22

299 31 6
                                    

Sudah sejak beberapa hari yang lalu Shila sudah tidak sering menangis lagi. Terlebih saat hari itu, hari terakhir ujiannya. Hari saat Dito memintanya untuk berbagi beban. Dan juga hari dimana ia tahu bahwa didalam tubuh Shila terdapat dua nyawa sekaligus, yaitu nyawa Shila sendiri dan juga nyawa si kecil yang ada dikandungannya.

Untuk saat ini hanya keluarga Shila dan Dito yang tahu jika Shila sedang mengandung. Shila belum berani memberitahu kedua sahabatnya, ia takut sahabatnya akan pergi meninggalkannya nanti saat sudah tahu keadaan Shila sekarang. Shila akan jujur kepada kedua sahabatnya, ia sudah siap untuk menerima resiko jika mereka tak mau berteman dengan Shila lagi.

Begitupun dengan Dewa, Shila tak tahu harus berkata apa nanti saat Dewa tahu semua ini. Bukan kepedean atau bagaimana, tapi Shila sadar kalau Dewa sangat menyayanginya. Bukan hanya Shila yang sadar, teman-temannya pun juga. Munafik jika Shila bilang kalau dirinya selama ini tak menyimpan rasa pada Dewa. Itu adalah salah satu alasan Shila mulai menjauhi Dewa. Ia takut Dewa akan benci padanya setelah ini. Shila tahu Dewa adalah orang yang sangat baik. Shila masih ingin berteman dengannya. Tapi Shila sadar, lambat laun semua akan tahu. Dan Shila mencoba untuk menerima itu.

Drrt drrt drt drrt,

Shila meraih handphonenya yang bergetar disampingnya.

Rhadito

Udah makan?

Udah

Jangan angkat barang yang berat ya,

Iya

Kalo tidur jangan malem malem

Iya

Perut lo ngga sakit kan?

Engga

Mau gue beliin martabak manis?

Engga, udah kenyang.

Shila diam sejenak

Dito

Hmm? Kenapa? Lo pengen apa?

Bukan,

Terus gimana?

Kira-kira kalo Naya sama Ara tau kalo gue hamil dia masih mau temenan sama gue ngga ya?

Mereka sahabat lo kan?

Iya

Lo sayang sama mereka, dan mereka pastinya sayangkan sama lo,

He'em

Gue yakin, Naya sama Ara ga bakal marah, mungkin mereka cuma kaget. Sahabat itu ga akan pernah ninggalin sahabatnya dalam keadaan sesusah apapun Shil. Percaya sama gue,

Tapi gue takut,

Rasa takut itu wajar Shil, tugas kita cuma harus ngelawan itu,

Kok diem?

E-engga,
Makasih ya, gue tutup telponnya,

One And Only Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang