ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
k o t a k e m b a n gㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
[ ubah latar menjadi hitam untuk menyesuaikan atmosfer fiksi yang muram ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
tujuan pertama mereka adalah jalan braga. jeno ingin mengabadikan nuansa kuno milik jalan sepanjang kurang lebih satu kilometer tersebut.
di bawah lembayung jingga sore ini, keduanya menghabiskan waktu dengan saling menyelam melewati kelam manik insan yang kini saling berhadapan. ditemani bumi yang tampaknya ikut bersorai, menyoraki dua anak adam.
"gimana? indah 'kan? bumi mengering issa something," ujar jeno memulai percakapan, memutus tatapan, mengalihkan perhatian pada lampu jalan yang mulai menyala perlahan berurutan.
jaemin hanya mengangguk, "mungkin kalau saya itu kamu, saya bakal bilang, 'tapi tetep lebih indah kamu'. bener gak?"
mengenyampingkan terbahaknya tawa jeno membuat insan lain memusatkan atensi, kini jaemin menatap jeno penuh afeksi. menyaksikan bagaimana wajah berseri menampilkan deretan gigi rapi, juga mata membulan sabit. membuat jaemin merasa konyol sendiri. bisa-bisanya ia jatuh hati pada orang yang baru ditemuinya tempo hari.
"jadi, setelah braga, tujuan persinggahan kamu selanjutnya apa, jen?" tanya jaemin selang beberapa saat jeno mengehentikan bahak.
jeno mengerutkan kening, "mungkin antara gedung sate atau—"
"gedung merdeka?"
jeno menjentikkan jarinya, "exactly."
ㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
perjalanan mereka menuju gedung yang menjadi saksi bisu di balik salah satu peristiwa bersejarah itu banyak dipenuhi senda gurau.jeno yang selalu melempar canda, disambut jaemin dengan tawa. dan terus berlanjut hingga akhirnya langit memendung kabung. mau tak mau, jeno memarkirkan vespanya di depan etalase toko yang tutup.
"omong-omong, jeno sekarang jadi sering pake bahasa inggris, ya. gaul gitu kedengerannya," si surai jati memulai percakapan kali ini.
jeno hanya melontar senyum lebar, lalu melepas helmnya, "saya emang gaul, kali. millenial ceunah,"
jaemin hanya mendengus. lalu digerakkanlah tangannya, menengadah meminta basah air hujan mengenai telapak tangannya, "tapi kok—"
"ah! saya baru inget sama kertas yang tadi kamu kasih. saya baca sekarang, boleh?"
jaemin mengerjap. lalu mengangguk pelan—tak yakin, "bacanya dalam hati aja."
sontak pernyataan si surai jati barusan mendapat gelengan kuat dari pelakon dihadapannya, "justru biar menghayati, saya bacanya dikerasin."
jeno akhirnya membuka lipatan kertas buram dalam genggaman setelah mendapat decakan 'terserah' dari jaemin.
"tegas rahang disandang lembut senyuman,
cekam aura ditepis manis tutur kata,
kamu yang bersikap apatis mampu mengungkap kalimat romantis,
maka dari itu, izinkan juga diriku mengungkap, menjabar, menggambar,
bagaimana indah bumi basah."
satu-satunya objek yang terpotret oleh ainun jeno setelah ia memindah atensi dari kertas buram itu hanyalah senyum manis milik jaemin.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
[ fiksi ini akan kembali ]
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤan:
PYSCHO NYA RV ENAK WOOYY. STREAM TERUS AYO!1!1!1!!
KAMU SEDANG MEMBACA
⎛ √ ⎠ bandung dirundung mendung ✻ nomin
Fanfictionperkara jeno si pemotret bandung, dengan jaemin si penuang diksi mendung. keduanya berjumpa dibawah langit sebagai penaung yang sedang berkabung, merayakan kepergian kisah kasih yang belum rampung. [ jeno x jaemin ] ﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋ bxb lokal!au lowerca...