"Gue ga peduli kita bakalan pulang berempat atau ga. Bila ada kesempatan nanti, gue bisa aja kabur dan pulang, sendirian. "
***
Leony, Carina, Carista kembali menggendong tas mereka. Tapi, "bich.. " Shelly berdecak kesal dan melempar heels yang dia pakai tadi, ke sembarangan arah.
Mulut Leony berkomat kamit seperti mengumpat pelan, setelahnya dia pergi mengutip sepasang benda yang dibuang Shelly tadi. Ternyata, hak pada salah satu heels Shelly sudah copot. Dengan sekuat tenaga, Leony mematahkan yang sebelahnya lagi dan melemparkannya ke hadapan Shelly.
Shelly enggan memakai kembali alas kaki yang sudah dibuang tadi. Dia bahkan bingung ingin menyebut alas kaki itu sebagai apanya, sepatu atau heels?
"Lo ga mau pake? " - Leony
Leony melepas kedua sepatunya, kemudian melemparnya ke hadapan Shelly, dia lalu mengambil heels tak utuh yang terdampar ditanah dan memakainya. "Kenapa? Elu mau kaki lo luka ditengah perjalanan nanti? Gada yang bisa lo harap buat gendong lo nanti. " tanya Leony pada Shelly yang terpaku menatapnya. "Nggak. " jawab Shelly singkat, Leony menghela nafas kecil dan tersenyum.
Dia jongkok didepan Shelly dan memakaikan sepatu coklat itu, kemudian mengikatnya erat. Carina menggigit bibirnya, gemez. Dia tak ingat kapan terakhir kalinya dia menonton series k-drama yang romantis seperti ini. Apa dia harus menebak yang akan terjadi setelah ini?
"Tidak,..."
Carista tersentak kaget saat Carina tiba tiba menepuknya sambil berkata "Tidak. " reflek, Carista pun menepuk kembali pipi Carina yang memerah dengan mata masih melihat Leony dan Shelly.
"Car, lo gapapa? " Leony menyadarkannya.
"Ny, lo romantis banget! Kayak lee min ho tau ga sih?!" histerisnya, loncat loncat tak jelas."Yaudah yuk, jalan. " ajak Carista diiringi senyum kecil, dan disambut senyum setuju dari kawan kawannya.
18.30
Sudah 2 jam mereka bertempur dengan lebatnya pepohonan, ditambah akar belukar tajam yang menusuk kulit. Leony jatuh saat mereka akan melewati sungai, Carina dan Carista membantu menopang tubuhnya untuk duduk di bebatuan pinggir sungai, darah segar mulai mengalir keluar dari kakinya.
"Ny, bertahan bentar. " Carina pergi mengambil air sungai dan menyirami kaki Leony. Sedangkan, Carista membongkar tas ranselnya mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk mengobati kaki Leony
"Ahh ketemu! " girangnya. Sebuah plester dan obat betadin. Carista mulai mengaplikasikan obat cairan berwarna coklat kemerahan diatas luka luka Leony.
"Agh. " ringis Leony pelan menahan pedih. Setelah itu Carista menempelkan plesternya, dan selesai. Carina melihat ada bercak darah dialas kaki yang dipakai Leony, dia pun berinisiatif melepas sepatunya.
"Shelly, apa kabar? " tanya Leony sembari senyum miring, saat bersamaan dengan Carina yang berjongkok ingin melepas sepatunya.
"Ohiyah, " mata Carina melihat Shelly yang sedang berdiri diam memandangi mereka, loh itu kan jaketnya Carista?
Iyah, Shelly memakai jaket kuning milik Carista.
Flashback ON
15:45
Carista, Carina, Shelly dan Leony sadar mereka akan melalui perjalanan yang tidak gampang. Dan itu ada didepan mata mereka sekarang, sungguh... Carista menoleh melihat Shelly yang memeluk tubuhnya sendiri, seperti takut kulitnya terkena goresan akar akar pohon. Tentu saja, sebagai seorang wanita kita harus menjaga diri, kan? Apalagi goresan goresan itu nantinya akan menimbulkan bekas yang sulit dicari obatnya. "Nih... " Carista menyodorkan jaket tebalnya pada Shelly, hanya disahut tatapan dingin. "Lo aja yang pake. " ujar Carista, Shelly mengulurkan tangannya mengambil. "Tubuh lo Bagus juga, yah. " kata Shelly kemudian tertawa kecil. Carista tak ingat, kapan terakhir kalinya dia melihat Shelly senyum seperti itu. Jika dia kecanduan senyum, pasti akan sangat cantik dan semakin banyak pria yang tertarik padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ViLLA
Teen FictionKenapa judul cerita ini, ViLLA? SIMPLE dan bahkan covernya pun tak berwarna. Karena... Kisah 4 anak sekolah khusus perempuan yang kabur dari sekolah mereka karena disekolahnya tidak ada cowo? Bukan, ini bukan ringkasan cerita seperti itu. *** * P...