9. Rangkaian Masalah

34 4 0
                                    

Leony beranjak ke kamar Carista, setelah dibangunkan dan ditinggal mandi oleh Carina.

"Aghh!! " kesalnya, sembari mengacak acak rambutnya frustasi. Sebenarnya rasa kantuk masih menguasai dirinya, tapi mau tak mau dia harus bangun.

Tok Tok Tok

2 Menit kemudian

Tok Tok Tok

Leony langsung membuka pintu dan menerobos masuk setelah lama menunggu diluar pintu,

"Car...? " panggil Leony dengan suara pelan dan hati hati. Dia curiga jika Carista akan mengerjainya dengan mengejutnya dari belakang. Mata Leony lalu terhenti pada Shelly yang sedang tidur dengan posisi badan lurus menghadap langit langit atap. Anehnya, dia merasa tidak pernah melihat Shelly tidur dengan posisi seperti mayat di kamar asrama, apalagi tangannya diletakkan diatas perut. "Eghh... " Leony mengelus elus dirinya sendiri.

Dengan langkah pelan tapi pasti. Leony pun mendekati Shelly, "Woi Shel? Bangun woi. " panggilnya ragu ragu. Ntahlah, tiba tiba dia merasa ada aura yang berbeda diruangan ini ditambah bulu kuduknya berdiri menandakan dia, merinding

"Woi bangun!! " panggil Leony lagi, kali ini dia mengguncang badan Shelly. Tapi Shelly tak memberi respon, dan hanya diam dengan posisinya yang seperti itu.

"Shelly! Bangun!! " panggil Leony, kali ini dia panik karena tubuh Shelly masih tak memberi respon apapun, dia menepok pelan pipi Shelly dan mengoncang lebih kuat lagi badan Shelly.

Shelly membuka matanya dan melotot pada langit-langit. "Fyuuu... " Leony bernafas lega karena Shelly sudah bangun, tadinya pikiran negatif mulai menyerang pikirannya. "Lo bikin gue takut aja tau ga sih? Lagian kebo banget! " protes Leony pada Shelly.

Shelly bangun, tatapannya kosong. Dia meraih leher Leony dan mencengkram kuat, lalu dia mendorong tubuh Leony sampai membentur tembok.

"Akhh!! " jerit Leony yang berusaha lepas dari Shelly. "Lo apa apaan sih?! " teriak Leony serak, dan sekali lagi Shelly hanya menatap kosong. Leony meluncurkan tonjokan pada wajah pucat Shelly, 

"Ga kena. Bleeeekkk... " ejek Shelly dan menjulurkan lidahnya.

"AGHHHH!!!! " teriak Leony, menutup kedua matanya, lalu dia pingsan.

Tap Tap Tap

Kenzo, Arif, Carista (lari menuju kamar Carista-Shelly)

"LEONY?!"

Carista bergegas menghampiri Leony yang tergeletak dilantai, dia mengangkat kepala Leony tidur dipahanya. Berusaha keras membangunkan Leony

"Lo ngapain sih Shell?! " bentak Carista pada Shelly yang terdiam ditempatnya. Arif berjalan mendekati Shelly, tapi cewe itu malah menghindar dan kabur dari kamar.

"SHELLY?! " teriak Carista, tapi tak bisa bergerak dari posisinya.

"Sialan! " gumam Arif, dia berlari menyusul Shelly dari belakang.

"Ada apa, rame banget? " tanya Oriel yang baru datang. "Biasa, berulah lagi. " jawab Kenzo santai, "Oh, temannya Arif? " Oriel memperjelas, kenzo mengangguk pertanda benar.

Carista meratapi wajah Leony, sesekali dia menyelipkan rambut Leony kebelakang telinga. Dia hanya tidak tau kenapa Leony pingsan dan kapan Leony akan bangun, "Ny, gue janji deh, " kata Carista yang hampir menangis, "Gue janji kalo lo bangun, gue bakalan kabulin semua permintaan lo. " sambung Carista lagi, kali ini dia menangis beneran.

"Kesempatan bagus untuk mengerjai seorang Carista. "
- Leony Auristela Lesham

"Beneran yah? " ucap Leony yang tiba tiba membuka matanya. Carista kaget dan melempar kepala Leony ke depan, "Awhh Car, sakit tauk. " ringis Leony sambil mengelus elus kepalanya. Carista memeluk Leony dan menangis, dibahunya. Huaaaa

"Udah dong, jangan nangis lagi. Kan gue udah bangun. " bujuk Leony sambil menepuk nepuk punggsung Carista. "Buk.." isak Carista, tak sadar ingusnya pun ikut keluar. "Hah? " Leony menaikkan alisnya tak mengerti apa yang ingin dikatakan Carista.

"Bukan karena lo bangun! Gue nyesel udah janji, boleh tarik ga sih? Huaaa... " ujarnya, kali ini lebih jelas. Kenzo dan Oriel yang menyaksikan keduanya pun hanya bisa menahan tawa, sedangkan Leony tertawa menang.

Arif masih mengejar Shelly yang berlari sangat cepat menuju tengah hutan. Untuk mencegah temannya membawa Shelly lebih jauh, Arif memotong jalan.

Tap

Shelly tersentak kaget, Arif tiba tiba muncul didepannya. Dan, ini dimana? Tempat apa?

"Lo gapapa? " tanya Arif pada Shelly yang kebingungan, "Loh? Emang gue kenapa, terus kenapa gue bisa disini? " bukannya jawab, Shelly malah melempar balik pertanyaan Arif. Tiba-tiba, terlintas dipikiran Arif tentang satu orang lagi. Dengan sigap dia menarik tangan Shelly dan mulai keluar dari hutan, ditengah perjalanan. "Gue capek... " ungkap Shelly pada Arif yang masih menggenggam tangannya, "Yaudah, sini. " Arif jongkok dan menepuk nepuk pundaknya, mempersilahkan punggungnya. "Hah? " Shelly pura pura tidak mengerti.

"Kelamaan. " Arif menggendong Shelly ala bridal style, hal itu berhasil membuat Shelly tak bisa bernafas normal.

"Sebelumnya gue ga pernah merasa senyaman ini sama cowo lain, hanya Arif. "
- Shelly Prima Adresia

"Shelly mana? " tanya Leony pada Carista setelah puas tertawa. "Oh-iyah! " Carista teringat dengan Shelly yang tiba tiba kabur dari kamar. Kenzo dan Oriel saling menoleh, keduanya lari cepat ke kamar Leony-Carina.

Kretek Kretek

Pintunya terkunci.

Carista membantu nopang tubuh Leony karena dia masih sedikit pincang berjalan, mungkin efek benturan tadi. "Kalian kenapa? " tanya Leony pada Kenzo dan Oriel yang tampak paling panik. "Cepat buka! " pinta Kenzo pada Oriel yang terus mendobrak pintu kamar Carina.

"Kelamaan. Minggir! " Carista menendang pintu itu, dan terbuka. Ketiga orang itu terdiam, kagum dengan kemampuan Carista. "Carina? " panggil Carista saat tak menemukan siapapun didalam kamar. Saat mereka semua sedang sibuk mencari Carina didalam kamar, lemari, dan kolong meja.

Oriel langsung teringat pada kejadian kamar mandi kemarin malam, dia pun pergi memeriksanya.

"Car... " panggil Oriel terhenti karena tidak ingat nama Carina. Carista yang merasa terpanggil pun datang menghampiri Oriel.

"CARINA?! " teriak Carista lagi, setelah Leony tadi. Kini dia menemukan Carina terbujur kaku dilantai kamar mandi.

"Ngapain nih anak mandi, pake bawa kursi segala? " gumam Leony dan menendang kursi itu kesamping. Kenzo mengambil kembali kursi itu, bertepatan pula Arif sampai dengan Shelly yang menggantung dilehernya.

"Napa lo bawa bawa kursi ini? " tanya Arif pada Kenzo yang sedang menatapnya, penuh rasa bersalah.

_______________

Jadi gimana part ini? Suka? Vote.

ViLLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang