dwi netra,
tiba-tiba mengalirkan hujan darinya.
ladang kering yang sekarang basah.
aku kehilangan kompas, sesaat setelah badai menyambar telinga begitu saja.
"san kecelakaan, aku kirim alamat rumah sakitnya, ya?"
aku selalu benci jung wooyoung.
dia berisik, playboy tingkat dewa, sebelas dua belas dengan san dalam hal kekanak-kanakkan.
yang lebih parah, aku tak suka candaannya.
tapi ketika fakta yang kulihat, benar dia dengan wajah sendunya menatapku dari depan pintu ruang ICU.
"kenapa sama mukamu?"
apa? dia terlalu sempurna untuk dianggap aktor baru.
muka sedihnya itu, seakan nyata menggambar duka.
dan bodohnya, aku menghayati peran yang ia mainkan.
"minggir!"
kataku, singkat. mencari celah untuk masuk dan menemui tuan choi yang katanya mengalami kecelakaan parah.
wah, mungkin hari ini akan jadi kesekian kali aku kena prank-nya.
"jangan. tunggu sini aja"
"kenapa? biasanya kamu biarin aku masuk dan ngeliat di sana gak ada apa-apa. terus dengan bangga sambil terbahak kamu teriak 'prank!' ke aku yang udah nangis deres"
"livia, tunggu sebentar aja"
oke, aku mulai benci semuanya.
memang sekiranya dulu kalau dia mengerjaiku, pastilah hanya sepi yang kudengar dari sini.
tapi kedengarannya, ada yang sedang sibuk di dalam sana.
"kenapa masih di sini? ngapain kamu di sini?"
"livia, maafin aku. tapi aku gak lagi bercanda,"
"kenapa gak bercanda? ayo, kamu 'kan yang selalu paling senang ngeliat aku dikerjain habis-habisan"
wooyoung diam, dan sial. kenapa rasanya ada yang tak beres di sini?
", biarin aku masuk!"
keputusan final ini mungkin sedikit aku sesali.
wooyoung tak sedang berbohong.
san ada di sana, tanpa daya dengan darah dan alat rumah sakit yang mulai dihentikan fungsinya.
tunggu...,
"senin, 15 april 20xx, pukul 13:20 adalah waktu kematiannya,"
apa semesta sedang mengajakku bercanda?
/: eung..., apa aku terlalu kejam?
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T KNOW WHAT TO DO : Choi San ✔
Short Story𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝 ❝pikirkan sekali saja, aku bisa apa kalau kamu tiada?❞ ft. choi san 23112019