Malam minggu menghiasi ramainya kota. Banyak kendaraan berlalu lalang, bahkan banyak pedagang yang masih semangat berjualan dipinggir jalan. Sebagian toko dan ruko juga masih banyak yang buka.
Yang lain sih, jalan-jalan. Beda sama Shila. Pengennya sih jalan-jalan gitu. Sama bunda kek, sama anu kek. Tapi harapannya pupus saat kelompoknya memutuskan untuk menyiapkan project robotnya. Dan untuk persiapan bahan akan dicek Besok Senin.
Malam ini Shila harus merelakan otak serta tenaganya terkuras banyak untuk mempersiapkan projectnya buat senin esok. Setidaknya mempersiapkannya terlebih dahulu akan lebih baik.
Saat itu, satu kelas dibagi menjadi 3 kelompok, perkelompoknya terdiri atas 10 siswa. Shila terpisah dengan Ara dan Naya. Mereka masuk dalam satu kelompok, sementara Shila berkelompok dengan Chelsea dan teman-teman yang lainnya.
Malam sudah mulai larut, tapi belum ada dari mereka yang pulang dari rumah Chelsea. Ada yang menggunting karton, nge-game, nyemil. Bahkan, Reno baru saja berangkat membeli lem, karena lemnya kurang.
•••
"RAMA, AMBILIN PENGGARIS!" teriak Chelsea.
"Nih,"
"PULPEN SEKALIAN," teriak Chelsea,
"Nih nihh," Rama memberikan pulpennya tepat didepan wajah Chelsea karena kesal. Shila dan yang lainnya hanya bisa tertawa melihatnya.
"Masih lama gak ya? Udah boleh pulang belom?" tanya Rendi, si gembil gemuk. Seraya memasang wajah bosan. Dan jangan lupakan, ini yang sedari tadi nyemil, ngabisin makanan nih.
"Belom, bantuin makanya! Jangan makan teross!" jawab Chelsea sok serius. Rendi meletakkan jajannya lalu merangkak kearah Chelsea dan mau membantunya.
"Kalo dilanjut besok minggu gimana? Udah malem banget nih, kasian yang cewe nanti pulangnya," tanya Reno.
"Sekalian heh, biar ga capek bolak-balik besok. Dikit lagi, bentar 10 menitan," ujar Shila yang masih fokus mengelem bentuk kotak pada karton. Sementara yang lainnya menyetujui pendapat Shila lalu melanjutkan tugasnya lagi.
•••
"Gue duluan woe!" pamit teman-temannya yang bawa kendaraan.
"Nah itu mama, gue duluan ya!" pamit salah satu temannya lagi.
"Shil, bareng gue?" tawar Reno seraya memasang helm fullfacenya.
"Engga usah Ren, kejauhan lo-nya, kan jalur rumah kita beda. Gue naik taxi aja," tolak Shila halus.
"Beneran?" tanya Reno memastikan. Shila menjawabnya dengan anggukan kepala.
"Ya udah gue duluan ya!" pamit Reno seraya meng-gas kendaraannya untuk keluar dari halaman rumah Chelsea.
"Shil, gue antar kedepan ya!"
Shila dan Chelsea berjalan keluar. Beruntungnya rumah Chelsea pinggir jalan besar, pastinya banyak taxi ataupun ojek yang lewat. Shila melambai-lambaikan tangannya saat melihat taxi yang lewat dari arah kiri.
"Chelsea, gue duluan ya!" pamit Shila seraya membuka pintu penumpang mobil. Chelsea melambai-lambaikan tangannya pada Shila tanda 'hati-hati'.
KAMU SEDANG MEMBACA
One And Only
Fanfiction❝ Hanya tentang rasa sayang, Yang datang dengan sendirinya, Dan harus pergi serta berganti karena suatu alasan. ❞ 🚫 Bahasa tidak baku 🚫 Typo dimana-mana 🚫 GJ [Started ' 25-11-2019]