aku pernah menulis sebuah cerita kelam yang tidak pernah kuutarakan pada siapapun,
kutulis dengan secarik kertas putih yang pilu dengan goresan tinta hitam penuh sesak.aku pernah berada pada sebuah rangkulan lengan dingin yang hanya sekejap dan penuh kepalsuan,
mengajari jiwa ini sebuah arti tentang memperjuangkan sesuatu yang sia-sia,
mengajari diri ini untuk lebih baik pergi daripada merusak seseorang.aku pernah berada pada malam hari yang sunyi, bersama sang bulan yang menari kesana-kemari.
membawa pena yang digunakanya untuk menulis kata 'pergi'.seperti layaknya rumah, ada pulang dan pergi.
seperti layaknya pertemuan, ada bertemu dan berakhir.aku memang terlalu bodoh dan naif di kala pertama dirimu mencium jiwa ini,
aku memang terlalu bodoh untuk mengerti yang namanya romansa cinta duniawi,
aku memang terlalu bodoh untuk terlalu baik dan sumringah senyum kepadamu,
tapi aku mengerti apa yang diri ini mau, kepergian dan kesakitan.aku lebih baik kembali pada orang yang dulu kutinggalkan, ketimbang menemukan dirimu dan harus merasa sakit pada badan karena kamu mencintai lain hati.
selamat tinggal, aku ingin mencintai diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unsent Feelings
Poetrysegala perasaan yang tak bisa kukatakan, jadi kutulis saja karena lebih mudah. untuk memulainya, kamu akan menjadi ungkapan yang pertama. begini, aku menyukaimu. dan kamu akan mendominasi segala tulisanku. semua bercerita tentangmu, ialah dirimu yan...