dua puluh satu

4.2K 598 45
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
t i g a  / d u a

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

[ ubah latar hitammu untuk menyambut atmosfer fiksi yang baru ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ"serius, saya males kalo kamu udah bilang 'nanti diganti nanti diganti' gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"serius, saya males kalo kamu udah bilang 'nanti diganti nanti diganti' gitu. pasti ujung-ujungnya lupa."

sepanjang perjalanan, jaemin tak henti-hentinya mengoceh perihal pengeluaran terpaksa untuk sarapan mereka tadi.

"kemarin lego yang kamu beli, pake uang saya juga. sampe sekarang belum, tuh, diganti. tuman."

si pengemudi tersenyum lebar, "pelit banget sama kang pacar sendiri."

"bukan pelit. saya kan cuma pengen kamu ngelakuin apa yang kamu bilang. kalo mau dijajanin, ya ngomong. jangan malah 'pake uang kamu dulu, nanti saya ganti'. php itu namanya."

"diem. bentar lagi nyampe, nih."

sekitar pukul sembilan, sampailah mereka di sebuah kawasan wisata cukup ternama. namun nampaknya, jaemin tidak menunjukkan ekspresi wajah memuaskan, berbanding terbalik dengan jeno yang sudah sangat bersemangat.

"ranca upas, jen? kamu serius?" jaemin mengucap ulang apa yang ia baca barusan; sebuah gapura menjulang dengan nama 'ranca upas' terlampang disana. masih merasa kejut yang luar biasa, ia menepuk bahu jeno, "mau ngapain kesini?"

mengangkat bahu tak acuh, jeno terus melajukan vespanya menuju tempat pembelian tiket, "kita bisa ngelakuin banyak hal tau. ngasih makan rusa, foto-foto, banyak, deh!"

"ini kita nge-date apa tamasya ala anak sd?"

namun lagi-lagi jaemin dititah tutup mulut, menyadari mereka sudah berada di loket, dan disambut ramah oleh penjaganya disana.

transaksi yang seharusnya berjalan tanpa memakan waktu lama itu, malah terjadi sebaliknya. jeno sibuk merogoh semua saku pakaiannya, mencari keberadaan benda bernama dompet yang kian lama belum juga ditemukan.

"mau pesen dua tiket, ya, a?" si penjaga loket melontar basa-basi yang hanya ditanggapi anggukan cepat lantaran panik yang mendera.

"coba cek tas kamu, jaem, ada dompet saya, gak?" bisik jeno.

melakukan apa yang diperintahkan, namun jaemin tidak menemukan dompet selain miliknya sediri. panikpun semakin mendera, "gak ada, jen."

"gak usah bercanda. masa jatoh di jalan, sih?"

"ya buat apa juga saya bercanda. kamu nyarinya kurang bener. coba cek lagi tasnya."

"ya dari tadi saya ngapain kalau bukan nyari?" si pemotret nampak mulai tersulut.

"ya yang bilang kamu mancing mania mantap siapa?"

"ya--"

"punten aa, ada yang ngantri di belakang. silakan mundur dulu."

keduanya mengangguk kaku, barangkali malu akibat pertengkaran sia-sia mereka barusan. jeno dengan cekatan memutar balik vespanya tak lupa memberi senyum ramah pada penjaga loket.

"ini dompet saya dimana gusti nu agung," resah jeno sambil mengusap pelan wajahnya.

tak mau ikut panik, jaemin menggeser tas si pemotret ke arahnya, lalu kembali mencari keberadaan dompet selagi si pengemudi melajukan kendaraannya.

"beneran gak ada ini mah, jen."

jaemin akhirnya pasrah.

dan disinilah drama lain muncul, ketika jeno langsung membelokkan kendaraannya ke pom bensin.

"jaem, minjem dua puluh."

jeno membuka jok motor setelah jaemin ikut turun dan mengerut alisnya, "duit saya cuma sisa tiga puluh ribu lho di dompet, terus tadi pagi dipake bubur. ya sekarang sisa sepuluh doang."

"kok--"

"belum cair." jaemin menaruh sisa uangnya itu sembari menepuk telapak tangan jeno keras, lalu berjalan menepi.

"galak, euy," batin jeno.

﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋


sepanjang perjalanan hari ini yang nampaknya tiada akhir, jaemin menekuk wajah dan aura tak mengenakkanpun terasa. jeno agaknya merasa bersalah, semua yang sudah direncanakan hancur begitu saja.

namun tiada hal yang banyak jeno lakukan selain menepuk lutut jaemin pelan, lalu meminta maaf dalam hati. karena pada dasarnya, si pemotretpun sama kecewanya.

hingga pukul sebelas siang, sekitar tiga puluh menit lagi sampai di tujuan--kosan jaemin--di depan sana terlihat banyak figur berseragam hijau neon melambaikan tangan pada beberapa kendaraan, termasuk vespa kesayangan jeno.

seakan sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, keduanya turun dari motor, lalu jaemin berdesis pelan, "dosa kamu sebanyak apa, sih jen, hari ini kena sial mulu."

﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋

sunmori
nikmatin dan motret sunrise
ngasih makan rusa di ranca upas
ditilang polisi ✔️

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ㅤㅤㅤㅤㅤ

[ bagian tambahan ini telah usai ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

an:

lunas ya, utang saya? maaf kalau tidak sesuai ekspetasi. ive tried my best! hehe

sekali lagi, banyak banyak banyak terima kasih buat yang udah baca buku saya sampai sini, terima kasih banget pokoknyaa! stay safe and have a nice, mates. luv ya!

⎛ √ ⎠ bandung dirundung mendung ✻ nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang