Port. Suport. Suport. Jangan lupa Vote dan Coment guys. Hehehe😂
Alvin telah bersiap-siap dengan setelan seragam sekolahnya yang terkesan berantakan. Setelah berpamitan kepada keluarganya, Alvin segera melesat pergi dengan motor sportnya. Menembus jalan raya yang masih lenggang, karena saat ini baru memasuki pukul enam pagi.
Satu alasan buat Alvin, kenapa dia berangkat sepagi ini. Bahkan semua anggota keluarganya saling terheran-heran, melihat tingkah Alvin yang tak seperti biasanya. Tapi mereka tak mendapatkan jawaban dari Alvin. Bahkan Alvin hanya bergumam sebagai jawaban dari semua pertanyaan yang keluarganya lontarkan untuknya.
Kini Alvin telah sampai di area sekolah. Memakirkan motor di tempat biasanya. Kemudian segera beranjak ke rooftop. Mulai hari ini Alvin akan mencari tahu, siapa sebenarnya si Key. Jika meretas website tak menemukan hasilnya, maka cara yang ampuh adalah membuntuti langsung orangnya. Tapi Alvin tak akan pernah mau membuntuti seseorang sampai kemana-mana. Cukup memantaunya dari jauh saja, itu pikir Alvin.Tepat jam enam lebih lima belas menit, pintu gerbang dibuka lebar oleh seorang satpam. Mempersilahkan masuk semua siswa dan siswi yang akan menimba ilmu disekolah. Membukakan jalan untuk bapak ibu guru yang akan mencari nafkah. Hingga tak berapa lama, masuklah mobil Ferrary merah ke dalam halaman sekolah.
Alvin merasa asing dengan datangnya mobil tersebut. Alvin terus memantau mobil itu dari rooftop. Hingga keluarlah siswa dan siswi satu persatu dari dalam mobil. Dan yang terakhir, muncullah orang yang Alvin cari. Tatapan Alvin masih tetap terkunci ke arah Key. Hingga fokusnya hilang karena sebuah tepukan di bahu kanannya. Alvin menengok, siapa yang berani mengganggu kegiatannya. Mendengus kesal saat tahu siapa pelakunya. Dan si pelakunya adalah Bryan.
"Loe lihatin apaan sih al?"
"Bukan masalah elo." kata Alvin sarkastis,membuat lipatan lipatan samar di pelipis milik Bryan.
Bryan yang penasaran mulai mengikuti arah tatapan Alvin. Dan akhirnya Bryan tahu alasannya.
"Elo fall in love ya?"
"Bisa diem nggak?" kata Alvin penuh dengan nada ancaman.
"Elo kan ganteng al. Kalau mau nembak cewek, loe pasti di terima deh." kata Bryan santai. Alvin tak menganggapinya.
Tatapan Alvin masih tetap mengawasi seorang Key. Disana Alvin dapat melihat dengan jelas, teman-teman Key sama teryawa semua. Hanya Kelly seorang yang hanya menampilkan senyum tipisnya. Hingga seorang temannya, yang cewek berambut pendek dengan model rambut diombre warna merah, menarik pipi Key dengan gemas. Key terlihat berusaha melepaskan kedua tangan milik temannya dari kedua pipinya.
Dan juga terlihat temannya yang lain, cowok dengan bola mata biru laut dan potongan rambut ala-ala anak badboy memohon-mohon sesuatu dengan cara menangkupkan kedua tangannya didepan wajahnya.
Hingga tak berapa lama, Kelly akhirnya tersenyum dengan tulus. Memperlihatkan deretan gigi putih miliknya. Membuatnya tampak mempesona didalam mata Alvin. Alvin merasakan dadanya berdesir. Sensani yang tak pernah dia alami sebelumnya selama tujuh belas tahun ini.
"Kenapa Key jadi terlihat semakin.... cantik?" batin Alvin.
"Al, loe kenapa bengong begitu. Oh gue tahu, loe pasti terpikat oleh senyumnya Key kan? Ngaku aja loe." kata Bryan yang malah semakin menyudutkan buat Alvin.
"Itu temennya juga pindahan?" tanya Alvin penasaran berniat mengalihkan pertanyaan Bryan.
"Iya, mereka semua pindahkan barengan. Emang kenapa loe pernah lihat mereka sebelum masuk ke sekolah ini?"
Alvin hanya menggeleng saja. Memang benar, Alvin baru pertama kali ini bertemu dengan mereka. Ya itu wajar saja, karena di Jakarta adalah tempat berkumpulnya semua jenis manusia dari sabang sampai merauke.
"Kalo loe sendiri?"
"Gue juga belum pernah lihat mereka." jawab Bryan.
Hening sejenak. Tak ada suara di antara alvin dan Bryan. Mereka tenggelam dalam pikiran mereka sendiri-sendiri. Hingga Alvin teringat sesuatu.
"Loe sudah dapet yang gue suruh?"
Kedua mata milik Bryan terbuka dengan lebar. Pasalnya Bryan juga tak menemukan apa yang telah menjadi tugasnya dari Alvin. Padahal kemarin, delapan jam sudah Bryan mencarinya, tapi tetap tidak membuahkan hasil.
"Jangan bilang loe belum dapat apa yang gue suruh cari?" tanya Alvin yang kini mukanya sudah terlihat marah.
Bryan diam, karena tebakan Alvin memang benar. Kalau dia berkilah lidah yang ada mereka akan berdepat panjang, dan akan berujung baku hantam. Dan tentu Alvin pemenangnya
Alvin melesat pergi, sengaja menabrak bahu kanan milik Bryan.Keluar dari rooftop.
"Loe mau lemana al?"
Alvin malah tidak menanggapi pertanyaan dari Bryan. Kini dia butuh sesuatu untuk menyalurkan amarahnya.
"Al gue ik...."
"KRING!!!!..."
Alvin membanting pintu rooftop, sampai pengait pintu lepas satu. Alvin segera bergegas pergi, meninggalkan sahabatnya. Memang inilah keputusan yang tepat saat Alvin emosi. Dengan begini, Alvin tidak akan bisa melukai sahabat karibnya, Bryan.
Gimana guys? Lanjut?😀
Eits jangan lupa vote sama comentnya😉
Love You All💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopathic Bad Boy [HIATUS]
RomanceKisah cinta antara cewek dingin dan cowok psikopat. "Lo mau gak jadi pacar gue?" "Selama gue masih hidup, gue nggak mau jadi pacar lo!" "Kalau begitu lo mati aja demi gue." "Lo nggak bakal gue biarin buat bunuh gue seenak hati lo." "Gue nggak punya...