Dipart ini KEY ama ALVIN bakal ketemu.
Jangan lupa vote sama coment ya guys. Oke?😉Malam berganti pagi. Fajar mulai menyingsing di ufuk timur. Cahaya mentari masuk melalui celah korden dan menembus retina milik seorang gadis yang masih terlekap diatas kasur empuknya. Karna dasyatnya sinar mentari, membuat gadis itu menggeliat-liatkan badannya. Ya gadis itu adalah Key. Si putri tunggal dari keluarga Elizabeth. Ketukan pintu menambah tidur nyenyaknya terganggu.
"Tok... Tok... Tok..."
Bunyi daun pintu kamar Key diketuk dari luar. Karna tak ada respon dari Key, pintupun diketuk kembali.
"Tok... Tok... Tok..."
Mau tak mau, Key akhirnya bangun. Mengucek kedua mata indahnya dengan kedua tangan lentiknya. Pintupun terbuka.
"Ceklek."
"Bangun sayang. Sudah pagi nih. Kamu mau sekolah tidak, nanti kesiangan lho." kata Mama Eliza-Mamanya Key.
Sebenarnya Mama Key tidak setuju jika Key turun kelas. Tapi Key memberitahu alasannya. Dengan berat hati Key memberi tahu alasan yang sebenarnya dengan syarat mamanya harus bisa menjaga rahasia jangan sampai ketahuan oleh papanya terlebih keluarganya Lillian. Dan tanpa diduga oleh Key, ternyata mamanya mendukungnya.
"Iya ma. Lagian Key juga udah bangun kok." kata Key yang masih mengumpulkan nyawanya.
Setelah merasa kesadarannya sudah kembali, Key merenggangkan tangannya ke kanan dan ke kiri. Mama Eliza, hanya tersenyum melihat kebiasaan putri tunggalnya dipagi hari. Mama Eliza berjalan mendekati putrinya yang masih duduk dikasur.
"Sayang mama mau minta tolong sama kamu, nanti kalau kamu mau berangkat ke sekolah tolong kasih berkas yang ada di meja ruang tamu itu ke om Edgar. Itu berkas meeting hari ini dan sangat penting. Jangan sampai orang lain mengetahui isinya". kata sang mama panjang lebar.
"Kenapa harus Key ma, kenapa enggak nyuruh Leon aja." elak Key yang malah gantian menyuruh Leon, orang kepercayaan mama Eliza. Leon saat ini berusia dua puluh tahun. Tiga tahun lebih tua dari umur Key.
"Leon hari ini masih ngurusin meeting papamu di Seoul. Jadi kamu mau kan sayang gantiin Leon."
"Hemm." jawab Key sembari mengangguk.
"Ya sudah, sekarang kamu mandi dulu, mama tunggu di meja makan."
"Iya ma."
Mama Eliza berjalan keluar dari kamar putrinya. Karna Key tak mau menyusahkan teman-temannya, Key rasa untuk hari ini lebih baik Key berangkat sendiri. Key mengambil handphonenya yang berada di nakas, kemudian mencari nama Daniel yang berada di kontaknya. Setelah menemukan, Key langsung menekan tombol hijau. Handphone Key berdering, menunggu telpon tersambung. Tepat di nada dering ketiga, telpon diangkat oleh lawan bicara.
"Ada apa Key. Ganggu tidur gue aja." sapa Daniel diujung telpon dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Berisik banget loe niel. Gue cuma mau ngabarin, nanti nggak usah jemput gue. Gue nanti berangkat sendiri."
"Lha emang kenapa?"
"Mama gue nyuruh gue buat ngasih berkas penting ke om Edgar."
"Kenapa mama loe nggak nyuruh Leon aja?"
"Leon masih di Seoul."
"Ohh. Ya udah nanti loe di jalan hati-hati ya. Kalau ada apa-apa hubungi gue."
"Oke."
Key langsung memutuskan sambungan secara sepihak. Pikirnya dari pada dengerin Daniel ngomong panjang-panjang, yang ada nanti Key akan kesiangan. Key meletakan kembali handphonenya di nakas, kemudian mengambil handuk dilemari dan masuk ke dalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopathic Bad Boy [HIATUS]
RomanceKisah cinta antara cewek dingin dan cowok psikopat. "Lo mau gak jadi pacar gue?" "Selama gue masih hidup, gue nggak mau jadi pacar lo!" "Kalau begitu lo mati aja demi gue." "Lo nggak bakal gue biarin buat bunuh gue seenak hati lo." "Gue nggak punya...