karna persiapan akan ujian semakin dekat sedangkan Suzy di jaga oleh Mina.

"Kita bakalan ngadain ujian dua hari lagi jadi semangat ya guys!" Teriak Haechan yang memang suka membacot di kelas.

"Jangan lupa belajar". Ujar Jaemin.

" sebelumnya gue mau minta maaf kelakuan gue waktu itu emang kurang ajar gue emang kelewatan batas Felix lo maafin gue kan?" Ujar sanha semua orang nampak memperhatikan mereka.

"Gue juga... Gue yang buat ide konyol ini" Nancy membuka suara.

"Gue juga sekongkol sama mereka" Ujar Jeno.

"Kita juga ikut lix maafin kita ya?" Renjun dan Jaemin membuka suara.

"Lix gue juga sering bully lo maafin gue" Ujar Minho.

"Gue cuman di suruh tapi gue juga salah maaf ya" Jisung menggenggam lengan Felix langsung di tepis oleh Hyunjin.

"Modus lo kimak!" Ujar Hyunjin ketus.

"Bau bau cemburu" Ujar Baejin.

"Hyunjin emang suka Felix!!!" Dengan kurang ajar nya kata kata itu keluar dari mulut jisung membuat sekelas menggoda mereka.

Changbin hanya diam ia merasa memang tak pantas bersanding dengan Felix ia memilih diam di kursinya memakai earphone nya malas mendengar godaan godaan akan pasangan HyunLix itu.

"Kalau begitu sebagai permintaan maaf bagaimana jika kita mengadakan pesta BBQ di rumah Hyunjin?" Saran Hwall.

"Ide bagus itu, aku akan menyumbang beberapa kilo gram daging" sambung Jeno.

"Diam semua!, aku yang tanggung biaya pesta itu semuanya bubar kembali ke bangku masing masing" Teriaka Changbin di turuti semua siswa mereka nampak terburu buru kembali ke bangkunya masing masing.

"Antusias sekali" Sindir jisung pada Changbin.

"Ini juga permintaan maaf gue sama dia sering gue bully" Jisung senang sahabatnya itu sudah taubat akan bully bullyan.

Di bangkunya Felix tersenyum senang akhirnya teman teman nya dapat menerima nya dengan baik.





TBC.

Halu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang