37. Pengalih Perhatian

281 36 2
                                    

"Aku sudah selesai, Kak..."

Hyewon hanya mengangguk tanpa memandang gadis yang memberi laporan padanya. Minju memberanikan diri duduk mendekat di samping Hyewon yang masih asyik melipat pakaian butik ke dalam plastik bening pembungkus. Salah satu pekerjaan sampingan yang harus diselesaikan sebelum jam makan siang. Karena tepat jam 11, seorang kurir dari butik pakaian tersebut akan mengambilnya, kemudian sang pemilik akan langsung membayar upah Hyewon dengan transfer uang.

Hari itu saatnya Hyewon libur dari kedai, jadi seharian ia hanya akan mengerjakan 3 macam pekerjaan sampingannya. Yang pertama tadi adalah yang sedang ia berusaha selesaikan, yang kedua adalah ia akan menjadi boneka maskot tim bisbol di sebuah pertandingan lokal, yang terakhir adalah merekatkan hiasan aksesoris. Cukup padat dan melelahkan? Tidak juga, karena pagi tadi hujan, Hyewon hanya bisa mengambil 3 macam pekerjaan saja. Normalnya ia sanggup menerima hingga 6 macam untuk seharian.

Minju?

Ia hanya akan membantu Hyewon saja bila kakak cantik itu tidak ke kedai. Anak buah mengikuti apa kata sang ketua. Lagipula Hyewon tadi tidak mengijinkannya keluar, hujan masih belum berhenti.

'Kalau kau sakit, nanti kita keluar biaya lagi. Apa kau punya uang untuk membayarnya? Biaya rumah sakitmu waktu itu saja masih belum kubayar lunas ke Kak Minhyun...'

Minju hanya bisa tersenyum sendiri diam - diam. Sudah sering ia katakan kan, kakak cantik di hadapannya ini boleh saja terlihat acuh. Tapi sebenarnya ia sangat memperhatikan sekitarnya. Karena Minju satu - satunya orang terdekatnya saat ini, wajar bila Hyewon memberi perhatian.

Iya, kan?

"Tidak."

Minju tersentak. "A-apa, Kak?" tanyanya dengan ragu. Apa Kak Hyewon tadi membaca pikiranku? Mengerikan...

"Siapa yang berbicara padamu? Aku meninggalkan pesan suara untuk kawanku ini," Hyewon menunjuk ke arah ponselnya.

"Ooh..."

"Aku tidak akan ikut acara itu. Kalian pergilah," sahut Hyewon, merekam pesan suaranya.

"S-siapa itu, Kak?" tanya Minju lagi, iseng sekedar ingin tahu. Tidak juga, ia penasaran sekali sebenarnya, tapi gengsi.

Sesuai dugaan, Hyewon hanya memandang datar ke arahnya seolah berkata, 'apa aku tadi mengajakmu berbicara?'

Minju meringis dan menggeleng singkat. Ia kembali menatap layar ponselnya, menanti pesan dari Minhyun lagi. Menanti kabar terbaru info yang tadi pagi disampaikan. Rasanya bosan sekali, terjebak di dalam kamar sempit. Minju baru menyadari ini, karena ia sibuk bekerja sampingan di luar dan saat malamnya mereka juga akan tidur di luar lagi, jadi ia tidak benar - benar merasakan bahwa kamar sepetak Hyewon itu sempit!

Minju menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Di luar masih hujan, tapi hawanya jadi ikut sejuk di dalam. Tadi ia sudah menghabiskan 1 cup ramen instan yang ia makan dengan semangkok nasi. Sekarang kedua mata Minju terasa berat. Ia ingin berbaring sebentar saja, tapi dipan kayu di luar juga basah karena masih diguyur bebas oleh air hujan.

Aku hanya ingin berbaring sebentar saja, demi Spongebob yang masih berbentuk kotak dan berwarna kuning!

Ia terlihat mencoba menyandarkan punggung ke dinding, menjajarkan kedua kaki jenjangnya meski mendapat lirikan tajam dari Hyewon. Karena tidak sengaja menendang tumpukan pakaian yang sudah dilipat rapi. Seperti biasa, jurus andalannya adalah Minju meringis berpura - pura tak berdosa. Tapi ia kemudian cepat - cepat merapikan tumpukan tersebut.

Khawatir Hyewon akan mengomelinya, meski nyatanya gadis itu lebih banyak diam sejak bangun tidur tadi.

"Pakeet..!"

Tuntunan Gaya Hidup Ala Kang HyewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang