11. Tragedi

24 3 0
                                    

Carista, Carina, Leony, Shelly, Kenzo, Arif, Andrei dan Oriel kini kembali duduk dimeja makan dengan tatapan canggung. Setelah makan malam kemarin, tanpa sarapan kini mereka duduk bersama lagi untuk makan siang.

"Eummm..."

"Wangi yah, kayak aroma makanan. " ujar Andrei memecahkan keheningan.

"Ini kan emang makanan, Ndrei. " Oriel menanggapi.

Kenzo melihat pada ke empat gadis yang sedang berdiam diri tanpa berniat untuk menyentuh makanan diatas meja.

"Kalian kok nggak makan? " Carista beserta kawan kawannya menggeleng pelan.

"Kalian mulai aja dulu. Kami kan cuma numpang disini, nggak sopan kalo kami makan duluan. " ujar Carista dan para pria hanya mengangguk mengerti pada tata etika mereka.

Arif mengambil piring yang tersusun rapi dimeja dan pergi mengisinya dengan nasi.

"Rif! SE-KA-LI-AN dong!! " teriak Andrei tanpa rasa bersalah sudah mengejutkan semua orang. Arif mengambil piringnya,

"TE-RI-MA KA-SIH YAHH."

Leony menelan ludah, memperhatikan ketiga pria yang sedang menyantap makanannya lahap, sangat lezat.

"Kok lo ga makan? " tanya Carina pada Oriel yang sejak tadi hanya memandangi teman temannya makan. "Nggak, gue ga suka nasi. "

SLUUUUP

Oriel menyeruput minuman merah yang ada digelasnya dengan cepat. Carina dan Carista saling memandang, tak lama Oriel pergi ke kulkas dan mengisi kembali minumannya.

"Itu apaan? Kayaknya enak. " tanya Carina, merebut gelas yang ada ditangan Oriel.

Andrei, Kenzo, dan Arif membulatkan mata mereka seolah mengatakan "Jangan!". Belum setengah Carina meneguknya, dia berhenti.

UEEEKKK

"Ini jus tomat tanpa gula, kan? "

Carina meraih segelas air yang ada disamping Arif dan meneguknya sampai titik terakhir.

Disisi lain hati Shelly mengujar "Mampus kita! Mampus! " Carina tersadar, Shelly sudah mencampurkan obat tidur ke dalam gelas ini dan barusan dia meminumnya.

Sampai habis pula...

Carina mengumpat dalam hati.

Carista menyibakkan rambutnya kebelakang menarik perhatian Arif, Oriel dan Kenzo, kecuali Andrei yang sedang asik dengan makanannya.

Upaya supaya ketiga cowo itu tidak melihat ekspresi panik Carina. Leony ikut bergabung dengan membuat ekspresi aneh, menyumbingkan bibirnya, sampai menggigit rambutnya.

"Kalian kok mencurigakan banget yah? " Kenzo melontarkan pertanyaan yang sudah sejak tadi ada dipikirannya. Carista dan Leony menggeleng panik.

Andrei yang sedang makan pun menghentikan kegiatannya. Shelly menarik tangan Andrei untuk tetap duduk diposisinya, reflek Andrei menonjok Shelly tapi berhasil ditangkis, Shelly memblokir gerakan Andrei dengan melipat kedua tangannya dibelakang.

Carista dan Leony bergerak cepat menarik Carina pergi, terlambat. Ketiga cowo itu bangkit dari kursi mereka dan bersiap bertarung.

"Kok gue ngantuk yah. " keluh Arif mengucek matanya yang sudah tak bisa ia tahan. Diikuti Kenzo yang terus mengedipkan matanya, untuk tetap sadar.

Carista dan Leony tersenyum menang.

Mereka menghampiri Arif dan Kenzo lalu menendang perut mereka dengan kuat. Oriel tak tinggal diam, dia meraih tangan Leony melipatnya ke belakang.

Shelly membereskan Andrei yang sudah tertidur pulas dilantai. Dia melihat Leony dan Carista yang sibuk bertarung dengan Oriel, dan dia juga melihat Carina yang tertidur dilantai. "Nih anak hancurin rencana doang sih. " kesal Shelly, dia berniat menarik Carina ke samping karena kalo tidak Carina bisa saja diinjak Carista, Leony ataupun Oriel.

Carista ingin menyerang Oriel dari belakang, kurang cepat. Oriel menendang tepat diperutnya, dan dia pun melayang cukup jauh. Leony mencuri fokus Oriel dan balik menyerang, Carista berlari cepat menghampiri Leony.

Carista memblokir tangan Oriel, sedangkan Leony meluncurkan tendangan di pipi kiri Oriel.

Berhasil! Oriel tepar setelah 15 menit bermain pukul pukulan dengan Carista dan Leony. Keduanya saling tos dan, dimana Shelly? Oh itu dia!

Carista dan Leony melotot lebar, melihat Andrei mengarahkan pisau tajamnya tepat didepan leher Shelly. Shelly menangis ketakutan, sedangkan Arif dan Kenzo berdiri disisi kiri dan kanan Andrei dengan pistol yang ada ditangan kanan mereka.

Mereka berdiri tepat hanya 5 meter didepan Carista dan Leony. Kedua cewe itu mengangkat tangannya menyerahkan diri, lebih jelasnya mereka takut Shelly kenapa napa.

"Kalian ini siapa sebenarnya? "

"GUE GA MAU DENGERIN MEREKA, ANDREI!!! " teriak Kenzo penuh kebencian.

DORRRRR

Carista menarik Leony jongkok.

"Tahan, Ken! " ujar Arif tak pernah melihat Kenzo semarah ini.

"PENGHIANAT!!!" Kenzo mengarahkan pistolnya ke arah Carista dan menarik pelatuk pistolnya untuk yang kedua kalinya.

Leony beralih memeluk Carista.

Carina bangun setelah mendengar suara tembakan yang sangat ribut, begitupun Oriel. Carina yang baru bangun tidak tau apa yang terjadi dan hanya berdiam diri melihat Leony dan Carista yang sedang berpelukan.

Peluru itu tepat mengenai punggung belakang Leony, "Leony..." panggil Carista berharap kawannya itu masih sadar, air matanya menetes. Carista memeluk Leony semakin erat, semakin kuat. Sampai dia merasa tubuh Leony sudah tidak bisa berdiri dengan sendirinya, dia ikut jatuh berlutut dilantai dengan menopang tubuh Leony.

Saat itu juga Carina sadar, Leony tertembak. Dia berlari menghampiri keduanya, lalu dia menoleh melihat Shelly yang sedang ditahan tiga cowo itu.

Dan gabunglah Oriel.

Beberapa detik setelahnya...

Carista mengusap pipinya, tegar. Lalu dia mengangkat dan menyerahkan tubuh Leony pada Carina, "Lo jangan terlalu banyak gerak yah. " bisik Carista lembut pada Leony, dia takut hal yang tidak diinginkan terjadi bila Leony terlalu keras kepala.

Carista bangkit lalu berjalan dengan langkah sempoyongan menghampiri Kenzo, menatapnya tajam. Lalu pergi pada Andrei yang sedang menyandra Shelly.

KREKKK

Carista mencengkram pisau tajam itu dan menarik Shelly keluar dari dekapan Andrei, setelahnya dia melempar pisau itu ke sembarangan arah.

Shelly semakin takut melihat tangan Carista yang banjir dengan cairan merah.

"Tolong bawa Leony ke rumah sakit. Baj*ngan ini, biar gue yang urus! " Carista mengepalkan tangannya, tak butuh waktu lama dia berhasil merampas pistol Arif.

Kini mereka imbang.

Carina dan Shelly menopang tubuh Leony dan membawanya pergi. Didepan mereka, Carista dengan tatapan mengancamnya, siap menarik pelatuk bila ada yang mengganggu pergerakan mereka.

Arif melangkah maju, Kenzo menahannya. Carista mengarahkan pistolnya pada Arif,

"Biar gue bantu. "

Arif menepis tangan Kenzo yang menahannya.

Bagi Arif, Kenzo sudah kelewatan. Arif menghampiri Leony tanpa takut bila Carista akan menembaknya.

"Lukanya nggak terlalu dalam, " Arif menggendong Leony dan membawanya ke kamar, diikuti Shelly. Sedangkan Carina masih berada disamping Carista.

ViLLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang