MAMD-9

5.1K 488 26
                                    

Haiii... Semangat!
Yang mulai sekolah, yang mulai aktifitas hari ini, semangat yaaa...

Biar gak ngantuk, aku up deh!
Vote duluuu.. Jan lupa! 💝💝

------------------------------

Sejak mengenal Samudra dan teman-temannya, Danisha dan Shafa kerap kali janjian dengan mereka utk menghabiskan waktu di kantin usai jam kuliah.  Bukannya Ara tak pernah menolak, tapi selalu saja ada ancaman dari Danisha ataupun Shafa yang membuat Ara akhirnya mengalah dan berakhir di kursi meja kantin bersama mereka.

Teman-teman kampus Ara yang cewek banyak yang penasaran, bagaimana bisa sampai berteman akrab dengan --yang kata mereka-- cogan-cogan idola fakultas sebelah itu, tak jarang mereka merayu untuk minta di kenalkan. Tentu saja ditolak Danisha si judes.
'Gue bukan makelar, kalau mau kenalan, sana, usaha sendiri!'
See! ... Galak, kan?

Temen-temen cowok beda lagi, belakangan ini mereka sering menyindir gengnya Samudra, mungkin karena merasa tersaingi atau apalah. Tapi tak pernah ditanggapi, mereka toh sudah senior dan lagi pula Samudra dan temannya, berteman dengan tim basket Fakultas Sastra yang kebanyakan seangkatan juga dengan mereka. Tak jarang mereka berkumpul bersama menghabiskan waktu di kantin ini juga.

"Besok pasti datang, kan?" untuk yang kesekian kali Samudra bertanya pada Ara.

Ara memutar matanya malas.
"Kak! Lo udah nanya ini berkali- kali, ih! Ya, kalau Danisha ama Shafa juga pergi. Kalau sendiri gue ogah!"

"Kalau mereka gak pergi, lo gue jemput!"

"Gak mau!"

"Ra ...."

"Jangan ngeselin deh!" Ara memelototkan matanya pada Samudra.
Haris terkekeh diseberang meja, menyaksikan interaksi dua makhluk di didepannya.

Jangan heran, semenjak mengenal Samudra dan teman-temannya yang merupakan kakak tingkat, Ara dan teman-temannya memang memangggil geng Samudra dengan "Kakak".

Setelah dua bulan berteman, Ara memang sudah santai saja dengan modus dan gombalan Samudra, namun juteknya tetap gak berkurang, nomor Wa masih tersembunyi dan alamat rumah masih tersimpan rapat. Ara masih sekeras kepala itu menghadapi Samudra, untung Samudra sayang, Eh, sabar maksudnya.

Mereka dalam formasi lengkap kali ini, geng Samudra berlima, dan Ara bertiga, menikmati makan siang yang di sponsori oleh Dimas karena dia kemarin berulang tahun. Ditambah hari ini adalah hari bersantai, setelah dua minggu belakangan ini jorjoran konsen untuk pertandingan. Hari rileks sebelum menghadapi pertandingan final besok dimana tim basket Samudra akan mewakili kampus mereka untuk bertanding melawan tim basket Kampus X dalam laga final pertandingan persahabatan antar Kampus.

"Ara bakal datang Kak, bareng kami, tenang aja!" ujar Shafa. dia memaklumi kekhawatiran Samudra, karena sudah dua pertandingan yang dihadiri Shafa dan Danisha tapi Ara tidak ikut serta.

"Datang ya Ra, biar tim kami menang!" Bujuk Arya yang duduk berseberangan di meja sambil memasang wajah pura-pura memelasnya.
Seketika kulit kacang beterbangan ke wajahnya, disusul ejekan dan tawa dari teman-temannya yang menyaksikan kelakuannya.

"Geli! Tau gak?" cetus Danisha.
Ara terkekeh melihat Danisha mendorong wajah Arya menjauh dari Ara, karena saat membujuk tadi, Arya juga memajukan badannya.
Arya ikut tertawa, geli sendiri dengan kelakuannya.

"Kemarin-kemarin juga menang, gak ada gue!" Ucap Ara santai sambil memainkan ponselnya.
Samudra sontak menghentikan tawanya. Menatap Ara tajam. Ara yang menyadari diamnya Samudra, menatap balik. Menatap netra coklat Samudra yang baru Ara sadari warnanya. Sekian detik berlalu belum ada yang memutus tatapan. Ara merasa hatinya berdesir, jantungnya tiba-tiba berdetak tak karuan. Mengalah setelah sekian detik. Kembali menatap ponselnya. Menenangkan jantungnya.

Maaf, Aku Memilih Dia! (Tamat Pindah Ke DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang