Aku pun segera pergi dari tempat itu dengan perasaan saat sedih.
Entah kenapa, hatiku merasa terluka disaat mereka semua membicarakanku seperti itu.
"Bell.. Bell.. Kamu gapapa?" ujar Dinda dengan cemas.
Aku pun bersandar ke pundak Dinda dan menangis.
"Perasaanku sakit Din, kenapa mereka seperti itu kepadaku? Aku terlalu bodoh" ujarku dengan sedih.
"Iya aku ngerti perasaanmu, mungkin Kelvin ga bermaksud seperti itu. Jangan salah sangka dulu" ujar Dinda menenangkan Bella.
"Gimana ngerti perasaanku? Orang mereka menghinaku di depan aku" ujar Dinda kesal dan nangis.
"Udah udah jangan dipikirin oke? Lihat tuh matanya kan jadi bengkak. Yuk sekarang kita ganti baju aja, kan mau olahraga, nanti dimarahin Pak Ver" ujar Dinda.
"Tapi Din..." ujarku masih bersedih.
Akhirnya aku pun mengikuti ucapan Dinda dan segera mengganti pakaian olahraga.
Setelah selesai mengganti pakaian, aku dan Dinda segera pergi ke lapangan.
Ketika kami sudah berada di lapangan, Kelvin dan teman-temannya tiba di lapangan.
Dan saat itu juga Kelvin menatap ke arahku. Tetapi aku pura-pura tidak melihatnya.
"Baik anak-anak sebelum mulai olahraga, ada baiknya kita pemanasan terlebih dahulu" ujar Pak Ver.
"Saya mau yang menjadi kapten pemanasannya adalah Kelvin. Ayo Kelvin kamu pimpin pemanasan" ujar Pak Ver.
Dengan cepat Kelvin melaksanakan tugasnya.
Setelah pemanasan sudah selesai, Pak Ver pun menyuruh kami semua untuk jogging 10 kali putaran mengelilingi lapangan.
"Ih.. Pak banyak banget 10 kali, ini lapangan gede banget" ujar salah satu murid.
"Ya Pak yang bener aja masa kita di suruh lari 10 kali dengan lapangan segede ini" ujar Andrew.
"Sudah-sudah jangan banyak komentar, cepet laksanakan atau tidak saya hukum kalian lari 50 keliling" ujar Pak Ver mengancam.
"Hadeuhh malas bangett gua di suruh lari cape..." ujar Dinda.
"Emang cuma lu doang yang malas? Gua juga kaleee mending gua ga masuk hari ini" ujarku.
"Ayokk anak-anak cepetan jangan malas, ini masih pagi" ujar Pak Ver.
Akhirnya kami menuruti permintaan Pak Ver dan melaksanakannya.
Ketika aku dan Dinda sedang lari dan mengobrol di lapangan bersama, tiba-tiba aku terpelesat dan ditahan oleh James.
Ketika aku di tahan oleh James, aku dan dia saling menatap.
"Kamu gapapa?" ujar James dengan cemas.
"Ehem" ujar Dinda sengaja
"Ehh... Gapapa, makasih udah bantuin" ujarku kaget.
"Oke" ujar James tersenyum.
Di saat itu juga aku kaget dan tidak tau mau melakukan apa. Dan setelah itu, James melanjutkan joggingnya.
"Kenapa sih banyak banget drama di depan mataku ini!" Cape aku lihatnya" ujar Dinda cemburu.
"Ehh... maaf dongg aduhhh temenkuuu, jangan cemburu dongg" ujarku bercanda.
"Terserah" ujar Dinda bete.
"Eh mau kemana, jangan gitu dongg, aku traktir makanan deh nanti pas isitirahat" ujarku.
"Yaa mau jogging lah, mau dimarahin sama Pak Ver? Eh tapi beneran mau traktir?" ujar Dinda menatapku.
"Giliran traktiran baru seneng" ujarku.
"Oh gaboleh? Yaudah gapapa balik marah lagi aja ahh" ujar Dinda.
"Jangan dongg... Kan bercanda" ujarku sambil bercanda dengan Dinda.
Haii guysss.... Penasaran gimana kelanjutannya? Yukk ikutin terus ceritanya. Maaf bila ada salah kata atau sebagainya😊
Don't forget to comment and vote thankyouu❤
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE
Teen FictionKisah ini menceritakan seorang anak laki-laki yang jatuh cinta pada akhirnya kepada seorang perempuan di sekolahnya. Meskipun awalnya mereka saling tidak suka, tetapi lama kelamaan timbullah rasa suka/cinta. Apa yang terjadi di antara mereka?