7. Para Pencari Masalah

33 4 3
                                    

Selamat membaca guys...

____________________

Bruk

"Jalan pake mata dong! " bentak seseorang, yang telah menabrak Andrei. "Idih! Mana mana tuh orang jalan pake kaki. Elu doang kali yang jalan pake mata! " balas Andrei pada cewe yang pernah memukulnya sampai babak belur. "Lo?! " geram Carista, baru saja dia menyerang. Tatapan tajam Arif, dibelakang Andrei seolah berkata "Jangan pernah sentuh teman gue atau lo ga bisa pergi dari sini. ". Mau tak mau, Carista mengurungkan niatnya daripada dibulli dua cowo sekaligus. Bisa habis ditempat dia, pikirnya.

"Car, gue pinjam baju lo yang ini yah? " kata Shelly yang muncul tiba tiba dari belakang Carista, dia sedikit mengibaskan long dress yang dia pakai. Andrei tak bisa mengedipkan matanya melihat sosok cantik didepannya ini, siapa lagi kalo bukan Shelly dengan pakaian seksinya?

(Shelly)

"Woi! Lo ngapain? " heboh Carista sambil berusaha menutupi dada Shelly yang sedikit kelihatan belahannya, terutama dari Andrei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Woi! Lo ngapain? " heboh Carista sambil berusaha menutupi dada Shelly yang sedikit kelihatan belahannya, terutama dari Andrei. Carista bisa melihat berapa presentase persen mesum Andrei dari tatapan matanya, bahkan dari air yang keluar dari mulutnya. Sekitaran 98%.

Lampu merah!

Andrei mengusap kasar wajahnya, dia takkan bisa mendekati Shelly dengan kebiasaan kotornya yang satu ini.

"Ini tidak seperti yang kamu lihat kok. " ujar Andrei, mendramatisir keadaan.

Carista sungguh tak ingin bertengkar sekarang, tapi cowo itu malah berjalan mendekat pada mereka. "Lo mau ngapain? Berhenti disana! " pinta Carista, Andrei kini berdiri berjarak 2 meter dari Carista dan Shellt.

"Aku cuma mau jelasin, aku nggak seperti yang kamu lihat tadi kok, tolong jangan tahan aku. " katanya pada Shelly lalu beralih pada Carista yang memintanya berhenti.

"Anjirrrr lo ngomong apaan?! " tanya Carista, diiringi tawa ringan.

"Apaan sih? Gaa jelas bange, gue balik kamar dulu. " risih Shelly lalu pamit pergi, Carista mengangguk mengiyakan.

"Jangan Pio...! " pinta Andrei.

Tap

Shelly menghentikan langkahnya. Carista tak salah dengar kan? Pio, nama panggilan Shelly. Darimana cowo asing itu tau nama panggilannya? Mereka bahkan belum sempat berkenalan, yah paling paling dengan Kenzo.

Shelly membalikkan badannya menghadap Andrei. Carista memilih untuk pergi dari dua orang yang sedang bertatapan ini. Dan kembali ke kamar dengan harapan Carina tak lagi menceritakan cerita omong kosong karangannya.

Carina masih menyimpan rasa penasarannya terhadap apa yang dia lihat tadi. Dia tak bisa berhenti memikirkannya, meski kini dia sedang berjongkok buang air besar diatas kloset duduk berbahan keramik ini. Byurrr

Carina mengguyur badannya dengan seember air, "Sadarrrr Rin... sadar... " dia menepok nepok pipinya berusaha menyingkir apa yang ada dipikirannya.

Kretek

Carina menoleh ke pintu asal suara itu berasal, matanya melotot melihat pintu yang hampir terbuka. Dengan cepat dia mendorong pintu itu untuk kembali rapat, seseorang telah membuka pintunya.

Carina mengambil handuknya yang tergantung lumayan jauh dari pintu, dengan tubuh yang menahan pintu, Carina hanya bisa mengandalkan tangannya.

"Lo siapa?! " tanya Carina setengah berteriak. Tak ada jawaban, tapi pintu sudah tak seperti didorong oleh seseorang dari luar sana. Perlahan Carina menciptakan cela dan mengintip dari dalam kamar mandi, dia!

Bermodal handuk yang menutupi tubuh, Carina keluar membawa gayung ditangannya. Dia mengejar Oriel dan berniat menghajar cowo yang ingin mengintipnya mandi, tadi.

Kejar kejaran antara Carina-Oriel pun terjadi, dikamar Leony-Carina. Keduanya saling menciptakan jarak, satu menghindari pukulan satu lagi ingin meluncurkan pukulan. Tepat!

"Bukan gue! Sumpah! " ujar Oriel dari atas lemari. Dia tau cewe itu takkan mampu menghampirinya ke sini.

"APAAN BUKAN LO? DASAR SAMPAH! SINI LO TURUN KALO BERANI! "

Oriel menutup kedua telinganya rapat, membiarkan cewe apes itu berteriak sambil ngomel dibawah sana. "Lo bener bener! Tungguin lo, yak!! " mata Carina berputar cepat mencari sesuatu yang bisa membantunya meraih Oriel, dia melihat sebuah kursi kayu dan berniat mengambilnya.

Tap

"WOI!!! " selangkah lagi dia mengapai kursi itu, Oriel sudah terlanjur menyerahkan diri. Carina dengan raut wajah senang sekaligus emosi lari menghampiri Oriel.

Brak Bruk Brik

Keributan itu menarik semua orang ke kamar Leony-Carina, sebut saja kamar 3.

Kenzo, Arif, Andrei, Shelly, Carista, dan Leony melihat sendiri penyiksaan yang dilakukan Carina terhadap Oriel.

Oriel menarik menyembunyikan Carina dibelakangnya, lalu merentangkan tangannya. Berniat baik, tak ingin Kenzo, Arif dan Andrei melihat gadis itu hanya dibaluti handuk. Leony berjalan maju menghampiri Carina, "What are you doing?! " ucap Leony sembari menyelipkan rambutnya kebelakang telinga, antara shock dan panik. Anak itu menangis dan memeluk Leony, Shelly mengambil jaket yang terdampar ditempat tidur dan memakaikannya pada Carina.

"LO APAIN TEMAN GUE?! " ngamuk Leony, tangan kirinya menarik kerah baju Oriel sementara tangan kanannya siap menonjok wajah tampan pria itu. Oriel mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. Dalam kamus Oriel, tidak ada istilah memukul perempuan.

"Ny, sabarr.. " Carista menahan Leony dan menariknya kebelakang. "LO GA USAH NAHAN GUA!!! LO TAU GA TEMAN KITA HAMPIR DIHABISI SAMA BR*NGSEKKK INI?! " teriak Leony menekan kata katanya.

"Iyah gue tau, tapi coba tenangin diri lo dulu, Ny. " sahut Carista mencoba menenangkan Leony. "Tenang ndasmu! Minggir! " Leony mendorong kuat Carista sampai anak itu membentur sudut tajam meja yang ada didekatnya, "awww... " ringisnya sembari memegangi kanan perutnya yang kesakitan. Shelly berlari cepat menghampiri Carista, "Lo gapapa? " tanya Shelly perhatian, Carista menggelengkan kepalanya tak apa.

"Sudah! " Kenzo berjalan mendekati Leony.

"Dia sahabat gue, dan gue kenal dia sebagai pria yang ga mau kasarin wanita. " sambung Kenzo.

"Terus, gue harus percaya sama lo? " Leony memasang tampang wajah songong.

"Terserah, tapi kalo lo mau main tangan "

"Sama gue aja. " lanjutnya dengan suara pelan, Kenzo mengambil sikap siapnya.

Baru saja Leony ingin menonjok wajah Kenzo. Carina menahannya, "Udah, gue gapapa kok." Leony ikut sedih mendengar suara getar Carina, dengan perasaan tak rela dia mengurungkan niatnya.

_____________

Udah selesai baca nih? Yaudah ayuk klik Bintang dibawah kiri kamu. Biar author tak lupa upload part barunya, hehe.

ViLLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang