Happy Reading....
Sepanjang perjalanan menuju kantor, Jisoo sesekali melirik Taehyung melalui ekor matanya. Dia menunggu Taehyung menjelaskan padanya perihal kedatangannya pagi ini ke rumahnya yang mengakibatkan Dara dan Jiyong salah paham.
Menghembuskan nafas pelan karna Taehyung tak kunjung menjelaskan kepadanya, Jisoo berdehem pelan.
"Ekhmm."
Rupanya deheman Jisoo tidak berhasil, buktinya Taehyung hanya meliriknya sekilas saja sebelum kembali memfokuskan pada jalanan didepannya.
"Pak." Panggil Jisoo berhasil mengalihkan perhatian Taehyung sejenak pada dirinya.
"Ada apa Jisoo?" Jisoo membasahi bibirnya terlebih dahulu, bingung harus bertanya seperti apa pada Taehyung, kalau saja Taehyung bukan bos nya, Jisoo tidak akan sebingungin ini ingin bertanya seperti apa.
"Bapak ngapain kerumah saya?"
Taehyung mengangkat sebelah alisnya bingung, jadi daritadi Jisoo meliriknya terus hanya untuk bertanya hal-hal yang sudah jelas jawabannya.
"Ya jemput kamu. Emang apalagi?"
Jisoo menggeleng. "Bukan gitu pak maksud saya."
"Terus maksud mu?" Taehyung memberhentikan kendaraan beroda empat yang dia kendarai begitu lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah.
"Ya gitu." Jisoo jadi gugup sendiri ditatap se intens itu oleh Taehyung. "Bapak kan nggak pernah jemput saya terus kok tiba-tiba jemput saya?"
Jisoo bersyukur begitu lampu lalu lintas kembali berwarna hijau, jadi dia tidak perlu lebih lama lagi ditatap oleh Taehyung karna hal itu membuatnya menjadi gugup.
"Kan sudah saya jelaskan pas kita di restoran waktu itu, kalo saya akan memperjuangkan kamu." Ya Jisoo juga tau Taehyung pernah berkata seperti itu padanya tapi yang masih dia bingungkan adalah alasan kenapa Taehyung ingin memperjuangkannya.
"Tapi kenapa?" Jisoo masih bingung kenapa Taehyung ingin memperjuangkannya? Ini semua terlalu mendadak untuk dicerna oleh otaknya.
"Kamu ini pura-pura tidak mengerti atau bagaimana?" Taehyung tersenyum geli melihat raut wajah kebingungan yang ditampilkan Jisoo saat ini.
"Saya bukannya tidak mengerti tapi saya hanya bingung alasan bapak ingin memperjuangkan saya." Taehyung mengangguk mengerti maksud Jisoo.
"Tidak usah kamu bingung kan alasan saya. Sekarang kamu fokus saja pada perjuangan saya."
Taehyung memberhentikan mobilnya di tempat parkir khusus untuknya. "Sudah sampai, ayo turun Jisoo." Ajak Taehyung pada Jisoo yang masih sibuk melamun.
Jisoo mengerjapkan matanya begitu merasakan hembusan nafas pelan didepan wajahnya. Jisoo meneguk ludahnya gugup karna jarak antara dirinya dengan Taehyung sangat dekat, bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.
"Ba..bapak.. mau apa?" Cicitnya pelan sembari memundurkan badannya kebelakang.
Taehyung tersenyum geli melihat kegugupan Jisoo sebelum memundurkan badannya ke tempat duduk semula. "Saya suruh kamu turun tapi kamu malah melamun, yasudah saya bukakan saja sabuk pengaman mu." Lahhh? Apa hubungannya suruh turun sama bukain sabuk pengaman.
"Yasudah ayok turun, apa mau saya turunin juga hmm?" Taehyung mengangkat sebelah alisnya menggoda Jisoo.
"Tunggu pak." Jisoo menahan tangan Taehyung yang hendak membuka pintu mobil. "Gimana kalo karyawan yang lain lihat? Kalo saya berangkat bareng bapak."
Taehyung kembali duduk dengan benar. "Yasudah biarkan saja, toh memang benar kita berangkat bersama kan?"
Jisoo menatap Taehyung kesal, bagaimana bisa bos nya ini biasa-biasa saja menanggapi pertanyaannya. Padahal kan menurut Jisoo ini sangat penting, dia tidak mau menjadi bahan omongan karyawan yang haus akan gosip disekitar kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Deadline [✔]
ChickLit"Jis, umur mu berapa sekarang?" "Jis, temen mu itu udah punya anak kan?" "Jis, kapan nihh kamu kasih cucu ke mama?" "Jis, mau tante kenalin sama anak kenalan tante?" Jisoo Kanadila perempuan 28 tahun yang selalu di terror kapan nikah sama keluargany...