Part 9

18 3 2
                                    


"Prittttt..." bunyi pluit.

"Cepat kumpul di sini" ujar Pak Ver.

Kami pun dengan segera mendengarkan guru tersebut dan mendekati dia.

"Oke anak-anak hari ini kita tidak akan belajar yang berat-berat. Tapi kita akan bermain basket" ujar Pak Ver tersenyum.

"Wahh yang bener Pak? Demen gua kayak begini" ujar Andrew.

"Ya. Nah sekarang waktunya Bapak pilihkan kelompok buat bermain dan ini kelompoknya campur yah cewek dan cowok" ujar Pak Ver.

"Wah yang bener aja Pak? Masa dipilihin?" ujar Dinda.

"Iya Pak" ujar salah satu anggota murid.

"Bersungut-sungut" ujar semua murid.

"Sudah-sudah jangan banyak komentar. Ini mau main apa tidak? Kalau tidak menuruti komentar Bapak, kita lebih baik belajar fisik" ujar Pak Ver tegas.

"Ehh.. Jangan dong Pak" ujarku tersenyum terpaksa.

"Gua hanya bisa berserah sama Pak Ver" ujar Dinda.

"Oke kalau gitu Bapak akan memulai memilih kelompok 1 dan kelompok 2" ujar Pak Ver.

"Kelompok 1 anggotanya : Kelvin, James, Bella, Keysia, dan Amel. Lalu kelompok 2 anggotanya : Jason, Andrew, Hans, Dinda, dan Terre. Dan sisanya nanti saya buat. Sekarang yang belum saya buat kelompoknya nonton dulu"ujar Pak Ver.

"Wahhh Din... kita pisah, gimana dong? Gua bareng sama si Kelvin" ujarku cemas.

"Waduh.. gapapa wkwkwk kesempatan, lihat daritadi tuh Kelvin liatin kamu dari jauh kayaknya dia masih cemburu soal James nolongin kamu kepeleset" ujar Dinda mengeluarkan lidah mengejek.

"Ihh apaan sih.. Din bantu gue kali ini bilang ke Pak Ver gua gamau main basket" ujarku memohon.

"Hmm.. Tidak bisa wkwkwk. Gapapa sayangku ini tuh memang sudah takdir cinta kamu sama dia oke? Semangat!! Jangan sedih mulu yang berlalu biarlah berlalu. Bye bye kita jadi musuh" ujar Dinda.

"Eh... Din, gajadi traktirannya" ujarku cemberut dan kesal.

"Bell kamu ngapain di sana? Cepetan masuk ke kelompok kamu" ujar Pak Ver.

"Eh.. Iya iya Pak" ujarku kebingungan tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku pun segera masuk ke kelompok tersebut.

"Baik kita mulai... Prittt" ujar Pak Ver.

Pertandingan pun mulai, meskipun hanya permainan.

Tapi ketika aku berada dalam kelompok tersebut bersama Kelvin, aku hanya bisa terdiam tidak bisa melakukan apa-apa.

Hatiku masih terasa sakit karena dihina dia dan teman-temannya.

Juga Dinda temenku hanya bisa menyemangatiku dari kejauhan.

Aku hanya bisa diam, merenung di lapangan dan melihat sekelilingku.

"Awas Bella.." teriakan Kelvin.

"Blakkk...."

"Bell.. Bella.. bangun" ujar James sambil memeriksa keadaan Bella.

"Oh tidakk Bella..." ujar Dinda kaget dan sedih.

"Aduh.. Bella pingsan? Cepat James, bawa segera Bella ke UKS dan segera obati" ujar Pak Ver.

Dengan cepat, James menggendong Bella dan mengantarnya ke UKS.

"Baik anak-anak pelajaran olahraga kita selesai sampai disini, kita lanjutkan minggu depan. Silahkan ganti pakaian kalian dan istirahat" ujar Pak Ver.

"Ini semua gara-gara lu Jason, kalo main yang bener dong! Lihat Bella jadi pingsan" ujar Kelvin marah.

"Wait.. wait.. wait.. sejak kapan lu jadi care sama anak bodoh itu? Apa jangan-jangan lu suka sama dia?" ujar Jason dengan muka sombong.

"Eh.. Lu kalo ngomong dijaga. Dia punya nama! Dan kalo gua suka sama dia kenapa?" ujar Kelvin marah sambil menarik baju Jason.

"Oh jadi sudah ada yang puber yah? Aduh saya ga bisa ngomong apa-apa" ujar Jason tertawa mengejek.

"Eh.. Eh.. sudah sudah.. jangan berantem kayak anak kecil" ujar Hans.

"Mendingan sekarang parada ganti baju abis itu ke kantin makan" ujar Hans.

Akhirnya Kelvin pun melepaskan tangannya dan segera mengganti pakaian.

Sedangkan Jason hanya menatap penuh ketajaman kepada Kelvin.

Haii guysss.... Penasaran gimana kelanjutannya? Yukk ikutin terus ceritanya. Maaf bila ada salah kata atau sebagainya😊
Don't forget to comment and vote thankyouu❤

YOU ARE MINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang