Mencari Si Pembunuh Lillian

407 68 15
                                    

Dipagi hari, di sebuah Markas Besar CAPELLA, duduklah seorang cewek cantik dengan muka datarnya menatap beberapa lembar foto seorang gadis cantik, ya dia adalah sahabat lamanya. Entah berapa lama dia memandangi wajah cantik milik sahabatnya.

Dia merasa tak bosan, meskipun dia melihatnya setiap hari. Dan kepergian sahabatnya itu sudah lima bulan yang lalu. Seorang cowok, bertubuh tinggi, masuk ke dalam ruangan. Dan kemudian duduk didepan si cewek.

"Kenapa loe masih susah juga buat move on. Came on Key, dia sudah bahagia disurga." kata si cowok.

Ya cewek itu adalah Kelly Elizabeth Lorraine. Dan panggilan akrabnya adalah Key. Sedangkan yang cowok adalah Daniel Dendrick Dalton.

"Gue rasa, gue gak bisa move on dari dia, niel. Lillian sudah gue anggap sebagai adik gue sendiri." ucap Key.

"Ayolah. Loe nggak bisa selamanya begini. Loe harus bangkit. Kubur bayangan Lillian dari otak cerdas loe itu." tunjuk Daniel di pelipis kanannya.

"Gue rasa masih ada yang janggal. Apa loe sudah tahu siapa yang membunuh Lillian?" kata Key lagi.

"Loe sudah tanya berapa kali sih Key. Nggak ada yang tahu siapa yang sudah membunuh Lillian. Bahkan om Edgar yang notabenya sebagai bokap Lillian aja nggak tahu. Ayolah, kita cari pekerjaan. Suntuk banget gue nggak ada kerjaan. Mau ikut nggak?" tanya Daniel.

"Ngapain? Palingan loe cuma mau ngopi kan?"

"Enggak. Gue mau retas sistem kemanannya Bank Amstrong." kata Daniel santai.

"Terus? Uangnya mau loe kemanain?" tanya Key yang sudah terbiasa dengan tingkah polah temannya itu.

"Mau gue buat beli hiburanlah." jawab Daniel sambil berlalu meninggalkan Key.

"Woy bocah, loe masih kecil. Ngerti!." kata Key datar sembari melempari Daniel dengan bantal sofa dan tepat mengenai kepala belakang milik Daniel.

"Apaan sih. Loenya aja yang otaknya gesrek. Gue mau beli PS tau." kata Daniel ganti melempar bantal balik ke arah Key, dan langsung ditangkap oleh Key.

"PS loe yang kemaren kemana?"

"Udah nggak bernyawa. Noh dipake sama Bob. Gue heran nih sama itu bocah satu. Orang kaya kok bisanya cuma pinjem punya orang lain." gerutu Daniel kesal.

Bob adalah teman Key dan juga temannya Daniel. Nama lengkapnya adalah Bob Carlton Benson.

"Lha emang loe enggak?" tanya Key meremehkan.

"Ih tau ah panas."

"Dasar cowok sensian." ejek Key.

"Mending loe pergi sana, jangan ganggu gue."

"Iya ini gue juga mau keluar. Oh iya Key, kalo loe ada apa-apa bilang gue ya. Gue takutnya loe kenapa-napa."

"Santai aja kali niel. Gue nggak akan kenapa-napa."

"SIIPPP." kata Daniel sambil mengancungkan ibu jari kannya dan pergi keluar entah kemana.

Setelah memastikan Daniel keluar dan tak ada tanda-tanda Daniel akan kembali lagi, Key mengeluarkan sebuah kalung berbandol bintang, yang ditengahnya terdapat satu buah mutiara yang cantik.

Tanpa ada yang menyadari seorangpun, sebenarnya itu bukan mutiara, melainkan sebuah alat perekam suara. Kalung itu adalah milik Lillian. Saat hari kematian Lillian, Key sedang berada di Amsterdam untuk menyelesaikan kuliah S2 jurusan Teknologi. Dan Key baru tahu kematian Lillian dua bulan yang lalu. Key bertanya pada Om Edgar, ayah Lillian, apakah kalung Lillian masih ada.

Dan beruntungnya Key, ternyata kalung itu masih ada meskipun sudah ditinggal pemiliknya. Setelah mendapatkan restu dari Om Edgar, Key langsung mengambil kalung Lillian, dan membawanya ke rumah. Dia langsung menekan mutiara itu sebanyak dua kali. Dan terdengarlah suara seseorang.

"...Loe pasti tahu siapa gue kan? Oke biar gue mengenalkan diri dulu. Nama gue Alvin Alexander Archer. Gue anak kedua dari pasangan Sean Alexander Archer dan Martha Alexander Archer. Dan keluarga gue adalah musuh dari keluarga loe. Loe kira CAPELLA adalah kelompok hacker paling top sedunia? Tapi loe salah, gue juga punya kelompok hacker sendiri. Loe pasti tahu kan kelompok hacker ARCTURUS? Gue adalah anak pemiliknya..."

Kalimat-kalimat itulah yang sekarang mengganggu pikirannya. Dia terus berpikir, siapakah Alvin Alexander Archer ini? Apakah dia musuh Lillian. Tapi Key tak percaya kalo Lillian memiliki musuh. Lillian memiliki kepribadian yang humble dan murah senyum. Bahkan Lillian lebih baik dari pada Key.

Tapi kenapa Key tahu, kalo kalung itu ada alat perekam suara? Sebenarnya kalung itu adalah pemberian dari Key satu tahun yang lalu, saat Key akan pergi ke Amsterdam. Dan Key-lah yang membuat kalung itu buat Lillian, dan mebuat sistem perekam yang hanya diaktifkan saat kondisi buruk. Sistem itu akan berkerja dengan sendirinya.

Ya begitulah kelebihan dari seorang Key, bisa membuat suatu program IT.
Dalam hati, Key bersumpah kepada Lillian, akan membalas dendamnya kepada orang yang sudah membunuh Lillian. Key takkan membiarkan orang itu lolos dari tangannya. Dan sekarang saatnya key akan beraksi.

"Lillian, aku akan membalaskan dendammu kepada Alvin. Dan tunggu saja pembalasan dariku. Alvin Alexander Archer." batin Key sembari bangkit menuju ke suatu tempat.

Gimana guys? Lanjut?😀
Eits jangan lupa vote sama comentnya😉
Love You All💖

Psychopathic Bad Boy [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang