extra part (3)

8.4K 747 62
                                    

Happy Reading...

Jisoo sedang memberekan rumah yang tampak seperti kapal pecah begitu mendengar suara mesin mobil yang dimatikan yang tak lama disusul oleh suara knop pintu yang dibuka dari luar.

"Papa." Junkyu yang awalnya sedang asik memainkan lego nya berlari menyusul Taehyung yang baru sampai depan pintu rumah. Jisoo hanya melihat interaksi mereka dalam diam sembari membereskan mainan Junkyu yang berserakan dimana-mana.

Taehyung menyambut uluran kedua tangan Junkyu dan membawa nya kedalam gendongannya. Walaupun sudah berumur hampir lima tahun tapi Junkyu ini masih sangat manja dengan Papa nya, dia bahkan selalu meminta digendong oleh Taehyung setiap pulang kerja.

"Sayang, udah biarin aja itu mainannya ntar suruh bibi aja yang beresin." Taehyung yang melihat Jisoo sedang membereskan mainan Junkyu yang berserakan itupun menghentikannya.

"Nanggung ini bentar lagi juga rapi kok. Lagian kasian bibi lagi istirahat dikamar." Baru saja Jisoo berniat mengangkat mainan Junkyu untuk ditaruh kembali ke ruang khusus mainan Junkyu berada tapi dengan gesit Taehyung menahannya setelah menurunkan Junkyu terlebih dahulu.

"Biar aku aja yang ngangkat."

"Ehh, nggak usah aku aja nggak apa kok. Lagian kamu kan juga baru pulang kerja, capek pasti." Jisoo berniat mengambilnya kembali dari tangan Taehyung tapi tak bisa karena Taehyung sudah berjalan terlebih dahulu ke ruang mainan Junkyu.

"Kamu mulai sekarang nggak usah ngangkat-ngangkat lagi, suruh bibi atau apa nggak nunggu aku pulang kerja."

"Lama kalo nunggu kamu pulang mah, lagian apasi Taehyung ngangkat itu tuh enteng jadi pasti aku nggak apa-apa." Taehyung menggeleng tegas, membuka knop pintu lalu mulai menyusun mainan Junkyu sesuai tempatnya.

"Denger aku baik-baik." Taehyung memegang kedua bahu Jisoo, menatap tepat kedua bola mata Jisoo. "Aku nggak mau kejadian waktu itu keulang lagi, aku nggak mau hampir kehilangan kamu lagi Jis, cukup sekali aja aku dibuat gila karena memikirkan kemungkinan-kemungkinan kamu bakal pergi ninggalin aku."

Setiap mengingat kejadian itu Taehyung selalu merasa takut, takut akan kehilangan Jisoo dia tak bisa membayakan hidupnya tanpa Jisoo karena selama ini Jisoo adalah detak jantungnya, detak jantung yang menentukan dia masih bisa melanjutkan hidup atau tidak.

"Maaf, maafin aku buat kamu inget kejadian itu lagi." Jisoo menundukan kepalanya kearah lantai, tak tega melihat sorot mata Taehyung yang menunjukan ketakutan.

"Ststt, nggak papa." Taehyung membawa Jisoo kedalam pelukannya dan mengecup keningnya berulang kali menenangkan pikirannya yang kembali teringat peristiwa yang ingin sekali dia lupakan.

"Mama Papa jahat, masa aku ndak diajak elukan." Rajuk Junkyu pada kedua orang tua nya yang sedang asik berpelukan didalam kamar main nya.

"Ehh, ada anak Mama." Jisoo melepaskan pelukannya dan berniat menggendong Junkyu sebelum terdengar suara deheman Taehyung mengingatkan.

"Sini Papa gendong." Taehyung kembali membawa Junkyu ke dalam gendongannya lalu menarik bahu Jisoo mendekat. Keadaan seperti ini membuat Taehyung merasa -sempurna, dimana ada Jisoo disampingnya dan anaknya.

*

"Pa, adi Oma etini, beliin aku ainan alu." Taehyung membenarkan rambut Junkyu yang berantakan, rambut Junkyu memang sudah panjang dan sengaja tak mereka potong.

Married Deadline [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang