dua belas :

2.8K 727 42
                                    

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
r e m a n g

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

[ ubah latar menjadi hitam untuk menyesuaikan atmosfer fiksi yang muram ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

[ ubah latar menjadi hitam untuk menyesuaikan atmosfer fiksi yang muram ]ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

sepanjang langkahnya jaemin iringi dengan rutukan. rutukan untuk dirinya yang baru saja bertindak bodoh, tidak dewasa, tidak jantan.

bagaimanapun juga, menurutnya memalingkan wajah saat orang yang sebelumnya kamu tatap juga balik menatapmu adalah tindakan yang tidak ada adab.

walau sebenarnya semua itu terjadi semata-mata karena rasa malu dan kesal bercampur jadi satu.

hingga rutukan itu terhenti kala tepukan pada pundaknya diberi, "mau bicara sebentar, boleh?"

hingga rutukan itu terhenti kala tepukan pada pundaknya diberi, "mau bicara sebentar, boleh?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

saat itu juga jaemin membulat ainunnya. renjun terengah yang mungkin karena menyamai langkah jaemin yang sedikit cepat—dan sudah cukup jauh dari kafe tadi berada.

"maaf, ren, saya bener-bener reflek malingin muka pas liat kamu. saya malu—"

renjun mendudukkan diri di atas bangku setelah mereka sepakat untuk mencari tempat lebih nyaman untuk bertukar narasi, "enggak, enggak. aku bukan mau ngomongin itu. dan—aku biasa aja kok sama yang jaemin bilang itu."

"saya takutnya kamu ngira saya sombong atau punya dendam gitu,"

"eh?" renjun melontar tawa pelan, "mana ada. aku justru mau minta maaf."

oke, perlu jaemin akui lukisan senyum yang terpatri setelah tawanya renjun bagi itu memang layak untuk mendapat pujian. namun sekarang jaemin memilih untuk menaikkan sebelah alisnya.

"anu—ini berkaitan sama jeno,"

sedetik setelah laki-laki bersweater ungu itu menyelesaikan kalimatnya, jaemin baru dapat mengangguk paham, dengan tambahan helaan napas di akhiran.

"hm, jaemin sama jeno ini udah lama kenal, ya? apa gimana?"

jaemin berdeham, "enggak lama. sekitar satu bulan, mungkin? kita juga gak gitu deket, kok! cuma suka tuker-tuker puisi saya sama potretan dia. gak ada maksud buat—"

lagi, renjun kembali melontar tawa lebih akbar dari sebelumnya.

"gak gak gak. jaemin pasti ngira aku ada hubungan gitu sama jeno, ya?"

jaemin balas dengan anggukan kilas, lalu geming, meminta laki-laki manis ini memberi keterangan lebih lanjut.

"aku temennya jeno."

"temen tapi mesra, ya? lagi nge-trend tuh sekarang."

sarkas jaemin diterima renjun dengan jelas. memilih abai, renjun kembali melanjutkan penjelasannya, "maaf kalo aku udah bikin jaemin mikir macem-macem, dan berakhir nyimpulin hal yang salah.

"jeno udah cerita semua, tentang jaemin. juga tentang keresahan dan keraguan perasaannya ke jaemin.

"satu hal yang pasti, jaemin jangan nyerah. mungkin iya, jeno keliatan abai. tapi itu karena jeno ini suka bingung sama perasaannya.

"ada hal yang jadi penyebab kenapa jeno kayak gitu. dan aku gak bisa jelasin semuanya disini, sekarang. mungkin lain kali kita ketemuan, ya?

jaemin masih setia dengan geming, bahkan setelah renjun mengucap salam perpisahan ia hanya tanggapi dengan anggukan pelan.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ[ fiksi ini akan kembali ]ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
[ fiksi ini akan kembali ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

an:

pengen bikin book norenmin...

⎛ √ ⎠ bandung dirundung mendung ✻ nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang