16. Oriel dan Salad-nya

28 3 0
                                    

Carista menyodorkan secangkir teh hangat pada Jerry. "Gimana kabar pak Kevin? " tanya Carista.

"Baik, "

"Emang dia kenapa coba? Kerja sesantainya, OSIS yang ditekan sampai mau mati. Bahkan gue sama Ella disuruh survei tempat buat kegiatan kemah tahun ini, padahal dia yang niat ngadain. Ga tau banget orang capek, ongkos ga dikasi pula. " keluh Jeremy, mengungkapkan kekesalannya.

"Emang lo dah pergi? "

"Yah, belum sih. Tapi kan, dia kasih gue ongkos dulu biar gue bisa jalan. Nih gue mau minta pake bus sekolah, tapi ga berani. Lagian gue ga liat dimana bus sekolah kita beberapa hari ini, em dari seminggu lalu sih sampe sekarang. "

"Yaiyah lah busnya gada, wong jatuh ke jurang. "

Jeremy tersentak kaget dan langsung menoleh pada sumber suara, Arif. Diposisi lain, Arif tertegun sejenak, barusan dia membocorkan bus pak Chandra?

"Lo?! "

"Lo siapa? Jurang ndasmu, emang elu tau bentuk bus sekolah kita kayak apa? Nyerocos aja jadi orang. " cerocos Jeremy. Berhasil membuat Arif terdiam Begitupun Carista, dan Leony.

"Astaga... Punya teman kok bego, sih. Pake acara bocor segala! " kesal Calista, rasanya dia ingin mengangkat tubuh Arif lalu membantingnya ke atap, tau ga sih?!

Carista dan Leony hanya memasang tampang polos, seperti tak paham dengan apa yang barusan mereka bicarakan. "Terus gimana keadaan lo sekarang? Punggung lo masih sakit? "

Leony memijit pundak Jeremy.

"Nggak sih, gue mau balik ke sekolah juga. " jawabnya lalu berdiri mengambil tasnya. "Terus kalian berdua gimana? Nggak mau balik ke sekolah? Terus, Carina sama Shelly kok nggak keliatan batang telinganya? Jangan jangan kalian tinggal dihutan lagi, yakan yakan. Ngaku ga lo? "

Plakkk

Jeremy diam setelah mendapatkan tamparan spesial dari Leony. "Pliss, kalo bicara tuh jangan panjang panjang, gue yang denger capek. Terus kalo lo mau tanya satu per satu jangan cerocos terus. " ujar Leony memperagakan mulut Jeremy yang tak bisa diam.

Jeremy terdiam, hidupnya tadi hampir berakhir. Untung Leony menamparnya pakai tangan kiri, dia cukup beruntung.

"Ya-yaudah, kalo gitu gue permisi deh yak. "

"Bentar! " teriak Carista. Lalu berjalan menghampiri Jeremy.

"Jangan bilang sama siapapun kalo lo ketemu gue, terutama pak Kevin. " pesan Carista.

"Kenapa gitu? Ga baik kalo bohong, jangan ajarin gue yang nggak nggak deh. Gue mau pergi. " Jeremy berjalan pergi menuju pintu, tepat saat dia ingin meraih handlenya. Leony menahan pintunya. Jeremy terpaksa kembali berbalik badan melihat Carista.

"Kalo lo kali ini aja ga mau dengerin gue, gue.. -"

"I-YAH!! IYAH!!! IYAH! " teriak Jeremy spontan, kata kata Carista terdengar begitu menusuk sampai membuat bulu kuduknya berdiri.

"Nah gitu dong, kalem. " Leony melepas tangannya dari pintu itu dan membiarkan Jeremy pergi dengan senyum kemenangannya.

Setelah itu Jeremy pergi, dua pasang manusia itu kembali diam. Tidak tau apa yang ingin dilakukan.

"Terus kita mau ngapain lagi disini? " Arif membuka suara.

"Yah gapapa, hemm. " Carista tak tau harus berkata apa.

"Sebenarnya gue penasaran banget sama orang tua kandung Kenzo. " ungkap Leony tiba tiba.

***

ViLLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang