7

306 42 4
                                    


Matahari sudah berada diubun-ubun. Jam menunjukkan pukul 12.00. Para siswa yang tadi pagi bersemangat untuk belajar, sekarang sudah tergeletak loyo di bangkunya masing-masing. Ada yang mengantuk, lapar, dan lain sebagainya. Mereka menantikan 30 menit lagi, yaitu jam istirahat. Bahkan sebagian besar  dari siswa sudah ada yang keluar kelas, karena malas.

Tapi tidak untuk Shila. Ia memang menantikan jam istirahat, tapi tidak dengan mabal. Ia ingin pergi menemui seseorang. Begitupun dengan kawannya Naya, dan Tiara yang say no to mabal.

Hmm, soal kejadian kemarin, Shila sudah menceritakan kejadian itu pada kedua sahabatnya. Dan, ya gitu, mereka terkaget-kaget karena mendengar cerita Shila. Mereka menyesal karena tidak ikut Shila dan Tasya semalam. Tapi ya mau gimana lagi, udah qodo'-nya gitu. Eh lupa, ituu, anuu. Shila ngga nyeritain soal hug hug anu itu. Shila cuma cerita kalau awalnya Shila mau nolongin Dito, tapi ya gitu, malah kebalik.

"Tapi lo gila juga Shil, masuk ke kandang singa itu namanya," ujar Naya mumpung Pak Ari sedang menulis soal di papan tulis.

"Tapi kan gue ma...," kalimat Shila terputus begitu saja karena Naya.

"Iya, tapi lo mau nolongin dia kan? Gue juga tau Shil, tapi itu sama aja nyelakain diri lo sendiri," sela Naya.

"Tapi kan kalo dia nan....," kalimat Shila tersela lagi dan juga karena Naya lagi.

"Tapi apa? Kalau dia nanti dipukulin sama preman itu? Ya itu kan masalah dia Shil, bukan masalah lo, orang jahat gitu pake lo tolongin segala, seharusnya semalem lo telpon gue biar gue jemput Shil," ujar Naya panjang lebar.

"Iya Nay gue tau, tapi.." sabar ya Shil, kesela mulu dah :').

"UDAH UDAH NAY, SHIL. Pertama, itu bukan salah Shila. Kedua, itu bukan salah Dito. Yang salah itu premannya. Alhamdulillah-nya Shila baik-baik aja karena ditolongin Dito. Dan tadi soal lo ngomong Dito jahat. Itu salah. Menurut gue, dia baik Nay," jelas Ara panjang lebar untuk meyakinkan kedua sahabatnya itu.

"Maaf Shil, maaf gue semalem ga bisa nganter lo," ujar Naya seraya memegang pundak Shila yang berada di depannya.

Shila meraih tangan Naya dengan tersenyum dan mengangguk-angguk.

"Nah, gitu dong! Jangan pada eyel-eyelan!" sahut Ara dari samping Shila yang ikut tersenyum. Eyel-eyelan is bantah-membantah ya :)

KRING KRING KRING!

Bel pun berbunyi. Para siswa berhamburan keluar kelas.

"Shil, Nay, ga ada yang mau ikut gue ke kantin?" ujar Ara yang sudah meletakkan pipi kanannya ke meja.

"Em, Shil lo ngga ke kantin?" tanya Naya tak menghiraukan ajakan Ara.

"Kalian ke kantin gih, ntar gue nyusul, gue mau ke kelas Dewa dulu soalnya," jawab Shila seraya mengambil jaket yang ada di tasnya.

"Mau ngapain Shil?" tanya Naya kepo.

"Balikin ini," jawabnya seraya melirik jaket yang ada ditangannya.

"Gue ikut lo ya Shil, males ke kantin,"

"Loh loh, terus ga ada yang mau nganterin gue ke kantin?" sahut Ara yang bangkit dari duduknya.

"Ehm, nganterin lo makan ke kantin atau nganterin lo pacaran hah?" tanya Naya dengan tatapan malas.

"Dua-duanyalah, sirik aja lo,"

"Sorak sirik sorak sirik. Ara, mumpung gue lagi baik hati. Sekarang lo ke kantin dih biar bisa berdua-duaan, ngga ada yang ganggu jadinya, ntar ntar gue nyusul aja deh sama Shila, "

One And Only Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang