lima :

5.2K 1.1K 114
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
s u a

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

[ ubah latar menjadi hitam untuk menyesuaikan atmosfer fiksi yang muram ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

[ ubah latar menjadi hitam untuk menyesuaikan atmosfer fiksi yang muram ]ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

jaemin lagi-lagi mengucap syukur, berterima kasih pada tuhan yang telah menyertakan dirinya di dalam sebuah skenario hidup yang indah.

detik ini, jaemin kembali berhadapan dengan si pemotret bandung, tepat seperti apa yang ia harapkan kemarin.

keduanya geming. jaemin pun jeno hanya bertukar pandang. masing-masing mereka menikmati senyum mengembang sebagai hidangan. tanpa americano milik jaemin, tanpa coklat panas milik jeno.

hingga kertas buram yang disodorkan oleh jaemin membuat penerimanya terkesiap.

"jangan dibaca sebelum bumi menumpahkan air matanya, ya." jeno mengangguk patuh atas perintah jaemin lalu memasukkan kertas tersebut ke dalam saku tas yang tersampir rapi di atas pundak.

selanjutnya jeno kembali mengarahkan lensa nikon d7000 pada jaemin yang langsung menutup wajahnya dengan telapak tangan, "silakan ambil objek yang lebih cantik dari saya, jeno."

tak diindahkannya penolakan halus yang dilayangkan jaemin, jeno tetap menekan tombol shutter, hingga menghasilkan bunyi yang cukup familier; ckrek.

memeriksa hasil jepretannya melalui monitor, jeno bersuara, "enggak ada."

"ada."

jaemin menurunkan tangannya, manatap jeno tajam.

"enggak. kamu itu objek yang paling cantik menurut saya."

ckrek.

"saya yakin kamu belum pernah pergi ke taman bunga cihideung, 'kan?"

kali ini jaemin menutup wajahnya dengan topi yang baru ia lepas.

jeno menggeleng, "pernah. tetep kamu yang paling—"

ckrek.

"cantik."

jaemin menyerah, ia menumpu kepalanya dengan kepalan tangan, lalu menatap jeno dalam diam. sedang yang ditatap masih belum melepas matanya dari viewfinder kamera.

ckrek.

"oke, udah cukup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"oke, udah cukup." ucap jeno mantap. melayangkan senyum lebar bak aktor dalam iklan pasta gigi, jeno menatap jaemin, "temenin saya, yuk!"

"kemana?"

"keliling bandung. mau?"

jaemin mengangguk pelan, "biaya konsumsi ditanggung masing-masing 'kan, ya?"

jeno terkekeh pelan, berdiri, berjalan menuju vespa klasiknya, "kamu gak mau saya jajanin bakso semar? yaudah,"

"eh, kok gitu," jaemin mengikuti langkah jeno.

"mau?"

jaemin mengangguk cepat, "sekalian tunjukkin saya bumi yang lagi mengering, boleh?"

oh, siapapun yang baik hati, tolong hitung berapa kali jeno telah tersenyum pada seseorang yang sekarang telah duduk manis diatas jok vespanya hari ini.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ[ fiksi ini akan kembali ]ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
[ fiksi ini akan kembali ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

an:

ehehehehehehheehhehehehehehehehhehehehehehhehehe

ambyar sama tulisan sendiri halal kan y

⎛ √ ⎠ bandung dirundung mendung ✻ nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang