MAMD-1

20K 760 92
                                    

Namanya Haura Syafiqa. Biasa dipanggil Ara. Gadis berusia 19 tahun ini anak tunggal pasangan Donni Syafiq dan Airina Mutia. Berparas cantik, badan proporsional dengan kulit kuning langsat membuat orang betah berlama-lama memandangnya, ditambah lagi sifatnya yang ramah dan mudah bergaul.
Walau terlahir dalam keluarga yang kaya dan terpandang, namun di kesehariannya, Ara sangatlah rendah hati.

Memiliki dua orang sahabat sejak SMA hingga sekarang kuliah semester tiga, membuatnya tak pernah merasa kesepian. Secara rutin mereka selalu menyiapkan waktu untuk menginap bersama. Bahkan para orangtua juga sudah saling akrab. Persahabatan yang sudah terjalian sekian lama itu bahkan telah berubah rasa menjadi tali persaudaraan.

®®®®®®

"Hei... Bangun, banguuun! Anak gadis, udh jam 9 gini masih ngumpet dalam selimut. Mau jadi apa? Jodohnya ntar dipatok ayam lho!" Suara Dinda, mama Danisha. Membuka satu persatu tirai jendela dikamar Danisha.
Ya, ini weekend, ketiga sahabat ini sedang menginap di rumah Danisha.

"Ngantuk Ma, tadi habis subuhan gak bisa langsung tidur. Hampir jam 7 tadi kami baru tidur lagi!" Danisha bersuara dari balik selimut. Ketiga remaja itu kompak menutup wajahnya dengan selimut, karena silau matahari yg tiba tiba menyeruak masuk ke dalam kamar yang awalnya gelap.

"Gak mau tau, pokoknya jam 10 an dah harus pada rapi ya. Selesai beresin kamar, mandi, sarapan. Terus jeput Kak Damar dibandara. Pesawatnya landing sekitar jam 12." titah Mama Dinda sambil beranjak keluar kamar.

Ara yang tidur sambil menelungkup, sontak mengangkat kepalanya tegak. Masih didalam selimut, berusaha sadar dari rasa kantuknya dan memastikan pendengarannya tidak salah.

Ara mengguncang pelan tubuh Danisha yg masih memejamkan mata. Danisha tak bergeming. Ara kembali mengguncang bahu Danisha, hingga akhirnya Danisha terbangun dengan wajah kesal.

"Kak Damar pulang hari ini?"

"Bodo amat!" Danisha menjawab kesal sambil bergeser menjauh dari Ara, berharap tak lagi diguncang Ara agar bangun.

"Udah 4 tahun juga gue gak ketemu Kak Damar ya Sha. Sombong banget tu orang gak pulang pulang, udah kayak bang toyib." Bernafas lega setelah mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut, Ara gak berharap dijawab oleh Danisha yg dia yakini sudah kembali terlelap.

"Ada kan Kak Damar pulang 2 kali, tapi pas lu nya juga lagi liburan ama Bokap Nyokap lu. Jadinya gak pernah ketemu. Selebihnya Danisha dan keluarga yang ke Perth." Ternyata Shafa yang menjawab dari dalam selimut. Sudah bangun dia.

"Iya sih. Padahal gue lagi kangen kangennya ama Kak Damar waktu itu, ya Fa!" Ara terkekeh pelan. Matanya Menatap langit langit kamar tak berkedip, mengingat masa masa berdukanya yg cukup panjang kala itu.

Flash back on

4 tahun yang lalu. Untuk kali pertama Ara jatuh cinta. Tapi sayang, cintanya tak berbalas. Sang pujaan bahkan tak tau kalau ada seorang gadis usia 15 tahun yang bisa mendadak deg degan, bibir kelu, lutut lemas tiap kali memandangnya, walaupun hanya dari kejauhan.
Ya, dialah Damar, sang pemilik cinta pertama Ara. Kakak satu satunya Danisha.
Jarak usia yang terbentang 7 tahun, membuat Damar tak pernah berinteraksi langsung ataupun mengenal dekat teman teman adiknya. Hanya sekedar tau bahwa Ara dan Shafa adalah sahabat adiknya.
Danisha dan Shafa tau, kalau Ara jatuh cinta pada Damar, bahkan sejak pada pandangan pertama. Memang tidak ada rahasia diantara mereka. Namun Ara mati matian meminta Danisha dan Shafa berjanji untuk tidak memberitahukan siapapun tentang perasaannya itu.
Sampai akhirnya Damar lulus kuliah dan mendapat tawaran bekerja di Perth, Australia.
Ara benar benar patah hati.
Merasa selama ini, walaupun cinta dalam diam, si cinta selalu ada di depan mata jikalau rindu melanda. Sedangkan kini sebentar lagi si cinta akan pergi jauh, entah kapan kembali. Yakin bahwa cintanya takkan pernah tersampaikan, saat itu Ara menjadi lebih pendiam dan tak pernah mau diajak ke rumah Danisha lagi. Mau belajar move on katanya.

Maaf, Aku Memilih Dia! (Tamat Pindah Ke DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang