"Eunghh" lengguh Jennie saat merasakan sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya. "Aduh kepala gue" ringisnya sambil memegangi kepalanya yang berdenyut denyut seperti sedang menonton konser musik rock.
"Jennie lo udah bangun?" tanya seorang laki laki yang sedang berdiri diambang pintu dengan kedua tangannya yang dimasukan ke dalam saku celana.
Jennie menoleh, "Lah kak Seokjin ngapain disini? Terus gue dimana?" tanyanya panik, pasalnya ia merasa sangat asing dengan bangunan yang sedang ia tempati saat ini.
"Suka suka gue lah mau ngapain, rumah gue ini" jawab Seokjin santai sambil melangkahkan kakinya ke dalam.
Seketika mata Jennie membola, "apa lo bilang? Jadi sekarang gue ada dirumah lo?"
"Yap, lebih tepatnya dikamar gue" Seokjin duduk disebelah Jennie tanpa menghiraukan tatapan gadis itu.
"Gila" umpat Jennie.
"Ko lo malah ngumpatin gue gila si? Harusnya lo tuh bersyukur masih ada pangeran tampan yang mau gotong lo dari rooftop sekolah sampe sini" cerocos Seokjin sewot dan dibalas dengan jitakan kecil dari Jennie hingga membuat cowok itu meringis.
"Harusnya lo tuh ngaterin gue pulang bukan malah dibawa kesini tau ga"
"Gue ga tau rumah lo bodoh" Seokjin memutar bola matanya malas.
Sedangkan Jennie hanya menghela nafas panjang sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
"Lagian lo ngapain si ujan ujanan di rooftop? Berasa lagi main film Uttaran apa gimana?
Mendengar itu tubuh Jennie langsung mematung, seketika semua ingatan tentang Taehyung kembali terbesit di fikirannya.
Tuhan, apa yang sudah ia lakukan?
Bodoh, untuk apa ia membiarkan tubuhnya diguyur air hujan seperti itu? Untuk apa ia menghabiskan air matanya hanya untuk laki laki seperti itu? Mencintai seseorang bukan hanya membuatnya buta, tapi juga membuatnya semakin bodoh.
Tapi apa salahnya juga?
Coba kalian fikir, bagaimana perasaan kalian saat cowok yang kalian suka membentak kalian?
Apalagi dengan seenak jidatnya dia menyalahkan kalian karena sudah menaruh alat kebersihan sembarangan? Dan menuduh kalian membuat celaka seseorang?
Huftt, menyebalkan sekali bukan.
Pandangan Jennie menatap lurus ke depan, matanya merah menahan air mata yang memaksa untuk keluar, bibirnya bergetar.
Seokjin yang melihat itu langsung panik, pasalnya Seokjin hanya ingin bertanya kepada Jennie tapi ia malah merasa bersalah karena membuat anak orang hampir menangis.
"Jen astaga jangan nangis dong elah baperan amat, gua kan cuma nanya doang" Seokjin memohon.
Sadar dengan keadaan, buru buru Jennie mengedipkan matanya beberapa kali untuk menghilangkan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya dan segera menolehkan kepalanya ke Seokjin.
Jennie tergelak
Yang benar saja, posisi Seokjin saat ini benar benar memalukan. Cowok itu sedang menyatukan kedua telapak tangannya dan menaruhnya didepan dada seolah olah ia sedang memohon ampun, jangan lupakan juga mulutnya yang terus komat kamit entah sedang berbicara apa. Seperti sedang melakukan proses syuting MV dari lagu 'mbah dukun'
"Lo ngapain kak?" tanya Jennie disela sela tawanya.
Cowok yang di tanya membuka sebelah matanya, "lo udah ga nangis?" tanyanya sambil tetap mempertahankan posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You but I Hate You [REVISI]
أدب المراهقين❝I hate you!! I hate when you hurt my heart, but I also can't deny that I really love you❞