Nama hari berganti nama dari minggu ke senin. Matahari bersinar terik pagi hari ini. Sungguh. Sangat tidak bisa diajak kerjasama. Andai saja Shila bisa menghalangi matahari dengan awan yang sedikit mendung. Upacara di pagi ini pasti tidak akan sepanas ini. Tapi, ya mana bisa?!
"Heh La! Lo sehat kan? Ngomong sendiri dari tadi." ujar seseorang yang berada disamping Shila sambil memeriksa jidat Shila dengan punggung tangannya.
"Normal aja, ga panas shil, sehat alhamdulillah." lanjutnya bersyukur.
"YA SEHATLAH! LO KIRA GUE GILA GITU?! PANAS BA..banget, hehee." Suara keras Shila memelan ketika semua siswa melihatnya.
Shila serasa ingin menyentil jidat Tiara. Malu Ya Allah, malu.
"Pinter, kurang keras Shil, Ra. Kalian mau kita dihukum hormat bendera selama 4 jam sama Bu Sofi?" ujar Naya tanpa mengalihkan pandangannya.
Mendengar penuturan sahabatnya Shila dan Naya hanya geleng kepala dengan raut wajah ngeri.
***
Bel berbunyi tanda istirahat. Para siswa berhamburan keluar kelas untuk menuju ke kantin, kamar mandi, taman, perpustakaan, dan ada juga yang ngopi di warung belakang sekolah."Shil, ke kantin yokk!" ajak Tiara.
"Iya nih, laper banget. Ikut ngga shil? Kalo ngga, gue duluan sama Ara" ujar Naya seraya mengelus perutnya agar lambungnya bisa diajak kompromi sebentar.
"Gak, kalian dulu sana. Gue tadi pagi udah sarapan." tolak Shila. Ara dan Nayapun segera bergegas ke kantin untuk mengisi perutnya.
Shilapun bernapas lega karena keadaan kelasnya saat ini sepi. Cocok buat tidur ini mah. Toh tadi malam juga Shila tidur jam 1 karena mengerjakan tugas Bu Rena.
Baru saja ingin memejamkan mata, teriakan Tiara dan Naya berhasil membuat Shila ingin memakan dua sahabatnya itu hidup-hidup.
"SHILA ASTAGAA! DITO SAMA DEWA BERANTEM DI KANTIN," teriak Tiara heboh seheboh-hebohnya orang heboh. Sementara yang diajak bicara sibuk memijat jidatnya pening.
"Iya shilll, tadi muka Dito sampe merah-merah ada percikan darah gitu. Terus-terus Dewa ngelawan lagi, ngasi bogem berkali-kali buat Dito. Tapi keliatannya menang Dewa, ehh Dito juga menang kan biasanya. Ganteng parah Dewa tadi rambutnya acak-acakan. Apalagi Dito tadi waktu benerin kerah serag..." belum selesai menceritakan kejadian tadi, Shila membungkam mulut Naya agar diam sebentar.
Dari 3 bersahabat itu yang paling waras soal pelajaran itu sudah pasti Naya. Tapi kalau sudah menyangkut soal cowok, percayalah, hanya Shila yang waras. Tiara? Dia pinter cuma lama aja masuknya gitu. Lemot. Gemesin, cerewet minta ampun. Cantik? Pasti lah. Tapi sudah milik Vano. Prince terluvluvnya Tiara. Halah udah udah ko jadi bahas Tiara sama Vano.
"Hus diem dulu ya, pusing ini. Gue mau ke kamar mandi dulu ya, babai!"
Niat Shila sih bukan buat buang air. Tapi cuma ingin melarikan diri saja dari sahabat-sahabatnya. Shila sampai bingung, kenapa mereka begitu fanatik dengan Dewa Cs + Dito Cs. Padahal kan menurut Shila, mereka itu anak-anak pencari masalah semua.
Eh kagak deng, kecuali Dewa. Dewa aja ya, bukan se CSnya. Ganteng. Pinter. Tinggi. Manis. Itu menurut Shila. Tapi Shila sebatas mengagumi bukan mencintai atau ingin memiliki hubungan lebih. Itu sejak kelas 10 hingga sekarang Shila kelas 12. Tapi entah kenapa jika Shila sedang bertatap mata dengan Dewa pasti deg-degan bukan main. Bahkan hal ini tak diketahui dua sahabatnya. Shila dangat pintar menjaga rahasianya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
One And Only
Fanfiction❝ Hanya tentang rasa sayang, Yang datang dengan sendirinya, Dan harus pergi serta berganti karena suatu alasan. ❞ 🚫 Bahasa tidak baku 🚫 Typo dimana-mana 🚫 GJ [Started ' 25-11-2019]