ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
t e m uㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
[ ubah latar menjadi hitam untuk menyesuaikan atmosfer fiksi yang muram ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤtujuh hari sudah jeno dan jaemin tidak saling berkirim kabar—lebih tepatnya jaemin yang sudah berhenti mengirim pesan pada si pemotret bandung.
pesan yang terakhir ia kirim adalah sebuah sajak, buah pikiran potretan jeno yang dipampang di sebuah pameran sekian hari yang lalu.
di tengah-tengah kegiatan mengajar les privat, satu nada dering terdengar. reflek ainunnya berpendar memecah fokus, marogoh saku meraih gawai lalu permisi pada muridnya untuk membalas panggilan.
"iya? ini siapa?" pertanyaan terlontar kala melihat nomor tersebut tak terdaftar dalam kontak gawainya.
"renjun. masih inget, kan?"
"masih," jaemin mengangguk percuma, "ada apa, ren?"
lawan bicaranya diseberang sana menjeda, "malam ini jam tujuh, ketemuan di kafe deket tempat pameran, bisa?"
dilirik arloji yang mendekap pergelangan tangannya erat; pukul empat sore.
"saya usahain ya, ren. soalnya rencana maghrib ini sampai isya ngajar anak-anak deket kosan."
"hm, gitu, ya?"
jaemin geming sesaat, "paling agak telat, gimana? jam setengah delapan?"
"nah, boleh, deh! daripada gak bisa sama sekali. soalnya ada yg mau diomongin, rada urgent, hehe."
terkekeh pelan, "oke, deh. entar saya kabarin lagi, ya ren."
ㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤhampir setengah jam ini jeno habiskan dengan menekan tombol shutter nikon andalannya; mengabadikan tiap sudut kafe, mulai dari bangku kayu, hingga meja tempat grinder dan biji kopi beradu.
hingga tepat di menit ke tiga puluh tiga, si pemotret berjalan menuju salah satu bangku yang telah diduduki tadi, dengan gawai dalam genggaman, juga seseorang diseberang.
"apa—"
"dua menit lagi, atau lukisan lo gue siram kuah bakso mas agus."
panggilanpun ditutup sepihak.
seketika ditaruhnya gawai diatas meja, ainunnya menatap keluar jendela penuh tetesan air mata bumi.
"oh, gerimis?" monolog si pemotret.
dinikmatinya pemandangan daun-daun bergoyang kala tetes demi tetes air hujan mencoba menggores. dengan lantunan melodi khas tahun delapan puluhan yang terputar membuat suasana semakin meneduhkan.
hingga sepasang rungunya menangkap suara yang tak asing, namun cukup menghantar rasa kejut pada si empu.
"jeno?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
[ fiksi ini akan kembali ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤan:
tes ombak duluuu.
yg ngeship bayi2 ini adaaaaa?????
KAMU SEDANG MEMBACA
⎛ √ ⎠ bandung dirundung mendung ✻ nomin
Fanfictionperkara jeno si pemotret bandung, dengan jaemin si penuang diksi mendung. keduanya berjumpa dibawah langit sebagai penaung yang sedang berkabung, merayakan kepergian kisah kasih yang belum rampung. [ jeno x jaemin ] ﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋ bxb lokal!au lowerca...