Dengan cepat, aku dan Dinda sepakat untuk duduk bareng di kelas dan melanjutkan pelajaran di kelas.
Di pertengahan jam pelajaran sekitar pukul 01.15 siang, tiba-tiba datanglah anak-anak basket ke kelas XII IPS.
"Tok... tokk... (mengetuk pintu) permisi Pak..." ujar Jason.
"Kamu yaaa Kelvin dan yang lain, abis dari mana? Terus aja telat masuk pelajaran Bapak, ini sudah jam berapa hah? ujar Pak Guru Ekonomi.
"Ya Bapak tau sendiri, kan kami semua anak basket pasti abis latihan basket lah" ujar Kelvin.
"Ya sudah cepat duduk kalian semua, lalu kerjakan tugas yang ada di papan tulis" kata Pak Ekonomi.
Saat itu juga aku kaget dan merasa ketakutan, karena mereka semua satu kelas denganku.
"Aduhhh... bagaimana ini? Kenapa mereka semua harus satu kelas denganku sih?" ucapku dalam hati.
Lalu ketika aku melihat mereka, salah seorang di kelompok tersebut melihatku dan tersenyum.
Aku hanya bisa terdiam kaku di tempat dudukku.
"Ehem... ehemm... ada yang tersenyum ke kamu nih Bella" ujar Dinda sambil tersenyum kepadaku.
"Apaan sih Din, orang tidak ada yang senyum, perasaan kamu kali" ucapku dengan gugup.
"Ya.. ya.. ya.." ujar Dinda sambil ketawa sendiri.
Ketika aku dan Dinda sedang mengobrol di kelas, tiba-tiba Kelvin melihatku dan berkata,
"Eh si anak baru ketemu lagi kita dan sekelas bareng lagi" kata Kelvin dengan mata melotot kepadaku.
Saat itu juga aku hanya terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa.
"Kelvin! kamu tuh ya.. sudah dibilangin untuk duduk malah tidak duduk! Terus kamu gangguin cewek lagi! Karena kamu tidak menurut apa kata Bapak, Bapak hukum kamu berdiri di tengah lapang dan hormat ke bendera sampe pulang sekolah! kata Pak Ekonomi dengan sangat marah.
"Tapi Pak... si cewek baru ini yang duluan mengganggu saya" ujar Kelvin dengan mengeluarkan lidah tanda mengejek.
Aku pun langsung spontan bilang,
"Tidak Pak, saya dari tadi diam dan mengerjakan tugas, dia bohong Pak" ucapku dengan sangat kesal.
"Sudah-sudah jangan saling menyalahkan, daripada kalian ribut di sini mengganggu yang lain, lebih baik kalian berdua dihukum! Cepat laksanakan hukuman Bapak" ujar Pak Guru.
Aku pun langsung melihat Dinda dan meminta tolong kepadanya.
"Din tolongin aku, aku kan dari tadi hanya diam dan mengerjakan tugas" ucapku dengan memohon.
"Maaf Bel, kali ini aku tidak bisa, soalnya Pak Alex sangat galak dan tidak bisa di bantah, maaf sekali lagi" ujar Dinda dengan perasaan tidak enak.
Dengan terpaksa aku pun langsung keluar kelas dan melaksanakan hukumannya.
Di saat perjalanan menuju lapangan, Kelvin menjailiku dengan melempar sepotong kerta kecil lalu melemparkan ke kepalaku.
"Lu bisa diem tidak sih? Sudah mah nuduh gua, sekarang lu lemparin gua pake kertas" ujarku dengan marah.
"Santai aja kali, tidak usah di bawa perasaan, kalau sudah dihukum tinggal lakuin aja hukumannya, tidak akan mati juga" kata Kevin dengan perasaan tidak bersalah.
"Itu bagi lu, bagi gua itu penting, kalau ketinggalan pelajaran atau yang lain bagaimana? Lu mau bertanggung jawab?" ucapku sambil menatap Kelvin dengan mata tajam.
Saat pertama kali aku menatap Kelvin, benar yang di katakan Dinda sangat ganteng.
"Loh kenapa aku tiba-tiba jadi mikir kalau dia ganteng sih? Enggak enggak jangan sampai aku jadi terpesona dengan dia" ucapku di dalam hati.
"Ya sudah kaliii... jalanin aja, terus mau bagaimana juga? Sudah terlanjur dan tidak bisa dirubah juga" ujar Kelvin.
"Ya itu salah lu, bukan salah gua" ucapku dengan ngotot.
Saat sampai di lapangan, aku dan Kelvin melaksanakan hukumannya dengan berdiri di tengah sambil hormat kepada bendera.
***
Bagaimana kelanjutannya?
Yukk ikutin terus ceritanya hihi dan maafkan bila ada salah kata atau sebagainya😊
Don't forget to comment and vote thankyouuu 💙.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE
Teen FictionKisah ini menceritakan seorang anak laki-laki yang jatuh cinta pada akhirnya kepada seorang perempuan di sekolahnya. Meskipun awalnya mereka saling tidak suka, tetapi lama kelamaan timbullah rasa suka/cinta. Apa yang terjadi di antara mereka?