Si Psycopat Yang Buas

230 63 6
                                    

Warning : Jangan lupa bahagiain Author oke? Caranya? Cukup tekan vote sama comet. Hehehe






Dilain tempat tapi diwaktu yang bersamaan, tepatnya di rooftop sekolah SMA ANDROMEDA, duduklah seorang cowok yang sedang tiduran sembari menyenderkan kepalanya di kepala kursi. Ya dia adalah Alvin Alexander Archer.

Cowok psycopat, sombong, angkuh dan sederet penghargaan cowok yang bermasalah. Sayup-sayup angin sepoi membuat Alvin sejenak menyingkirkan pikirannya yang selalu berkedut yang membuat kepalanya pusing secara tiba-tiba.

Saat kedua kelopak mata Alvin akan tertutup, terlintaslah di otak cerdiknya secuil percakapannya dengan seseorang. Alvin masih penasaran, entah dulu pernah ada masalah apa kelompok Arcturus dengan kelompok Capella. Sudah berkali-kali Alvin mencoba mencari tahu terkait insiden "Blue Fire".

Sekeras apapun Alvin melakukannya, tetap saja Alvin tak dapat menemukannya. Bagaikan Alvin memang ditakdirkan untuk tak mengetahui rahasia yang amat sangat besar itu. Seketika emosinya membuncah.

"BREENGSEKKK!!!...."

Teriak Alvin. Alvin seketika berdiri dari posisi duduknya. Kemudian mengacak rambut hitam legamnya dengan kedua tangan kekarnya. Tiba-tiba handphonenya berbunyi, menandakan adanya telpon masuk.

"Hmm. Ada apa?" tanya Alvin membuka percakapan.

"Maaf tuan. Saya tidak bisa menemukannya." kata seseorang disebrang sana.

Alvin hanya mendengus kesal. Pasalnya tangan kanannya sudah berkali-kali gagal untuk memenuhi perintah tuannya. Tanpa menjawab sepatah katapun, Alvin kemudian menggeser tombol merah dihandphonenya.

Dengan perasaan yang kesal dan amarah yang menggebu, Alvin membanting handphonnya diatas kursi yang tadi dudukinya sampai hancur retak dibagian kacanya.

Alvin seolah-olah seperti orang gila yang kehilangan arah. Alvin kembali mendudukan dirinya di samping handphonnya yang sudah tak menyala.

Seperti biasanya, jika sudah dalam keadaan marah, Alvin yang notabenya adalah seorang psycopat sering mengeluarkan amarahnya dengan menyakiti seseorang yang tak bersalah sekalipun sebagai pelampiasannya.

Setelah memikirkan siapa yang kali ini akan Alvin sakiti, Alvin kemudian merogoh saku celananya mengambil handphone Applenya yang lain. Mencari nama kaki tangannya yang tadi menelpon Alvin. Tak menunggu beberapa lama, disaat nada dering yang pertama, langsung mendapat respon dari seberang sana.

"Halo tuan Alvin. Apakah ada keperluan, sehingga anda menelpon kembali?" tanya seseorang diseberang sana.

"Kenapa loe yang jawab telpon gue Bastian? Kemana Ernest? Bukankah handphon ini milik Ernest?" tanya Alvin balik. Sesaat tak ada jawaban dari handphone seberang.

"JAWAB BAAANGSAATT!!!!!..." teriak Alvin.

"Maaf tuan. Tadi Ernest ada keperluan dan handphonnya tertinggal dimeja jadi saya yang mengang-"

"Gue nggak butuh alasan dari loe. Sekarang panggil Ernest, suruh dia datang di ruang bawah tanah." Alvin memotong ucapan Bastian. Diseberang sana Bastian cuma meneguk air liurnya.

Kini Bastian paham, bahwa tuannya dalam keadaan marah. Hanya saja Bastian merasa simpati akan nasib yang menanti sahabatnya, Ernest.

"Kalo loe nggak mau nyuruh si Ernest buat datang, loe yang harus gantiin dia." imbuh Alvin dengan tegas dengan menekankan kata harus.

"Baik tuan. Akan saya sampaikan pesan tuan kepada Ernest." ucap Bastian.

Seperti biasanya, Alvin langsung menutup telponnya tanpa menjawab ucapa dari si lawan bicara. Alvin segera bergegas mengambil kunci motornya di atas meja kayu, disamping kursi. Dengan langkah yang terburu-buru Alvin segera meninggalkan rooftop.

Psychopathic Bad Boy [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang