29. Berseminya Hati Yang Sepi (Bagian 1)

435 44 11
                                    

"Kak, tunggu aku!" seru Minju pada Hyewon yang selalu berjalan dengan cepat di depannya. Dan Minju selalu kewalahan tertinggal di belakang karena tidak bisa menyamakan kecepatan.

Hyewon berhenti dan berbalik. Dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana jeans-nya, ia menanti gadis cantik yang lebih muda darinya tersebut. Minju bahkan terlihat mulai berlari - lari kecil ke arahnya. Selang 2 menit, Minju akhirnya tiba di posisi Hyewon berdiri saat ini.

"A-ku-hah-aku tahu kau-ka-hah-kau t-tidak... suka aku ikut denganmu ke Daegu hari ini! Ta... tapi masalahnya aku benar - benar... Hahh... tidak kenal kota ini! Kalau Kakak terus berjalan terlalu cepat seperti ini aku pasti tertinggal dan... aku pasti terpisah darimu, Kak..." keluh Minju sembari bersusah payah mengatur nafasnya yang tersengal karena berlari - lari menyusul kakak cantik di hadapannya.

Hyewon hanya mengendikkan bahu kemudian mengambil sebotol air mineral dari tas punggungnya dan menyodorkannya kepada Minju. "Minum dan istirahat dulu sana," perintahnya sembari mulai berjalan menuju sebuah bangku umum di depan toko buku lokal.

Minju menurut dan duduk di samping Hyewon. Kedua kakinya pegal sekali, tubuhnya berkeringat, kerongkongannya kering, dan perutnya sudah kosong. Diliriknya Hyewon yang ternyata juga tengah memperhatikannya. Saat kedua bola matanya bertemu dengan milik kakak cantik di hadapannya, Minju cepat - cepat menunduk dan berpaling. Ia berpura - pura meneguk air mineral pemberian Hyewon tadi.

Suasana sangat canggung sekali sejak dari Minju membuka mata di pagi itu. Minju bangun karena Hyewon yang mengguncang tubuhnya sembari berkata bahwa ia mengijinkan Minju ikut bersamanya ke Daegu. Tapi, gadis cantik yang lebih tua 2 tahun darinya tersebut kemudian sama sekali tidak mengajaknya berbicara setelah itu. Maka ketika Hyewon meninggalkannya untuk mandi, Minju cepat - cepat memeriksa ponselnya.

Benar saja, ada pesan dari Minhyun.


'Aku sudah berhasil merayu Hyewon untuk membawamu ke Daegu juga pagi ini! Aku tadi sudah menghubunginya, jadi kau tidak perlu khawatir sama sekali karena aku tidak membawa - bawa namamu. Dan jangan mempertanyakan mengapa ia merubah pikirannya atau ia benar - benar akan mulai mencurigai rencana kita berdua, oke?'

'Tapi aku masih tidak mengerti, Kak... Apa benar tidak apa - apa?'

'Percaya saja padaku, tidak akan terjadi apa - apa, oke? Selamat menikmati perjalanan berdua ke Daegu bersama Hyewon, ya! Kabari aku saja jika kau membutuhkan sesuatu, aku pasti akan langsung membantumu, Nona Muda Cantik! Sampai besok!'

Minju mengerjap - ngerjapkan kedua matanya. Khawatir ia salah membaca. Sekaligus cemas. Alasan macam apa yang Minhyun berikan pada Hyewon sampai kakak cantik itu mau merubah pikirannya?


Minju jadi sangat khawatir.

Dan kekhawatirannya itu makin memuncak sekarang. Terutama ketika mereka telah tiba di Daegu. Hyewon masih saja pelit berbicara padanya. Mungkinkah Minhyun memaksa Hyewon dengan mengancam sesuatu?

Ia melirik ke arah samping kanannya.

Aduh, mengapa ia masih memperhatikanku...

Jantung Minju makin berdebar tak karuan. Apa yang sedang Hyewon amati padanya? Keringat makin terlihat jelas di kedua pelipis Minju karena ia cemas dan gugup.

Tiba - tiba, Hyewon mendengus dan membuka suaranya.

"Aih, anak yang malang..."

Komentar Hyewon yang setengah berbisik itu membuat Minju menoleh ke arahnya dan terkejut. Minju mendapati Hyewon langsung menyeka pelipis dan sekitar lehernya yang basah karena keringat dengan sebuah sapu tangan. Minju terlalu terkejut untuk memberikan reaksi ganti atas tindakan manis Hyewon ini.

Tuntunan Gaya Hidup Ala Kang HyewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang