06 - Sebuah Pesan

90 18 2
                                    

Aku tulis ini untukmu yang sedang merasa putus asa.

Maaf aku lancang menuliskan ini seolah tahu segala hal tentangmu. Tapi percayalah, kamu harus membaca ini.

Sayang,

Aku tak tahu seberapa berat beban yang sedang membebani pundakmu saat ini. Aku tak tahu seberapa besar kecewa yang kamu rasakan saat ini. Aku tak tahu seberapa sisa kekuatan yang kamu punya untuk tetap berdiri di sana.

Hidup dengan jiwa yang kosong. Tetap bernapas sekalipun merasa sangat terbebani. Ingin segera mengakhiri semuanya, tetapi terlalu takut pada kesendirian yang sebenar-benarnya sendiri. Kamu sedang merasakannya, kan?

Hey,
Kamu mungkin bisa membohongi ku dan seluruh dunia ini tapi kamu gak bisa bohong sama dirimu sendiri.

Kamu tahu?

Aku pernah dengan begitu mudahnya melukai diri menggunakan silet-silet yang kini telah kubuang jauh. Aku pernah menjadi orang yang benar-benar tidak diinginkan oleh dunia. Aku pernah menjadi objek atas pertengkaran kedua orang tuaku.

Aku pernah berpikir untuk pergi dari dunia. Sebab, aku tak merasa begitu berharga untuk tetap menapakkan kakiku di bumi. Sekadar untuk bernapas saja rasanya berat.

Tapi, pada akhirnya aku bisa melewati fase itu. Dengan cara mencoba ada di sini untuk diriku sendiri. Ia tak akan pernah pergi sekalipun orang lain berbondong-bondong pergi.

Hidup pada posisi terendah memang menyakitkan. Kamu kuat. Ragamu harus tetap tersenyum meski jiwamu menangis sedemikian.

Sayang, coba lihat dirimu.
Kamu istimewa, sungguh.
Kamu berharga.
Tetap ada untuk dirimu sendiri.
Tetap ada untukku.
Semangat, ya?

Ohya, satu lagi.
Kala sedih,
menangis saja.
Luapkan semua emosi yang sedari tadi kamu tahan.

Semoga esok harimu menyenangkan.
I love you.

Unsent FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang