24

315 37 13
                                    

Dito memasukkan mobilnya ke dalam garasi rumah. Dito dan bundanya turun dari mobil. Keluarga Dito baru saja pulang dari dari rumah keluarga Shila. Memang mereka tadi bersama papanya, tapi papa Dito kembali ke kantor lagi untuk bekerja. Mereka tadi membahas tentang pernikahan putra dan putri mereka. Untuk persiapan pernikahan sudah tuntas. Mulai dari gedung, dekorasi, fitting baju, undangan, dan lain sebagainya. Tinggal menunggu hari H-nya saja.

Dito melepas jaketnya lalu bersandar pada sofa. Begitupun juga dengan mamanya yang sudah duduk disampingnya.

"Dito, apa sebaiknya kamu tidak usah melanjutkan kuliahmu? Kamu tinggal melanjutkan perusahaan milik Papa Romi saja," kata mama Dito.

Dengan cepat Dito menggeleng, "Mengurus perusahaan itu harus membutuhkan keahlian dan pengetahuan yang luas ma, Dito akan tetap melanjutkan kuliah."

"Jika kamu tetap mau kuliah, kamu bisa bekerja paruh waktu disana Dito," kata mamanya lagi.

"Dito memang akan bekerja disela kuliah ma, tadi tidak jika diperusahaan itu." jawab Dito.

Mama Dito diam sejenak, "Kalau begitu kamu bisa bekerja di perusahaan milik Papa Nanta saja. Dulu, sebelum meninggal. Papa kamu sempat bilang, papa akan menunggu kamu sampai lulus untuk menggantikan posisi papa. Tapi papa pergi terlebih dahulu. Dan sejak itu perusahaan papa kamu ada ditangan karyawan biasa, namun sangat dipercaya oleh papa kamu, Om Vito namanya. Bahkan, saat perusaan itu dipegang oleh Om Vito hingga sekarang tidak ada penurunan sama sekali. Apa kamu masih ingat Dito? Om Vito mendapat amanah dari papa kamu untuk menggantikan posisinya sementara hingga menunggu kamu lulus. Dan jika kamu mau bekerja disana, disela-sela kuliah kamu, Om Vito akan melepas jabatan sementara itu, dan kembali seperti dulu. Kamu masih ingat kan?"

Dito mengangguk pelan, "Tapi Dito ingin mencari kerja sendiri ma,"

"Dito. Dengerin mama. Cari kerja itu susah Dito, apalagi kamu belum lulus kuliah. Jika kamu tidak mau bekerja di perusahaan milik Papa Romi, kamu bisa bekerja di perusahaan Papa Nanta, Dito. Sebentar lagi kamu akan menjadi kepala keluarga dan kamu akan menjadi seorang ayah. Pikir itu baik-baik Dito,"

Dito diam,

"Tapi ma-"

"Dito, cerna baik-baik kalimat mama barusan." sela mamanya.

Setelah otaknya beradu, Dito menganggukkan kepalanya pelan. "Dito akan bekerja di perusahaan Papa Nanta." kalimat itu membuat mama Dito mengembangkan senyumnya.

"Tapi Dito akan menjadi karyawan biasa ma, Om Vito tetap akan memegang perusahaan papa,"

"Dit-"

"Biarkan Dito menjadi karyawan biasa disana ma. Biarkan Dito berusaha dan berproses. Dito akan menggantikan posisi papa setelah Dito lulus kuliah nanti. Doakan Dito ma, Dito akan tetap kuliah hingga memperoleh hasil yang memuaskan agar bisa membuat bangga mama papa serta keluarga kecil Dito nantinya."

Mama Dito menghembuskan napasnya pelan, lalu mengelus rambut putranya.

Mama Dito menarik Dito kedalam pelukkannya. "Setiap orang tua pasti akan mendoakan yang terbaik untuk anaknya. Udah gede ya kamu sekarang. Udah mau menikah, udah mau jadi ayah. Bahkan sebentar lagi sepertinya mama akan jarang bertemu dengan kamu." Dito membalas pelukan itu.

"Jadilah suami serta ayah yang bertanggung jawab ya sayang, sayangi Shila serta anak kalian setulus hati. Jangan pernah buat Shila kecewa. Setelah ini jangan pernah bikin dia nangis lagi. Jika esok Shila melakukan sebuah kesalahan, kamu bimbing dia, jangan kamu bentak. Bunda tahu Shila mudah tergores hatinya. Jika ada masalah, selesaikan dengan baik-baik. Kamu harus wajar jika sifat Shila kekanak-kanakan. Terlebih saat ini Shila tengah hamil, Dito. Kamu harus lebih paham itu. Jaga Shila baik-baik ya," Dito mengangguk pelan dipelukan mamanya.

One And Only Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang