sembilan belas :

3.4K 692 97
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
s a t u / d u a

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

[ ubah latar hitammu untuk menyambut atmosfer fiksi yang baru ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

[ ubah latar hitammu untuk menyambut atmosfer fiksi yang baru ]ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

nampaknya kali ini Tuhan kembali mengabulkan doa yang biasa hamba-Nya panjatkan pada malam minggu; hujan. tak tanggung-tanggung, malam ini air mata bumi mengalir deras, bahkan diiringi petir keras.

dan hal tersebut pastinya menahan banyak pasangan yang sudah memiliki rencana untuk keluar rumah bersama sosok terkasih; jeno dan jaemin salah satunya. mereka mau tak mau mengubur keinginan untuk menikmati pemandangan kota bandung pada malam hari, dan memilih untuk mendekam di rumah si pemotret.

jaemin mengambil kaos hitam, beserta celana sependek lutut, "saya pinjem baju sama bokser ini, ya."

sedang si empu hanya mengangguk, kelewat biasa terhadap kegiatan pinjam meminjam mereka selama empat bulan belakangan ini. memilih membawa sepasang tungkai menuju dapur, berniat menyuguhi si penulis, setidaknya dengan satu cangkir teh hangat.

"ini tuan muda, tehnya sudah jadi. silakan dinikmati selagi hangat,"

jaemin yang sedang melarut diri memandangi kerasnya air hujan menghantam bumi, terkekeh pelan, lalu diterimanya uluran secangkir teh dari jeno.

"terima kasih."

jeno hanya mengangguk, lalu mendudukkan diri di atas satu-satunya kursi di ruangan bernama kamar tersebut.

jaemin yang fokus menyesap teh, dengan jeno yang mulai sibuk dengan laptopnya, menciptakan hening yang anehnya terasa hangat. hingga vokal si pemotret terdengar,

"mau nonton film, gak?" 

sembari melontar gumam, jaemin berjalan menghampiri jeno pelan, "boleh," lalu sedikit membungkuk, "film apa?"

"judulnya ready or not. saya baru dapet filmnya dari mark tadi siang--"

"mark temen motret kamu itu?"

jeno mengangguk, "katanya sih ini rame. thriller."

mengangguk, si penulis nampaknya setuju untuk membunuh waktu luang dengan menonton bersama, "boleh juga."

setelahnya, mereka berdua terlarut dalam suasana film dengan genre thriller berdurasi satu setengah jam tersebut. diawali dengan posisi jaemin yang menduduki kursi meja makan hasil pembegalan dari dapur, berakhir dengan dirinya yang berada di dalam rengkuhan si pemotret di atas kasur.

"besok sunmori, yuk! saya mau liat sunrise." jeno malah menyandarkan kepalanya di pundak jaemin, tampak tidak tertarik pada epilog film yang sedang mereka tonton.

sedang si penulis masih fokus, sedikit terlambat membalas ajakan jeno, "sunmori? maksudnya?"

"sunday morning ride. ya, gampangnya ngegas motor atau jalan-jalan subuh-subuh gitu." jelas si pemotret, "kamu, kan, katanya anak indie, kok enggak tau?"

mendengar kalimat terakhir barusan, jaemin mendecak sebal, mengalihkan pandangan pada jeno yang sekarang sudah mengangkat kepalanya, "apa?"

"itu mah bahasa anak motor kali. ya, saya mana tau," lalu kembali menatap layar laptop.

jeno memberi senyum bulan sabitnya, lalu kembali mengusak rambutnya pada pundak jaemin, "pokoknya itu deh! mau kan, ya?"

yang ditanya hanya mengangguk tak acuh. jeno hendak mengucap patahan kata, namun buru-buru jaemin titah untuk tutup mulut, "iya, iya, saya mau ikut cimory--apa tuh? sunmori. tapi jen--liat, plot twistnya keren banget, gak sih?"

menenggelamkan kepala di perpotongan lehernya, jeno menggeleng, "lebih keren plot twist seorang na jaemin yang ternyata malam ini mau tidur sekasur sama--"

belum sempat menyelesaikan kalimat, jaemin sudah lebih dulu bangkit dari posisinya lalu memukul kepala jeno sedikit keras, "tidur juga belum, udah mimpi aja kamu."

dan si korban pemukulan kepala barusan hanya dapat mengaduh, sambil membatin, "ih atuh, si ayang mah gitu,"

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



ㅤㅤㅤㅤㅤ

[ bagian tambahan ini akan kembali ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

an:

am sorry for makin you guys waitin like a decade for this bonus chap huhuhu

and here it is!

anyway, book ini udah sampe 2k votes! tepuk tangan untuk kita semuaaaaaa. *prok prok prok prok*

saya gak ada suruh buat vote atau komen. yang mau mampir dan meninggalkan jejak, silakan. yang mau jadi pembaca dalam diam juga silakan, saya gak akan marah2 kok!

ditunggu chap bonus yang kedua, ya! dadaaaahh

⎛ √ ⎠ bandung dirundung mendung ✻ nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang