Zero-Five

2K 418 69
                                    





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







setelah sekian lama, dunia kembali seperti semula.

bahkan saat hari dimana san pergi, dunia memang tak dalam bahaya.

tapi coba lihat dari sudut pandang seorang livia.

sejak hari itu, bahkan rasanya sudah tak ada hari yang perlu dilalui.

dia baik-baik saja, tapi berat badannya turun luar biasa.

dia baik-baik saja, walau setiap malamnya menangis dalam kesendirian.

dia baik-baik saja, bahkan jika saat ini sudah ke-empat kalinya dia keluar dari rumah sakit jiwa.

livia tak gila.

hanya saja, kehilangan san itu tentu sebuah bogeman keras yang meruntuhkan mentalnya dalam sekali aksi.

bukan tak mungkin bagi livia bisa jatuh ke dunia obat-obatan.

yang akhirnya membuatnya tak jauh beda dengan san.

bagi wooyoung, kepergian san itu menyakitkan.

tapi keadaan livia lebih memprihatinkan.

setidaknya, san pergi dengan tubuh yang mati.

sementara livia?

dia sehat badannya tapi bagai tak bernyawa.

"apa kepalamu masih sakit?"

livia itu gadis yang tak banyak bicara.

tapi setelah san pergi, dia malah jadi gadis tuna-wicara.

benar-benar pendiam sampai wooyoung khawatir kalau livia ini sebenarnya lupa cara untuk bicara.

wooyoung sedih, sangat.

dia sudah kehilangan san, dia tak mau kehilangan livia juga.

livia harus hidup bahagia, meski itu sulit tanpa san di sampingnya.

karena itu, demi membuat livia bisa kembali bahagia-- wooyoung akan lakukan berbagai cara. apa saja, kalau pun harus dia ubah sesuatu yang fana kembali ke tempat semula.

livia sedikit heran ketika dia dibawa ke tempatnya kerja. mungkin efek dia yang sudah lama tak ke sana. sekarang juga mungkin dia sudah tak dianggap salah satu peneliti yang bekerja di sana.

tapi memang, wooyoung ajak dia ke sana bukan dengan maksud menyuruh ia kerja.

dia tau livia pasti akan menolak buat ke sana, apalagi waktu dia dibawa ke ruang kerja kang yeosang-- orang yang dibencinya.

tau? dia bahkan sudah memberontak untuk pergi ketika sampai di depan pintu.

"livia, tolong...," ucapan singkat wooyoung berhasil membuat livia tenang, tapi tidak dengan gejolak benci yang dipendam.

mau tak mau, pada akhirnya dia masuk dan melihat wajah kang yeosang setelah sekian lama.

"hai, livia. apa kabar?" katanya, sambil tersenyum simpul. seakan sedang tertawakan gadis yang berantakan luar dalam ini.

"buat apa tanyain itu? aku ditinggal mati pacarku dan sekarang aku setengah gila, bukannya itu udah jelas di matamu?"

amarah gadis itu tiba-tiba saja menggebu, wooyoung jadi harus menggenggamnya dan mengelus pundaknya.

tapi sumpah, itu tak berimbas apa-apa.

"setelah san mati pun kamu masih se-gak sopan ini ya sama atasan?"

"yeosang, aku rasa livia gak bisa diajak basa-basi sekarang,"

"oke, saya minta kamu ke sini untuk bantu saya menyempurnakan pekerjaan saya. saya unggul di praktek dan kamu luar biasa cerdasnya, kenapa kita gak kerja sama aja?"

tak tergiur dengan tawaran yang yeosang katakan, livia justru makin kesal karena yeosang dan wooyoung sudah membuang waktunya.

harusnya dia sudah di rumah dan melakukan hal berguna lainnya.

menangisi san contohnya?

", entah bagaimana perasaan kamu. tapi saya butuh otak cerdasmu buat bikin dia hidup..."

saat pintu otomatis ruang penelitian pribadi yeosang terbuka, livia seketika kehilangan kata-kata.

yeosang bukan cuma cerdas, tapi dia juga gila.



"s-san...?"




?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



/: oh iya, aku belum kasih tau genre cerita ini ya?
ini drama loh, sci-fi juga.
jadi mungkin bisa tebak kelanjutannya

DON'T KNOW WHAT TO DO : Choi San ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang