"SUDAH SELALU BUAT MALU KELUARGA, KEMARIN KEMARIN BERANTEM DISEKOLAH, MABUK, SEKARANG NGEHAMILIN ANAK ORANG. BESOK LAGI APA HAH?! MAMA DAN PAPA SUDAH CAPEK NGURUSIN KAMU DITO!"
"Bukan. Mama yang mengurus saya, bukan papa," sela Dito tanpa menoleh ke papanya.
"Dito! Jaga ucapan kamu! Yang sopan sama papa kamu!" kali ini mama Dito yang bersuara.
"Kamu masuk kamar Dito, ganti baju! Setelah itu kita akan kerumah Shila." kata mamanya seraya mengapus air matanya.
Dito memejamkan matanya sejenak sebelum pergi ke kamarnya. Mama Dito menghampiri pria paruh baya itu, lalu mengelus lengan suaminya agar tenang.
•••
Seharusnya pagi ini adalah pagi yang bahagia untuk Shila, karena ia bisa berkumpul dengan bunda dan ayahnya. Tadi ayahnya datang berkunjung. Ayahnya. Mantan suami bundanya.
Shila keluar dari kamarnya. Shila turun dari tangga perlahan-lahan, ia dapat melihat bunda dan ayahnya yang sedang mengobrol di ruang tengah. Shila berjalan ke arah mereka. Sebenarnya Shila tak ingin mengatakan ini, tapi Shila harus pada kedua orang tuanya.
"Bunda, Ayah. Shila mau bicara sesuatu," ujar Shila. Shila menunduk, dengan mata yang sudah berair.
"Sini sini, mau bicara apa sayang?" bunda Shila menarik tangannya, agar Shila duduk ditengah-tengah mereka.
"Mau bicara apa hm?" tanya ayahnya antusias.
"Shi-shila minta maaf," Shila masih menunduk, satu tetes air matanya telah jatuh.
Shila merogoh sakunya perlahan, mengambil testpack yang ada disakunya. Ia mengeluarkannya, menunjukkannya pada bunda dan ayah. Begitu kagetnya orang tua Shila saat Shila menunjukkan benda itu, terdapat dua garis disana.
Perubahan raut muka sangat bisa dirasakan oleh Shila.
"Anak siapa yang kamu kandung?" tanya ayahnya. Shila masih menunduk, tak berani menatap ayah maupun bundanya. Air mata Shila sudah menetes beberapa menit yang lalu setelah ia menunjukkan benda itu.
"SHILA, JAWAB AYAH!"
"Te-teman sekolah Shi-shila yah," Shila memberanikan dirinya untuk menjawab pertanyaan ayahnya.
"Teman kamu siapa?" tanya bundanya. Shila diam sejenak,
"Di-dito," jawab Shila.
"SHILA, SUDAH BERAPA KALI BUNDA BILANG JANG..."
Kalimat bunda terhenti, bundanya diam kembali, menstabilkan emosinya. Detik selanjutnya bundanya menarik tubuh Shila. Membawanya kedalam pelukan bundanya.
TOK TOK TOK
Bunda Shila melepaskan pelukannya sejenak,
"Biar ayah yang buka,"
Tampak wanita dan pria paruh baya dan juga. Dito. Sedang berjalan masuk mengikuti ayahnya. Mereka duduk berhadapan dengan Shila, bunda, dan ayahnya. Semua yang Shila takutnya terjadi sekarang. Tapi ia sedikit lebih tenang ketika Dito menepati janjinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One And Only
Fanfiction❝ Hanya tentang rasa sayang, Yang datang dengan sendirinya, Dan harus pergi serta berganti karena suatu alasan. ❞ 🚫 Bahasa tidak baku 🚫 Typo dimana-mana 🚫 GJ [Started ' 25-11-2019]