Tuntunan Gaya Hidup Ala Kang Hyewon

47. Identitas Yang Terungkap

"Mengapa kau lakukan itu?"

"Lakukan apa?"

"Selalu menyendiri dan menjauhi orang yang ingin dekat denganmu."

Hembusan nafas kasar terdengar satu kali. Dari gadis yang lebih tua.

"Kau ingin tahu?"

"Uh-huh."

"Karena aku benci merasa terikat."

"Apa buruknya dari hal itu? Bukankah menyenangkan selalu memiliki seseorang di sampingmu?"

Lagi. Terdengar hembusan nafas kasar dari gadis yang diajak berbicara.

"Aku tidak suka. Titik."

"Hah? Baiklah, aku semakin yakin sekarang."

Salah satunya mengernyit.

"Apa?"

Yang satu lagi tersenyum penuh percaya diri.

"Kau akan berubah pikiran suatu saat."

"Oh, aku orang yang konsisten, Kim Minju. FYI."

"Not really."

"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"

"Aku."

"Apa?? Percaya diri sekali, kalimat ini berasal dari gadis sepertimu?? Mantan Nona Muda?? Aku ingin tertawa!"

"Oh, tertawalah selagi kau bisa, Kak Hyewon..."

"Kau salah makan??" Ia berkacak pinggang.

"Aku hanya makan ayam goreng yang sama denganmu." Ia menjawab dengan santai.

"Pasti ada bahan yang salah dicampurkan, bicaramu melantur seperti ini."

"Aku baik - baik saja, kau lihat, kan?"

"Mengapa kau mengira aku akan menyukaimu?"

Minju menjentikkan jarinya.

"Nah!"

"Kenapa lagi itu?"

"Kau tadi bilang menyukaiku?? Oh, jadi kau menyukaiku sekarang?? Nah, benar, kan?! Aku sudah merubah pikiranmu itu! Ha-ha!"

"Whatever..."

Hyewon beranjak dari dipan kayu mereka. Hingga tangan kiri seseorang menahannya.

Tangan Minju.

"Tidak, Kak, aku serius! Kalau begitu jawab ini, mengapa kau masih membiarkanku di sini? Bersamamu?"

Hyewon kembali menghela nafas panjangnya. "Karena kau yang memaksa, ingat??"

"Bukan. Karena kau peduli pada orang lain dan kau adalah orang pertama yang mengulurkan tangan cantikmu itu ke arahku. Meski kita baru pertama bertemu."

"Karena kau menangis di tengah jalan!" Hyewon melepas genggaman tangan Minju padanya. Tapi gadis itu lebih cepat meraihnya kembali.

"Kau memang peduli padaku, kan? Kenapa kau tidak mau mengakuinya, Kak?"

"Kenapa kau banyak bertanya?"

"Karena aku suka mendapat jawaban."

"Kim Minju, aku tidak suka memberi jawaban, oke?"