•33•

2.5K 171 24
                                    

Prak!

"Jeongin! Apa-apaan sih, hp di banting-banting!" omel Jisung.

Jeongin natep lurus. Dia masih syok.

"Je... Kenapa? Kok nangis?"

"Je... Duh, maaf... Jadi kelepasan bentak lu"

"Hiks... Hyun-jin... Hiks"

"Hyunjin kenapa?"

"HYUNJIN JAHAT! hiks... JEJE BENCI KAK JIN!"

Jeongin teriak-teriak ga jelas. Jisung binggung ini Jeongin kenapa?

"Je, kenapa sih? Bilang–"

Bruk!

Saking syok nya, bikin Jeongin pingsan. Untung jatohnya ke arah Jisung.

"Eh, loh kok pingsan?!

KAK MINHO!!"

.
.
.

"BANGSAT!"

"Ada apa kak?" -Felix.

Felix kaget, tiba-tiba Changbin ngomong kasar sambil ngeremet/? hp nya.

"Buka hp lu! Ada artikel yang lagi trending"

Felix segera buka hp nya. Terus cari-cari artikel apa yang lagi trending.

"Apa sih? Anak pengusaha kaya di Prancis dikabarkan akan menikah akhir pekan mendatang. Calon suaminya asli korea beroknum H–

"HYUNJIN??!!"

.
.
.

Jeongin perlahan membuka matanya.

"Hiks..  Jisung... Hiks..." Jeongin meluk Jisung yang duduk di pinggir ranjang.

"Je.. Pasti sakit banget yah?"

"Iyalah, hiks... Jahat banget sih Hyunjin! Jeje benci!! Benci benci benci!! Jeje kecewa sama dia! Jeje muak liat mukanya!"

"Je.. Terus sekarang lu mau gimana?"

"Jeje mau pergi dari sini aja! Jeje udah males urusan sama yang namanya Hyunjin. Hati jeje cape."

"Perlahan aku coba ngelupain dia, dengan cara menjauh dari kehidupan-kehidupan yang bikin aku inget dia"

Jisung ngelus kepalanya Jeongin.

"Apapun keputusannya, kita pasti dukung kok. Lo ga sendiri. Lo masih punya kita sahabat lo sama Chan. Dan lo juga punya dia yang sekarang sepenuhnya tanggung jawab lo"

Jisung ngelus perut besar Jeongin.

Jeongin kembali meneteskan air matanya.

.
.
.

Malam ini, Jeongin sendiri di apartemen. Jika saja emosinya ga bisa terkendali, pasti apart ini udah jadi kapal pecah. Dimana-mana ada foto Hyunjin, Jeongin atau Hyunjin dan Jeongin.

Air matanya menetes kembali saat menatap foto dirinya dan Hyunjin yang terakhir, mereka menggunakan seragam sekolahnya dan Hyunjin memegang surat kelulusan dan Jeontin yang memegang sebuket bunga.

Lalu matanya beralih lagi ke foto di sebelahnya. Jeongin yang bersandar nyaman di punggung Hyunjin.

Kemana semua janjinya Hyunjin? Katanya dia bakal tanggung jawab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kemana semua janjinya Hyunjin? Katanya dia bakal tanggung jawab. Katanya dia ga bakal ninggalin Jeongin. Katanya dia bakal selalu ada di samping Jeongin. Katanya dia selalu ada di saat Jeongin sedih. Katanya dia bakal hajar orang yang bikin Jeongin nangis. Katanya sayang. Katanya cinta.

Tapi apa nyatanya? Itu semua hanya, bullshit!

Mau ga nerima takdir, tapi nyatanya takdirnya kayak gini. Mungkinkah ini udah jalannya. Dipertemukan dengan rasa benci dan di pisahkan dengan rasa benci pula.

Mencoba untuk mengikhlaskan mu bersamanya...
Meski hati ini begitu sakit dan mata ini terus meneteskan air mata...
Apalah daya ku disini, hanya bisa menerima takdir yang begitu menyakitkan.

Inilah aku, dengan segala kekuatanku mencintaimu...
Memiliki mu lagi sepertinya tak mungkin.
Kini aku hanya bisa mendoakan mu hidup bahagia bersama wanita yang mengalahkan ku... :)


—end—

🐢🐢🐢

Udah end serius :v

Sad ending ya :(

Makasih loh yang udah mau baca sampe 2k, aku terharu :(



Btw, bikin sequel mau ga?

Ga, juga gpp sih.

°•вencι•° [нyυnjeong-ѕĸz]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang