"Minju?"
Tak ada jawaban. Kedua bola matanya hanya bisa memandanginya dalam kebimbangan.
"Kim Minju? Apa yang... Apa yang kau lakukan di sini?"
Minju kaku. Seluruh tubuhnya tidak bisa bergerak. Otaknya sudah berteriak memerintahkan kedua kakinya untuk pergi. Menjauh atau menghilang atau ke mana saja asal tidak bertatap muka dengan sosok pria di hadapannya saat ini.
"Minju?" panggil pria itu. Saat tangan kanannya hendak meraih lengan kiri Minju, gadis tersebut tersentak dan segera berlari keluar. "Minju, tunggu dulu!" seru pria itu lagi.
Sosok Minju telah menghilang dari pandangannya dalam sekejap.
"Astaga, mengapa dari semua orang dan semua tempat aku harus bertemu dengannya??" keluh Minju sembari berlari menuju kamar kecil.
"Ada apa dengannya?" gumam seseorang yang melihatnya, "Hei, Hyewon, ada apa dengan pengganti Yena?" tanyanya pada Hyewon yang tengah menuang kopi pada seorang pelanggannya.
"Ada apa, Yoojung? Siapa?" Hyewon menghampiri kawannya yang bernama Yoojung dan meletakkan teko kopinya.
"Anak yang kau bawa hari ini baru saja terlihat berlari dengan panik ke kamar kecil. Seingatku tadi ia juga sudah ke kamar kecil sebanyak tiga kali. Apa ia baik - baik saja?"
Hyewon tersenyum menahan tawa. "Yoojung, aku tidak pernah menyangka kau bahkan sampai menghitung berapa kali seseorang masuk kamar kecil!" ledeknya.
"Jangan mengejekku, Kang Hyewon!" balas Yoojung seraya melempar buku menu ke arah gadis di hadapannya.
Hyewon menyambutnya dengan gelak tawa. "Oke-oke, maafkan aku, aku hanya bercanda..."
Yoojung meringis dan melanjutkan perkataannya, "Pergilah melihat keadaannya. Tadi ia terlihat berlari dengan wajah yang panik dan pucat. Aku khawatir ia tidak sedang dalam kondisi sehat."
Hyewon mengernyit. "Benarkah?"
Yoojung mengangguk dan beranjak untuk menemui pelanggan yang memanggilnya. "Cepatlah, aku akan berjaga untukmu juga!"
Oke, terima kasih, Yoojung!" pamit Hyewon. Ia berjalan cepat menuju kamar kecil wanita berada. Mencoba menemukan sosok yang dikhawatirkan Yoojung. "Kim Minju??" panggilnya setelah tiba di sana, "Minju, kau ada di dalam??"
"Yaa!" sahut suara di balik salah satu bilik toilet.
Hyewon beralih ke bilik tersebut. "Apa kau baik - baik saja di dalam?? Yoojung bilang ia melihatmu berlari - lari ke kamar kecil sebanyak tiga kali!" serunya sembari mengetuk pintu bilik agar dibuka.
Tak ada jawaban.
"Minju?? Kau baik - baik saja??"
Hyewon justru mendengar suara isakan tangis yang berusaha ditahan.
Loh?
"Hei, Minju! Kau baik - baik saja di dalam?? Ada apa?? Keluarlah dan bicarakan padaku!" Hyewon menggedor - gedor pintunya.
Tak lama, pintu dibuka. Hyewon bisa melihat bagaimana merahnya wajah Minju seperti berusaha menahan air matanya. Tapi Hyewon juga dapat melihat bekas air matanya telah menetes di kedua pipi gembulnya itu.
Seperti biasa, hati Hyewon seketika melunak menyaksikan kedua bola mata Minju yang masih berkaca - kaca. "Hei..." panggil Hyewon dengan lembut. Ia menarik lengan kanan Minju untuk keluar dari bilik toilet dan menuntunnya menuju washtafel. Gadis itu menurut saja dengan lemah.
Keduanya kemudian berdiri berdampingan dalam hening dan pandangan mereka tertuju lurus ke depan, memandangi cermin besar yang terletak di atas kran washtafel. Wajah sembab Minju itu justru terlihat menggemaskan di mata Hyewon. Setelah beberapa lama hanyut dalam diam dan pandangan kosong pada cermin, Minju melirik ke arah bayangan pantulan Hyewon. Ia akhirnya baru menyadari bahwa Hyewon tengah memperhatikannya dari tadi sekaligus menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuntunan Gaya Hidup Ala Kang Hyewon
FanfictionKisah mengenai bagaimana Kang Hyewon menjalani hidupnya yang "sederhana". Ia bahkan menjadi panutan bagi si anak baru, Kim Minju. "Selamat datang di kehidupan ala Kang Hyewon!" sambut gadis cantik itu pada gadis cantik yang lebih muda di hadapannya...