Frustasi

178 50 9
                                    

"Kalo lagi frustasi,bunuh diripun tetep bakal dijalani."

Alvin Alexander A.
Happy Reading💖
*
*
*
W

arning : Vote dan Coment kalian sangat membantu bagi author.😄










"Lima... Empat... Tiga... Dua... Satu."

"Kriiinggg.... Kriiinggg...."

"Yes. Akhirnya istirahat juga." pekik Bryan tepat di telinga kiri Alvin.

"Sakit anjing." maki Alvin, sembari mengusap-usap telinga kiriya.

"Yok Al, kita ke kantin." ajak Bryan.

"Loe aja sendiri. Gue ada urusan." jawab Alvin sembari melangkah pergi ke luar kelas.

"Sok sibuk banget jadi orang." cibir Bryan. Tapi Alvin sudah pergi, entah kemana. Jadi Bryan pergi ke kantin sendiri.

Semalaman, Alvin tidak bisa tidur disebabkan oleh,insiden 'Blue Fire'. Banyak kemungkinan-kemungkinan yang Alvin pikir berkaitan dengan insiden itu. Kalo Alvin tak menemukan apa yang dia cari, sudah pasti Alvin akan frustasi. Dan jika sudah frustasi sisi psyconya akan muncul. Tapi ini masih di sekolah, bisa berbahaya jika ada anak-anak yang tahu Alvin membunuh seseorang.

Alvin akan mencoba mencari di ruang kepala sekolah. Sekarang kepala sekolahnya sudah berganti menjadi papanya. Jadi Alvin akan lebih leluasa untuk keluar masuk ke dalam ruang kepala sekolah.

Tadi papanya bilang, hari ini papanya akan pergi ke pusat kota. Bisa dipastikan saat ini ruang kepala sekolah sedang sepi. Karena Alvin punya kunci cadangan, jadi lebih memudahkan Alvin untuk mencari sesuatu yang dia inginkan. Alvin berjalan menuju ke ruang kepala sekolah yang berhadapan langsung dengan lapangan.

Saat berjalan, banyak siwi maupun para ibu guru yang menyapa dirinya. Tapi Alvin tetaplah Alvin. Dia akan menganggap semua sapaan yang ditujukan kepada dirinya sebagai angin lalu. Setelah sampai di ruang kepala sekolah, Alvin segera memasukkan kunci dan memutar knop.

Alvin memulai pencahariannya dari laci meja kerja papanya. Mulai dari laci atas sampai laci bawah. Tapi Alvin tak menemukannya. Hanya berkas-berkas yang tak berguna yang ada didalam laci. Saat sedang membolak balik berkas, tanpa sengaja Alvin menemukan sebuah berkas yang berisi data diri siswia.

Alvin sempat melirik nama yang tertulis di kertas itu. Kelly E. Lorraine. Karna penasaran, Alvin mencoba mencermati foto yang tertempel disana. Rambut diombre warna coklat kemerahan, mata bulat besar, hidung mancung, dan juga bibir ranum yang mungil.

"Cantik." batin kata hati Alvin.

Entah mengapa, Alvin sangat tertarik kepada Key yang baru saja bertemu secara tidak langsung. Meskipun difoto itu tidak ada senyuman yang terbit, tetap saja mampu menarik perhatian Key.

Tanpa disadarinya, Alvin mengambil handphone dari saku celananya, kemudian tersenyum walau sangat tipis saat melihat hasil potretannya.

Seketika Alvin sadar, dia segera mencari kembali apa yang menjadi tujuan utamanya ke ruang kepala sekolah. Sudah semua tempat Alvin cari, tapi tetap saja tidak menemukannya. Tanpa sengaja mata elang Alvin menatap sebuah benda didalam laci di sebuah meja kecil yang berada di pojok ruangan. Alvin segera mengambil laptop yang bermerek Appel.

Alvin POV
Gue mulai aktifin laptop itu dan untung saja Dewi Fortuna sedang berpihak ke gue, laptop itu enggak di kasih password. Bila dikasih password gue juga bisa ngehack ini laptop, tapi hanya saja membutuhkan waktu yang lebih lama. Mengingat gue juga termasuk kedalam kelompok Arcturus, semua problem hackers bagi kami itu adalah hal kecil.

Setelah laptop nyala, gue langsung masuk di dokumen. Gue cari di kolom pencaharian, dan gue ketik nama 'Blue Fire'. Setelah gue tunggu beberapa detik, tetap tidak ada file yang gue cari.

"Brengsek!"

Gue teriak sembari melempar laptop itu ke lantai. Pikiran gue kacau. Gue bener-bener frustasi. Bodo amat dengan laptop yang saat itu sudah tak bernyawa. Sisi psyco gue muncul tanpa gue duga. Hasrat akan menyakiti seseorang terus menghampiri hati dan pikiran gue. Gue obrak-abrik semua benda yang ada di atas meja. Gue nggak bisa nahan hasrat gue lagi. Gue harus cari seseorang agar bisa gue sakitin. Tiba-tiba knop pintu berputar. Menampilkan seorang cewek yang sedang membawa berkas dengan yang berdiri mematung diluar.

"Kenapa loe?" tanya gue dingin.

"Eh... I-ini, gue tadi disuruh bu Haren buat ngasih berkas ini ke kepala sekolah." kata cewek itu takut-takut sembari mengangkat sebuah berkas dengan sampul warna merah.

Gue dekati itu cewek. Semakin gue dekat, dia semakin gugup. Terlihat dari manik matanya yang berkelana kemana-mana. Saat sudah di depannya, gue senyum devil.

"Eh l-loe mau ngapain?" tanya cewek itu takut-takut.

"Sekarang ikut gue." titah gue sembari mencekal satu tangannya.

Ya, tujuan gue sekarang adalah gudang. Hasrat gue buat nyakitin orang muncul lagi. Dan tanpa sungkan, gue pilih dia sebagai korbannya. Gue bawa itu cewek sampai di gudang. Saat masuk gudang, seketika gue inget terakhir kali gue ada disini. Sekitar lima bulan yang lalu, saat gue bunuh si Lillian. Gue jadi kangen buat bunuh orang lagi.

"M-mau l-loe apa sih?" tanya cewek itu, setelah tubuhnya gue hempaskan sampek nabrak dinding.

"Mau main-main sama gue nggak?" tanya gue sembari mengikis jarak. Gue keluarin sesuatu dari saku celana gue.

"J-jangan..... TOLONG!!!" teriak si cewek.

Gimana guys? Lanjut?😀
Eits jangan lupa vote sama comentnya😉
Love You All💖

Psychopathic Bad Boy [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang